Jumat, 14 Juni 2024

MASYARAKT PERBATASAN DAN TERPENCIL THAILAND TERANCAM PENCEMARAN MERKURI DARI LAOS

NusaNTaRa.Com 

byBahrIHasupiaN,          R   a   b   u,     1   2     J   u   n   i      2   0   2   4

Pembangkit Listrik di Honsa Laos yang berdampak ke perbatasan Thuiland

Kanchanaporn Paeng-ud di fajar cerah sedang berdiri di puncak bukit tempat keluarganya mengolah tapioca sesekali ia memandang  lembah-lembah luas yang menghampar hingga ke negara tetangga, Laos.   Sejauh sekitar 20 kilometer di sana, gumpalan-gumpalan asap yang mengepul tinggi ke langit terlihat di cakrawala. Selama lima bulan dalam setahun, bubungan asap serupa awan itu larut menjadi partikel-partikel kecil, lantas terhembus oleh angin sampai ke kampung halamannya Nan di Thailand.

Proyek Pembangkit Listrik Mulut Tambang Hongsa menjadi sumber asap itu, pembangkit listrik tenaga batu bara yang mulai beroperasi pada tahun 2015 di Provinsi Xayaboury, Laos.   Sejak itu, orang-orang di perbukitan Nan, satu provinsi di timur laut Thailand yang berbatasan dengan Laos, menyaksikan betapa hal-hal janggal kerap terjadi di kampung-kampung mereka, termasuk gangguan kesehatan.

Di Distrik Chalermprakiat, penduduk setempat mengamati bagaimana tanaman-tanaman mereka tak bisa dipanen karena penyakit  dan tanah pun makin tak subur,  bahkan  mereka diperingatkan untuk tidak makan ikan lokal dan berhati-hati dengan air yang mereka minum dimana  anak-anak, pada khususnya, kerap terjangkit penyakit pernapasan.  Kecurigaan kian pekat menyelimuti. Warga yakin pembangkit listrik penuh polusi di sisi lain perbatasan itulah penyebabnya.  Chalermprakiat merupakan sudut terpencil di negara Thailand, tempat tinggal masyarakat etnis Lua yang bergantung erat pada hasil bumi – memanen kopi, beras, jagung, udang, kepiting, dan ikan.

Kemunculan pembangkit listrik Hongsa melahirkan isu tak sedap yang hari demi hari, hidup terasa makin menegangkan, dan banyak warga yang khawatir masalah kesehatan akan kian parah di tahun-tahun mendatang.     Orang-orang kampung khawatir. Sebab kalau dampak ini benar-benar datang dari sisi sana, kami bisa apa? Kami tidak bisa pindahkan desa karena kami lahir di sini dan semua yang dimiliki orang-orang kampung ya adanya di sini   ”,  Ujar SiDinGal Kanchanaporn mengungkapkan.   Setelah bertahun-tahun melakukan pengumpulan data, observasi lingkungan, dan sains warga (citizen science), korelasi kuat  antara  pembangkit listrik Hongsa dan keadaan 8 desa di Nan. 

Didanai oleh Health Systems Research Institute, sebuah lembaga negara yang otonom di Thailand, sekelompok pakar yang terlatih dalam bidang teknik, ilmu sosial, kesehatan, dan hukum lingkungan telah mengumpulkan bukti tercemarnya udara, tanah, dan air oleh logam-logam berat di area itu.      Kemudian, kami mengumpulkan sampel-sampel di berbagai lokasi yang kami perkirakan memiliki tingkat dampak yang berbeda-beda," jelas Profesor Tanapol Penrat dari Fakultas Teknik Lingkungan di Naresuan University.

Pertanian Desa perbatasan Thailand seperti Nan mengalami
dampak pencemaran Industri dari Laos

Harap dan cemas semakin berkecamuk di tengah rencana pembangunan megaproyek jembatan darat Kra di Thailand,     Kami menemukan bahwa jumlah polutan yang mengendap di area ini, yang berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara, berkorelasi dengan dampak yang dilihat petani dan ... dengan pH (tingkat keasaman) tanah  ”,  Ujar SiDinGal  menambahkan dan      Jadi, kami menyimpulkan adanya kontribusi signifikan dari pembangkit listrik tenaga batu bara tersebut  ”.   Yang paling mengkhawatirkan bagi masyarakat adalah penemuan dan peningkatan toksin berbahaya yang tak terlihat: merkuri.

KELANGGENGAN MERKURI

Napaporn Pongprasert  sukarelawan di puskesmas desa Nam Ree selama lebih dari empat tahun.  Misi utamanya :  melacak keberadaan merkuri.   Dia mengaku tidak pernah menyangka perannya di masyarakat akan melibatkan penangkapan ikan untuk pengambilan sampel bahan kimia  atau membantu pengujian rambut perempuan dan anak-anak setempat.   Merkuri dihasilkan dalam bentuk gas dari pembangkit listrik selama proses pembakaran batu bara  dan  menyebar melalui udara, air, dan tanah ke daerah sekitarnya,   merkuri di udara tidak terlalu beracun,  namun dampaknya meningkat ketika mengendap di air dan diserap oleh aneka hewan atau organisme laut.

"  Terjadi biomagnifikasi pada ikan sekitar 12.000 kali lipat dari konsentrasi yang tersimpan  ",   Ujar SiDin Prof. Tanapol dengan Plabomoranya (Hebatnya).  Tim peneliti ahli telah membantu melatih para relawan lokal seperti Napaporn dan Kanchanaporn untuk memantau lingkungan, mengukur berbagai parameter dasar di tanah dan air, kemudian memasukkan data tersebut ke satu sistem terpusat.   Ikan dengan kadar merkuri setinggi 0,16mg/kg telah diamati di daerah setempat  dan ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan para ahli. Lokasi ikan yang terdampak berkorelasi dengan model distribusi yang dirancang oleh Prof. Tanapol.

Meski angka ini masih di bawah batas maksimum yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) – yakni 0,5mg/kg – fakta bahwa dalam delapan tahun saja merkuri telah menyeruak ke lingkungan hingga skala ini merupakan masalah serius.  Pembangkit listrik Hongsa mengantongi konsesi pembangkit listrik selama 25 tahun, meningkatkan ketakutan akan potensi kontaminasi jangka panjang jika situasi ini tidak segera diatasi.

  Sekalipun merkuri dilepaskan dalam jumlah kecil, ketika memasuki rantai makanan dan ekosistem, toksisitasnya bisa meningkat sampai ratusan ribu kali lipat.  Misalnya, ketika orang makan ikan, tingkat racunnya akan turut meningkat  ”,   Ungkap SiDin Somporn Pengkam, direktur proyek penelitian pengembangan sistem pemantauan kesehatan masyarakat di Nan sekaligus ahli kesehatan dari Chulalongkorn University di Bangkok.  Merkuri pun telah terdeteksi dalam sampel rambut perempuan-perempuan di delapan desa di Nan.

Paparan merkuri dapat memengaruhi sistem saraf, pencernaan, kekebalan tubuh, pernapasan, paru-paru, dan ginjal manusia.   Merkuri dapat menyebabkan kanker, serta masalah perkembangan otak pada bayi.     Karena ketika terjadi paparan merkuri, merkuri ini tidak akan menumpuk di badan ibu melainkan pada janin, masuk melalui tali pusar. Ketika bayi lahir, bisa jadi akan ada masalah berupa perkembangan yang lambat  ”,  Ungkap  SiDin Somporn menambahkan.

Bagi Napaporn, makanan pokok yang vital bagi masyarakat setempat kini justru menimbulkan kecemasan dan keresahan,     Orang desa kan makan ikan tiap hari, dan kami tidak tahu apa yang ada di dalamnya dan kami jadi terus bertanya-tanya soal itu. Saya orang pertama yang tidak mau makan ikan. Dan saya sampai sekarang masih tidak mau makan ikan  ”,  Ujar SiDin Napaporn.    Dampak buruk merkuri pada lingkungan tak bisa hilang, dan degradasi tanah pertanian yang terjadi begitu cepat pun makin membebani masyarakat.

Analisis Prof. Tanapol dan catatan lanjutan di lapangan menunjukkan peningkatan kadar nitrogen dioksida dan sulfur dioksida yang terbentuk dari pembakaran batu bara. Akibatnya, tanah menjadi sangat asam, lalu muncullah penyakit tanaman seperti blas padi dan hawar daun,     Kami melihat berbagai kejanggalan di kawasan ini. Misalnya, leci yang kami tanam tidak berbuah. Di hutan, kami melihat tanaman mudah mati   ”,  Ujar SiGaluh Jirapat Saensri, wakil kepala Organisasi Administrasi Subdistrik Khun Nan,     Dan penduduk desa pun hasil panennya jauh lebih sedikit daripada sebelumnya. Berdasarkan data lama kami, produksi murbei sekitar 200 ton per tahun atau per panen. Sekarang, hanya 30 atau 40 ton  ”.

Akan hal ini.   Komunitas-komunitas di Nan telah mengajukan keluhan mengenai dampak-dampak lintas batas proyek tersebut ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Thailand (NHRC).  Komisi ini kemudian menginvestigasi berbagai masalah tersebut, serta berencana melaporkan kumpulan temuan serta rekomendasinya kepada pemerintah dalam beberapa bulan mendatang.     Kami, NHRC, mengajukan kepada perusahaan-perusahaan ini bahwa jika mereka berinvestasi bersama-sama, meskipun ini letaknya di Laos, mereka tetap bertanggung jawab kepada masyarakat Thailand di sekitar lokasi yang bisa terkena dampaknya  ”,   Ujar  SiDin Sayamol Kraiyunwong, Komisioner Nasional Hak Asasi Manusia Thailand.

  Tak kalah penting, perusahaan juga harus bertanggung jawab atas masyarakat Lao    dan    "  Meskipun bukan konvensi internasional, terdapat prinsip universal tentang bisnis dan hak asasi manusia yang diterima seluruh dunia  ",   Ujar  SiDin Sayamol dengan  Soppengernya (Jumawanya).  Ia menambahkan, mengingat perusahaan-perusahaan investor dalam proyek ini terdaftar di pasar saham Thailand, mereka harus terikat oleh kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) Thailand. Kebijakan tersebut mencangkum pula pembangunan berkelanjutan dan pertimbangan lingkungan.

Desa-desa di perbatasan Thailand dan Laos mengalami dampak
 lintas batas dari pembangkit listrik tenaga batu bara di dekatnya.

 

Masyaralat terpencil dan perbatasan Thailand terancam.

Pencemaran Industri dari negara tetangga semakin mengancam.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEJARAH ASAL USUL NASI KUNING DARI KERAJAAN HINDU JAWA DENGAN WARNA KUNINGNYA YANG SAKRAL

NusaNTaRa.Com  byMapiroHBorrA,     S   e   n   i   n,     1   0     J   u   n   i    2   0   2   4 Nasi Kuning kuliner khas Indonesia tela...