Rabu, 29 Desember 2021

SOKILAS SEJARAH KEBERADAAN KULINER COTO MAKASSAR.

NusaNTaRa.Com

byIrkaBPiranhA,     K   a   m   i   s,     1   6      S  e  p  t  e  m  b  e  r     2  0  2  1

Coto Makassar hadir ketika Islam masuk pertama kali di Sulawesi Selatan pada 1500 masehi lalu,  tepatnya di sebuah daerah   antara perbatasan Kabupaten Takalar dan Gowa  Sulsel,  tempat berdirinya kerajaan kecil  yang bernama Bajeng.    Di kerajaan itu ada seorang juru masak yang sering dipanggil Toak yang sangat suka berkreasi dengan berbagai jenis masakan.   Kala itu, belum ada daging sapi, hanya terdapat daging Kerbau,   setiap hari  raja-raja diberi sajian daging tersebut  yang  terbuat dari hanya dagingnya  sementara  seluruh isi perutnya dibuang.

Toak yang merupakan koki handal kerajaan merasa sayang setiap melihat bagian dalam hewan itu dibuang percuma  sedangkan masyarakat di luar kerajaan tidak pernah merasakan nikmatnya daging.   Suatu ketika Toak termenung akan hal itu,   "  Pasti aku bisa menjadikannya sesuatu yang enak dengan bagian dalam perut ini (Jeroan).  Jadi masyarakat bisa merasakan nikmatnya daging  ”(gumamnya dalam ketermenungannya).

Kala itu, Toak memiliki kekerabatan yang baik dengan pedagang rempah-rempah dari Tiongkok, Persia, dan beberapa negara lainnya.  Maka tak heran jika dia memiliki beragam ramuan bumbu dapur, baik rempah dari Indonesia maupun negara-negara lain bahkan berbagai kuliner khas dari Negara luar tersebut.     Karena makanan ini memiliki unsur makanan China (Tiongkok) di dalamnya  karena perpaduan rempah dari beberapa negara tadi itu dan pengaruh masakan soto dan sop yang dominan dari Tionkok saat itu.

Akhirnya dengan segala keahliannya, dia mulai membersihkan jeroan itu.  Mengukus dan meracik bumbunya.  Namun anehnya dia tidak menggunakan santan sebagai campuran kuah  tetapi air beras dan diberi kacang yang di haluskan.   Hidangan itupun  oleh Toak  disebut Coto Makassar  yang sering  ia bagi-bagikan kepada warga miskin disekitar kerajaan.   Bahkan Toak juga menyajikan kepada rekan-rekannya dari negara lain yang kebetulan ada di kawasan itu.  Mereka menyebut,  kuliner yang diciptakan Toak sangat nikmat,  hingga  iapun memiliki  percayaan  diri untuk menyuguhkan hidangan tersebut kepada sang raja.

Singkat cerita sampailah makanan itu ke lidah raja dan  ternyata disukai hingga ia mendapat pujian,  perkembangan selanjutnya   menjadi  satu kuliner  favorit raja-raja di kerajaan itu,  dan makanan itupun menjadi popular dan kegemaran masyarakat Makassar hingga kini.

Sebelum Coto Makassar melejit, Toak pernah mencoba mengganti daging kerbau ke daging kambing,   tapi tidak bisa karena  Rasa dan  Aroma khas daging kerbau tak lebih menjiwa  rasa khas kuliner itu.     Dari situlah asal muasal Coto Makassar.  Bahkan lama kelamaan  makanan ini hanyalah makanan rakyat jelata  karena bahan dasar berubah jadi  jeroan, jadi makanan ini tergolong junk food dan masuk kategori soto-sotoan  ”,   Memasaknya pun harus menggunakan wadah  periuk yang terbuat  tanah liat di atas perapian yang tepat.

  Tempat membuat bumbu tidak boleh dicampur. Dan selamanya, Coto Makassar selalu di masak di depan rumah,   idak bisa di belakang karena rasanya akan berbeda  ”,   Ujar SiDing.   Tradisi  umik pembuatan Coto Makassar tidak mau di madu dalam arti, menjual makanan ini tidak bisa bersama dengan soto lainnya semisal  Sop Konro, Soto Banjar  dan semua jenis soto dan sop-sopan lainnya,   Karena  akan mempengaruhi rasa dan emosinya penikmat sangat jauh berbeda dari rasa sebenarnya.

Bahkan untuk menikmatinya pun ada aturannya.  Dahulu Coto Makassar bukanlah makanan untuk sarapan maupun makan siang  apalagi malam,  karena makanan ini hanya merupakan makanan perantara  sehingga  kuliner  ini paling nikmat disantap pada pukul 09.00 Pagi hingga 11.00 siang.  Dengan porsi  yang  tidak  banyak,   menggunakan  mangkuk ukuran  kecil dan sendoknya harus sendok bebek semakin sedap  jika ditaburi bawang goring dan seledri serta disantap dengan ketup.   Tak terasa penikmat  akan mengatakan “Sere si panombonna Daeng”  (satu mangkuk lagi tambahan Daeng).   drFBSyarifah Haerana Almahdali16/09/2021.

Ke Makassar jalan-jalan mencicip coto daging, 

Coto Makassar dengan rasanya khas kuliner dari  kota Daeng.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...