Sabtu, 25 Maret 2023

ASSURO MACA ACARA TRADISI MASYARAKAT MAKASSAR DALAM MENANTI 1 RAMADHAN

NusaNTaRa.Com

byMuhammaDBakrI,   R  a  b  u,   2  2   M  a  r  e  t   2  0  2  3

Masjid terapung Amirul Mukminin di Kota Makassar.

Berbagai tradisi dilakukan warga Makassar, Sulawesi Selatan, disela-sela menantikan kabar penentuan 1 Ramadan lewat sidang isbat Kementerian Agama sore ini.   Salah satu tradisi yang biasa digelar di sejumlah pelosok Makassar adalah kesibukan para ibu mempersiapkan acara assuro maca  yaitu  istilah Makassar bermagna  berdoa dan bergembira  dengan  berbagai kegiatan ritual karena masih  diberi kesempatan untuk  bertemu dengan bulan  Ramadhan yang penuh berkah serta berdoa untuk mereka yang telah pergi semoga damai disana bahkan sebelumnya ada yang menjiarahi kuburan keluarga.

Kegiatan tradisi  ibadah ini akan dihiasi dengan  beberapa jenis makanan,  Ketan berwarna,  buah-buahan terutama Pisang.  Nasi ketan berwarna atau hitam putih  ditata serupa bukit dalam piring dan bagian atasnya di letakkan telur ayam yang telah masak.    Disamping disimpan beras bersama daun sirih dalam piring kecil kemudian diletakkan Lilin menyala atau lidi dupa.   Kemudian piring pertama, buah-buah  dan  piring kedua  diletakkan bersama,  biasanya sajian tersebut di depan iman  atau orang pintar yang sekaligus akan memimpin acara  doa  kegembiraan menyambut ramadhan tersebut.

Kemudian yang membacakan doa-doa tersebut biasanya imam masjid atau pembaca doa akan meminta nama-nama keluar atau  keluarga yang telah meninggal dunia yang nantinya akan dikirimkan doa-doa agar beroleh hidup di dunia dan di sana lebih baik.     Setelah prosesi assuro maca selesai, pemilik rumah akan memanggil tetangga untuk menyantap makanan tersebut atau mengantar makanan tadi ke rumah tetangga maupun kerabat,    "  Biasanya ibu sudah sibuk kalau mendekati puasa, karena setelah maqrib sudah persiapan assuro maca. Ini sudah tradisi  ",  Ujar SiDin Daeng Pattemba di Jalan M Tahir Mukassar.

Assuro Maca telah dilakukan oleh warga suku   Makassar  secara turun temurun dari jaman dahulu kala.    "  Itu warisan nenek moyang, bentuk rasa syukur kita karena masih diberi umur panjang dan dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan  ",   Ujar SiDin Daeng Makka seorang tokoh masyarakat di Makassar,    Senin    (20/03/2023).  Semoga kita diampunkan dosa dan diberikan kemudahan berkah dalam mejalani hidup dijalankan dengan sederhana ibadah,  sajian kecil dan doa penuh harapan.

Warga yang melaksakanak kegiatan ini biasanya akan menyajikan Unti Tekne atau pisang raja dan dupa bakar serta sejumlah makanan untuk dimakan bersama-sama setelah doa selesai dibaca oleh Guru tersebut.      "  Jadi Unti Tekne itu dipercaya sebagai simbol manis agar kita bisa manis dalam kehidupan bertetangga. lalu dupa bakar itu disimbolkan sebagai pengharum agar nama kita selalu harum di masyarakat   ",  Jelas SiDin Daeng Roni yang tinggal di Jalan Andi Tonro III, Kelurahan Pabaeng-Baeng, Kota Makassar, Sulawesi Selatan itu.

Lampu bambu menghiasi halaman

Biasanya, keluarga yang melaksanakan Assuro Maca akan mengundang tetangga, mereka semua duduk bersila di depan makanan yang disajikan sambil menunggu Guru selesai membacakan doa. Doa yang dibaca adalah doa-doa islam untuk mendoakan orang yang melaksakan Assuro Maca beserta seluruh keluarganya.    "  Kalau sudah seleasi Guru baca doa, baru kita makan itu lauk pauk bersama-sama.   Meski ritual ini merupakan ritual adat, prosesi dalam Assuro Maca masih sangat kental dengan islam  ",  Ujar Daeng Roni dengan Plabomoranya  (Hebatnya).

Selain melaksakan Assuro Maca, warga suku   Makassar juga biasanya akan menyalakan lilin Pallang. Pallang adalah lilin tradisional yang dibuat dari kemiri  dan biasa diganti dari lampu minyak tanah yang terbuat dari bamboo dan kaleng yang di pasang desiring jalan atau dopan rumah.   Jumlah lilin Pallang yang dibakar biasanya berjumlah ganjil, lilin itu dinyalakan di halaman rumah, tangga di depan rumah jika rumahnya berbentuk rumah panggung dan sejumlah pusat aktivitas keluarga lainnya   "  Biasanya kita nyalakan juga di dekat tempat beras dan ruang utama keluarga  ",  Ujar SiDin Daeng Roni.

Selama lilin Pallang ini dinyalakan, pemilik rumah harus menjaganya agar tetap menyala hingga betul-betul padam dengan sendirinya. Filosofi bakal lilin Pallang ini sendiri bertujuan agar sang pemilik rumah terhindar dari godaan setan selama bulan suci Ramadan.    "  Kita masih jaga tradisi, dari pedesaan hingga perkotaan. Biasnya dilakukan dari rumah per rumah oleh satu keluarga  ",  Cakap Daeng Roni dengan Soppengernya (Jumawanya).

Biasanya dalam menunggu  Isbath banyak warga menunggu kabar dimesjid  baik setelah baca doa ataupun belum sambil menunggu keputusan dari pusat,  tapa ada juga warga yang menggunakan perhitungan kalender  kata Daeng Pattemba.   "   Biasanya jamaah tetap di masjid, karena kan biasa lama baru diketahui apakah hilal sudah terlihat atau tidak. Makanya jamaah tetap di masjid sampai ada kabar   ",  Cakap Daeng Pattemba dengan Ahmadenya (Manisnya),   Selasa   (21/03/2023).

"  Jamaah biasanya tetap menunggu sampai ada keputusan, tapi kalau belum ada keputusan pasti dari pemerintah biasanya jamaah ada pulang dan ada yang ibadah malam  ",  Ujar Daeng Pattemba.   Setelah putusan disepakti barulah beramai-ramai Jemaah sholat Tarawih berjemaah  di masjid dan  ada beberapa masjid yang langsung melakukan salat tarawih tanpa menunggu hasil isbat karena berpegang pada kalender.    "  Ada yang memang memprediksi (1 Ramadan) kemudian kalau sudah ada penceramahnya, biasanya mulai ceramah lalu salat tarawih itu juga  ",   Ujar Daeng Pattemba Laji.

Sesajian pengantar doa  Assuro Maca

 

 

Rumah dihias Lampu Bambu berdiri di  Halaman .

Assuro Maca adat Makassar menyambut 1  Ramadhan.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...