NusaNTaRa.Com
byFarhaMTukirmaN, S e n i n, 0 3 J u n i 2 0 2 4
Rombongan Deddy Yevri Sitorus dalam perjuangannya di Kalimantan Utara |
Izin H Udin Hianggio Sebelum Bergabung
Tulisan ini lama saya simpan dikepala. Menunggu Pemilu berakhir. Lagian selama kampanye tidak ada waktu menulis. Saatnya mengumpulkan serpihan-serpihan cerita menarik salama saya mendampingi Deddy Yefri Sitorus, Anggota DPR RI terpilih dari PDI Perjuangan. Bagaimana karakternya? Siapa orang paling berpengaruh atas pencapaian politiknya ? Bagaimana Ia menyiapkan strategi dan melawan serangan politik bertubi-tubi yang menyerang dirinya. Berikut ceritanya. Saya terbilang baru bergabung di tim Deddy Yefri Sitorus. Kendati berteman cukup lama. Jauh sebelum Ia memutuskan nyaleg di Kalimantan Utara. Perkenalan pertama saat Pemilihan Gubernur Kaltara tahun 2015. Deddy menjadi utusan khusus DPP PDI Perjuangan yang mengusung pasangan Irianto Lambrie-Udin Hianggio.
Di momen itu, karakter Deddy Y Sitorus sudah terlihat. Ia matang di lapangan. Jago strategi. Pandai memotivasi tim. Maklum Deddy berpengalaman menjadi tim kampanye di Pemilu dan Pilkada di seluruh Indonesia. Anda sudah tahu. Pilgub pertama di Kaltara itu dimenangkan Irianto Lambrie-Udin Hianggio. Deddy menjadi orang terpenting dalam kemenangan itu. Wajar jika Ia sampai mendapatkan reward dari partainya untuk maju dalam Pemilu tahun 2019 mewakili Daerah Pilihan Kalimantan Utara.
Pasca Pilgub hubungan saya dengan Deddy Y Sitorus tidak intens. Saya lebih banyak mendampingi Wakil Gubernur H Udin Hianggio, walau pun diluar sistem. Saya mengetahui rencana Deddy nyaleg. Tapi belum bergabung dalam timnya. Baru 3 bulan menjelang coblosan, kami timnya H Udin Hianggio diminta untuk membantu. Khususnya memperkuat di Kota Tarakan.
Saya ingat sempat bertemu di loby Hotel Swissbel. Di tempat itu, Deddy meminta kami untuk menggarap Tarakan. Tim baru ini dibawah kendali Iwan Setiawan. Kampanye berjalan. Hasilnya Deddy memperoleh suara sekitar 8000 lebih di Kota Tarakan. Di Pemilu ini Deddy Y Sitorus ternyata meraih suara terbesar se Kaltara. Dan mengantarkannya ke Senayan. Posisi yang dulu nyaris diraihnya waktu nyaleg di Dapil Riau. Usai Pemilu itu, saya dan kawan-kawan timnya H Udin Hianggio kembali fokus mempersiapkan Pilgub tahun 2020. Otomatis, tidak satu pun kami masuk dalam tim Deddy. Baik Tenaga Ahli atau pun staf Dapil. Tidak masalah. Bagi saya dan teman-teman Pilgub jauh lebih penting. Apalagi kami sadar, kami adalah gerbong terakhir yang bergabung. Kontribusi pun tidak terlalu besar.
Buat kami, rekom PDI Perjuangan untuk H Udin Hianggio jauh lebih penting, dari sekadar menjadi staf dapil. Ternyata, Anda sudah tahu, rekom PDI Perjuangan untuk H Udin Hianggio yang sudah ditangan lepas. Di waktu krusial itu, Deddy Y Sitorus sempat menelepon saya. Dia mengatakan, tidak sanggup mempertahankan rekom itu. Saya sangat faham posisinya. Deddy Y Sitorus bukanlah pengurus DPP. Dia hanya kader biasa. Sedikit pun saya tidak kecewa. Toh, H Udin Hianggio tetap bisa maju di Pilgub berbekal rekomendasi Partai Hanura dan PKB.
Lagi-lagi Anda sudah tahun hasil Pilgub 2020 itu. H Udin Hianggio dan Almarhum Undunsyah tidak mampu menjadi Gubernur Kaltara. Yang menang Zainal Paliwang-Yansen TP, pasangan yang direkomendasi PDI Perjuangan. Secara politik lagi-lagi Deddy Y Sitorus mendapat point plus dimata DPP. Usai Pilgub saya kembali ke habitat. Berkontemplasi. Apalagi kebetulan Covid 19 sedang melanda. Nyaris semua kegiatan berhenti total. Termasuk aktivitas para anggota DPR RI.
Setelah Covid 19 mereda saya baru kembali bertemu dengannya. Itu pun sesekali saja. Saat dia berkunjung ke Dapil. Dalam satu pertemuan, Ia meminta saya bergabung di timnya. Tawaran itu tidak saya iya-kan. Saya harus izin dulu ke H Udin Hianggio. ‘’ Pak, Deddy Y Sitorus minta saya bergabung di timnya. Boleh nggak ? ’’, Ujar SiDin Doddy Irvan ke Pak Udin Hianggio, ‘’ Silahkan Pai. Kalau itu yang terbaik buat kamu, saya tidak masalah ’’, Ujar SiDin Pak Udin Hianggioa dengan Plabomoranya (Hebatnya).
Mengapa harus izin ke H udin ? Itulah etika. Saya merasakan kebatinan beliau. Biar bagaimana pun kami sempat terluka atas sikap DPP PDI Perjuangan mencabut rekomendasi itu. Namun, H Udin bukanlah politisi pendendam. Ia sudah tidak mempersoalkan peristiwa itu. Walau pun sebagian teman, mempersoalkannya. Menurut penilaian saya, ada kesamaan karakter antara H Udin Hianggio dan Deddy Y Sitorus. Keduanya adalah politisi petarung. Tidak pernah mundur menghadapi musuh. Karakter itu yang membuat saya meyakini tidak sulit beradaptasi. Saya punya pengalaman mendampingi politisi ‘’kepala batu.’’
Lampu hijau itu saya sampaikan ke Deddy Y Sitorus. Saya ingat pertama kali ikut kunjungannya ke Dapil adalah ke Tanjung Selor. Pakai speed pribadinya. Ada suasana berbeda yang saya rasakan. Walau pun sebagian besar timnya saya mengenal baik mereka. Tapi sebagai anak baru harus pandai-pandai membawa diri. Disitulah saya pertama kali mengenal lebih dekat Ida Suryani, istrinya. Kesan saya positif. Saya meyakini, Ida Suryani-lah orang yang paling besar pengaruhnya hingga membuat Deddy Yefri Sitorus menjadi politisi yang diperhitungkan sampai hari ini. Bagaiman pengaruhnya nanti akan saya buatkan tulisan khusus.
Sajak itu, saya selalu ikut kemana pun Deddy Y Sitorus berkunjung ke Dapil. Bulungan, Nunukan, Malinau hingga KTT. Namun ada tugas yang paling berkesan saat terlibat dalam kunjungan kerja dengan Direksi Pertamina ke perbatasan. Kunjungan ini menggunakan Helikopter Sikorsky. Bagaimana ceritanya ? (Bersambung) (dr.FB.DoddyIrvan.05/04/2024).
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Sitorus |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar