Minggu, 19 Desember 2021

KENANGAN DI WARUNG “MIE RAZALI” DENGAN KULINER MIE ACEH LANGGANAN PEJABAT, PERNAH DICICIPI JOKOWI

NusaNTaRa.Com

byRaisALembuduT,   S  e  l  a  s  a,    1  1      J   u   n   i       2  0  2  1

Negeri Aceh yang berada di ujung Timur Indonesia selain dengan keunikan KeIslamannya, juga masih memiliki banyak keunikan lain seperti Adat kebudayaan, sejarah, tempar wisata serta tak kalah menarik tentunya wisata kulinernya yang tentunya Yammmyyy punya.  Kuliner yang  cukup menarik dari sana dan tak akan terlewatkan bagi Traveling kesana adalah  diantaranya menikmati suguhan Kopi khas Aceh yang nikmat,  Daging Kua Aceh Besar dan Mie Aceh yang special  rasanya. 

Mie Aceh salah satu kuliner yang cukup khas bagi masyarakat aceh dan menjadi tradisi sehingga tak ayal banyak tersaji disetiap warung or Caffee di Aceh atau di Nusantara menjadi sajian untuk bersenang-senang.  Kekhasan Mie Aceh yang saya ungkapkan kali ini dalam tulisan ini sebagai hasil pengalaman saya ketika traveling ke Aceh dan menyambut tahun baru masehi 2017 meski kala itu, negeri yang berkanun asas Hukum Islam tidak terlalu menggalakkan pesta Tahun baru tapi tetap saja terliat geliat masyarakat merayakannya di malam hari terutama di tempat keramaian kota.

Sejarah awal aku mengenal Mie Aceh, ketika aku asik menikmati keindahan Kota Banda Aceh dimalam hari yang tenang dan merdunya suara zikir dari mesjit yang aku lewati,  menggunakan kendaraan  BENTOR (Becak Motor) kendaraan khas Banda Aceh.   Aku bertanya pada Tukang Bentor (Pak Aad) dimana asiknya tempat istirahat setelah mutar-mutar kota ini,     Di pusat pertokoan Simpang Lima  Pak  !! di Warung  ‘MIE RAZALI’ .  Warungnya terkenal di sini dan biasanya banyak pejabat dari Jukarta kesana bahkan Pak Jokowi pernah kesana  “,  Ujar SiDin Aad dengan Plabomoranya (hebatnya).

Mi Razali sering disebut oleh masyarakat sebagai “The Master” mie dikawasan Banda Aceh,  Mi Raxali terletak di Pusat Pertukuan tengah Kota Banda Aceh, di jalan T.  Panglima Polem, Peunayong, para pengunjung berasal dari berbagai kalangan.   Tidak hanya warga local saja tetapi juga dari daerah lain, termasuk dari luar negeri dan dari jajaran menteri hingga presiden RI tak terkecuali dengan Joko Widodo juga sudah mencicipi Mie Razali ini.

Mi Razali sudah berdiri sejak tahun 1961 meski menurut masyarakat aceh mereka sudah menikmati mie aceh ini sejak tahun 1950an yang tersajikan di gerobak atau kios-kios tepi jalan.    Nama  “Mie Razali”  ini dari sosok Razali, ialah ayah Fadil yang Almarhum pada 2007  lalu,    menurut Fadil, ayahnya sudah berjualan mie sejak 1960 sejak ia  mulai  merantau dari kampungnya di Mila, Pidie ke Banda Aceh di gerobak-gerobak berpindah-pindah ke keramian, sehinggalah banyak yang menyenangi dan suka.

Sejak tahun 2005 lalu,   Mie Razali sudah mendapat izin dan tempat usaha yang depenitip dan mulai memiliki cabang usaha selain di Banda Aceh  seperti cabang di jalan Soekarno Hatta, Lampuenurut, Aceh Besar dan Takengon yang diawasi saudaranya.       Kami meneruskan warisan ayah dan cita rasa tetap jaga.  Pola tradisonal tetap harus dipertahankan  “,  Ujar SiDin Fadil  mejelaskan pada ku ketika lagi memesan Mie Basah berudang untuk kunikmati dimalam tahun baru 2017 bersama Pak Aad.

Warung Mie Razali buka mulai dari pukul 09.00 WIB hingga 24,00WIB inipun memiliki beragam jenis mi Aceh,  seperti mie Rebus, Mie goring (agak kering) dan migoreng basah (tumis),  masing-masing jenis punya cita rasa tersendiri.   Sebagai pelengkap disediakan tambahan   udang, kepiting dan cumi-cumi,  ini akan dimasukkan sesuai dengan pesanan dan hal ini mempengaruhi harga,  jika biasa harga perporsi sebesar Rp  10.000 akan menjadi Rp 20.000 perporsi.

Dalam satu porsi, Mie Razali ini memiliki beragam rasa, seperti manis, asam dan asin.   Proses memasak mie aceh cukup sederhana.  Iris bawang bombai, tomat, kol  dan Tauge tumis dengan minyak serta tambahkan kaldu sapi atau udang.   Kemudian tambahkan dengan air secukupnya jika ingin membuat mie aceh rebus,  air dilebihi sedikit dari takaran.   Dan jika ingin menambah udang,  Kepiting, cumi-cumi  atau telur  inilah saatnya campuran itu dimasukkan setelah diberesin terlebih dahulu atau di potong-potong.

Yang cukup berkesan dari Mie Aceh ini dengan rasa bumbu bak pasta yang sangat gurih, serta mie terbuat dari mie yang agak besar dan lentur ketika disajikan,  rasa pedasnya yang khas serta memiliki aroma wangi,  menambah kenikmatan kuliner ku malam tahun baru sembari ditemani segelas Juic Alpukat coklat, yammmyyyy.   Di dinding warung tersebut tergantung photo para pembesar yang pernah mampir disana sejak dahulu kala seperti Poto Soeharto, BJ Habibie, Jusuf Kalla, Jokowi dan lainnya.

Warung Mie Razali buka mulai dari pukul 09.00 WIB hingga 24,00WIB inipun memiliki beragam jenis mi Aceh,  seperti mie Rebus, Mie goring (agak kering) dan migoreng basah (tumis),  masing-masing jenis punya cita rasa tersendiri.   Sebagai pelengkap disediakan tambahan   udang, kepiting dan cumi-cumi,  ini akan dimasukkan sesuai dengan pesanan dan hal ini mempengaruhi harga,  jika biasa harga perporsi sebesar Rp  10.000 akan menjadi Rp 20.000 perporsi.

Konon katanya,  Mie Aceh berasal dari China.  Bumbu Mie Aceh berasal dari campuran bumbu khas Mie China dan India.   Aceh dan China sudah memiliki hubungan sejarah sejak abad  13  Masehi,  Aceh juga memiliki hubungan yang erat dengan India (Hindu) dengan perlintasan perdagangan.   Mie yang berasal dari China lalu diolah dengan citarasa Aceh dan jadilah  “ Mie Aceh “.

Naik bentor mengelilingi Banda Aceh, 

Mie Aceh berudang, cumi2 dan Kepiting terasa gurih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...