NusaNTaRa.Com
byMuhammaDNunukaN, M i n g g u, 2 3 J u n i 2 0 2 4
Jutaan jemaah haji masih memadati Masjidil Haram hingga Minggu (23/6) pagi waktu Makkah, Arab Saudi. |
Situasi ini bisa
cukup membingungkan bagi jemaah haji jika ingin mendapatkan tempat solat di
dalam wilayah Masjidil Haram, " Harus
pintar-pintar atur waktu dan cari tahu pintu masuk dan keluar agar bisa solat
di dalam Masjidil Haram ",
Ujar SiGaluH Juhanah Banta dengan
Boneernya (Semangatnya), salah satu jemaah haji asal Jukarta. Masjidil Haram selalu dipadati jemaah haji
dari berbagai penjuru dunia sejak menyelesaikan ibadah di Mina, sebagian besar jemaah haji yang memadati
Masjidil Haram adalah jemaah yang menunggu jadwal kepulangan.
Waktu terpadat berada
di Masjidil Haram selalu terjadi di antara waktu sebelum salat magrib hingga selesai salat
isya, karena saat ini sebagian besar jemaah selalu memilih akan bertahan di dalam Masjidil Haram usai
salat magrib sambil menunggu waktu isya tiba.
Jika memilih untuk meninggalkan
Masjidil Haram usai magrib, kemungkinan besar jemaah tidak akan bisa kembali
masuk dan sulit mendapatkan spot salat yang diinginkan terutama yang dekat
dengan Kabah, karena untuk kelanaran ibadah para petugas keamanan selalu memberlakukan
buka-tutup alur jalan kaki.
Hingga kini Jumlah
jemaah haji yang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan panas ekstrem
di Arab Saudi telah melebihi 1.000
orang. Menurut laporan AFP, dari jumlah
tersebut separuh di antaranya merupakan
jemaah yang menunaikan ibadah haji tanpa visa resmi. Jumlah korban meninggal dunia terbaru ini
dilaporkan pada Kamis (20/6), di mana penambahan jumlah korban berasal dari
Mesir. Menurut sumber diplomat yang
memberi rincian data tersebut, dari 658 warga negara Mesir yang meninggal dunia
di Saudi, 630 di antaranya adalah jemaah yang tidak terdaftar atau tidak menggunakan
visa resmi.
Selain Mesir dikabarkan banyak juga jemaah haji asal
negara Yordania dikabarkan meninggal
dunia di Arab Saudi, Hal ini bahkan
memicu kemarahan publik Yordania, yang menganggap pemerintah Saudi tak becus
dalam pelayanan haji sehingga banyak jemaah dari negara mereka meninggal
dunia. Sementara itu per Rabu
(19/06/2024) kemarin, dilaporkan sebanyak 165 jemaah asal Indonesia yang
meninggal saat menjalankan ibadah haji,
dari jumlah itu, tiga di antaranya meninggal karena heatstroke. " 165 (yang meninggal) ", Ujar SiDin Konsul Haji Kantor Urusan Haji
(KUH) Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Nasrullah Jassam.
Gelombang panas ekstrem memang sedang terjadi di sejumlah
wilayah di Arab Saudi, termasuk Mekkah dan Madinah. Suhu di Mekkah tercatat mencapai 51 hingga
53 derajat Celsius di beberapa wilayah pada musim haji tahun ini. Cuaca ekstrem ini menjadi penyebab utama
banyak jemaah yang tumbang, karena tidak kuat menahan kenaikan suhu drastis. Sebelumnya otoritas Saudi melaporkan telah
merawat lebih dari 2.000 jemaah yang mengalami heatstroke. Namun angka itu sendiri belum diperbarui
sejak akhir pekan lalu.
Dibutuhkan fisik luar biasa untuk berjalan puluhan kilometer
di bawah cuaca panas rata-rata 43 hingga 50 derajat celsius. Di antara empat lokasi ibadah haji, kondisi
di Mina terbilang paling tidak bersahabat bagi jemaah. Pemerintah Arab Saudi
harus benar-benar berpikir ulang dan menemukan cara yang lebih baik untuk
kegiatan ini, memang bukan tugas mudah
mengatur lebih dari 2 juta jemaah haji beribadah di dalam satu tempat hingga
tiga hari beruntun (empat jika jemaah menggunakan nafar tsani). Angka jemaah dipastikan ajan jauh lebih banyak jika dihitung jemaah yang
hadir di Mina tanpa visa resmi haji.
Petugas keamanan juga selalu meminta jemaah haji untuk tidak hanya berdiri dan menunggu di lokasi yang bukan diperuntukkan untuk solat karena dapat menyulitkan lalu lintaan para Jemaah, Alhasil, terkadang jemaah haji harus 'kucing-kucingan' dengan petugas keamanan.
Suhu panas ekstrim 1.000 jemaah moninggal |
Agar lebih aman Kerajaan Arab Saudi Harus membuat aturan haji lebih baik.
Aturan pelaksanaan dan Haji suhu ekstrim 1.000 jemaah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar