NusaNTaRa.Com
byDannYAsmorO, M i n g g u 0 2 M e i 2 0 2 1
Robot Itu terlihat lebih tinggi dari manusia sehingga tampak
dari kejauhan dan menonjol dengan warna warni yang mencolok dan mengkilap, semua robot-robot
itu hasil kreativitas Didik Prasetyo (36) bersama lima pemuda desa setempat. Mereka membuat robot Transformers sebagai
usaha “
Produksi KURNIA ROBOT “, Pembuatan robot Transformer dimulai Januari 2016.
Atraksi robot transformer bertarung menggunakan senjata pun ditampilkan di desa itu dan membuat warga berdecak kagum, bak menyaksikan pasukan robot daro luar bumi kekampung mereka seperti yang terlihat dalam filem animasi di Televisi. Di dalam robot itu ada orang-orang sehingga robot replika film Transformers buatan Didik dan kawan - kawan bisa berjalan, berperang maupun berjoget. Tak pelak robot-robot itu diserbu warga yang menemuinya untuk sekadar foto-foto bersama.
Didik mengatakan, mereka iuran untuk mengumpulkan modal
membeli bahan yang dikenal dengan nama spons eva atau busa ati. Dana yang terkumpul untuk beli cat, spons,
dan perlengkapan pendukung lainnya. Cara
pengerjaannya yaitu dengan meniru persis gambar robot transformer. Namun untuk skala ukurannya menggunakan
feeling saja.
“ Yang paling sulit
saat memproduksi, ya dalam pembentukan robot dan pengecatan. Kami harus detail,
jangan sampai berbeda jauh dengan gambar yang kami contoh, meskipun alat-alat
yang digunakan baru sebatas gunting, cutter, dan penggaris. Cat yang kami
gunakan adalah cat sintetis. Lalu untuk membuat warna semakin hidup, kami
semprotkan minyak M3 ”, Ujar SiDin Didik.
Kejadian ini mengingatkan kita kala 02 Juli
2014 yang lalu, ketika Oval Atrium GF mall di Ciputra World Surabaya dibanjiri anak-anak hingga orang dewasa, mereka menunggu jagoan mereka Robot Optimus Prime dan Bumble Bee hadir di
sana. “
Properti didatangkan dari Singapura, untuk Optimus Prime berukuran 2,5
meter sedangkan Bumble Bee berukuran 2,2 meter
”, Ujar SiDin Raymond pihak penyelenggara dan
sebelumnya robot-robot
tersebut telah tampil di Thailand,
Malaysia dan Singapura.
Samsul Maarif (30) yang bertugas di bagian produksi
menambahkan, ada dua produk yang diproduksi mereka, yakni yang berbentuk robot
display dan kostum. Kostum dapat
dikenakan, digerakkan dan telah disesuaikan dengan postur tubuh
orang dewasa sehingga mudah memperagakannya,
biasanya Robot seperti ini banyak
disewakan di lokasi wisata.
“ Sedangkan robot
displai hanya sekadar dipajang ketika ada event-event. Untuk pengerjaan robot
kostum, rata-rata paling cepat dua bulan per robot. Robot displai setinggi
rata-rata 3 meter butuh waktu sekitar 3 bulan. Apabila dijual, Rp 7 juta per
robot kostum. Sedangkan untuk robot displai Rp 15 juta per buah ”,
Ujar SiDin seorang guru SD Negeri
Sruwen 1 Tengaran Kabupaten Semarang itu.
Elang menukik layak gatot Kaca,
Robot – robot rakitan berkeliaran di Semarang mengagetkan
warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar