NusanTaRa,Com
byPakeLEE, 05 Mei 2021
Suku
Koyak salah satu suku yang memiliki tradisi
berburu kepala manusia selain itu,
para pria suku ini memiliki tanda
tato di wajahnya, sebagai identitas bahwa mereka merupakan prajurit perang yang
pernah memenggal kepala musuh. Mereka
berada di Desa Negeri Nagaland negara
bagian India yang selal diselimuti Kabut,
lokasinya terjepit antara
lembah-lembah sungai besar di India Timur Laut dan hutan di Myanmar Barat.
Suku
yang suku berburu kepla manusia musuhnya salah satunya adalah Suku Koyak, sebuah
kelompok dengan anggota sekitar 230 ribu orang. Kepala hasil penggalan tersebut akan dibawa pulang dan dipajang layaknya
piala, mereka yang berhasil membawa kepala musuh bisa mendapatkan tato penghargaan yang sangat
berharga di kalangan Koyak dan memperoleh kasta tertinggi dikalangan mereka.
Tato
tersebut dibuat sebagai tanda pengakuan atas kehebatannya, sekaligus dapat
meningkatkan status sosial atau siklus hidup si pemburu. Tato tradisional itu dibuat menggunakan
batang rotan yang tajam dan getah pohon, kemudian digores pada wajah, dada, dan
tubuh si pemenang dengan berbagai motip
tentunya dengan berbagai makna yang sesuai.
Jika
mereka sedang berperang, Suku Koyak terkenal dengan ganasnya, tanpa ragu mereka akan memotong dan mengambil
kepala musuhnya sebagai bukti kemenangan.
Kepala-kepala musuh disimpan dan dipajang di dalam rumah, bagi mereka, kepala musuh dipercaya bisa
memberikan kesuburan dan digunakan sebagai ritual anak laki-laki mereka.
Tidak
ada yang tahu kapan pastinya penduduk di Nagaland mulai melakukan praktik ini. Saat Inggris tiba di timur laut India pada
abad ke 19, perburuan ini sudah ada dan
telah berakar dalam keyakinan agama animisme yang mereka anut, mereka juga percaya bila seorang pria tidak bisa menikahi wanita
bila tidak mengambil satu kepala.
“ Bahkan sebuah desa di Nagaland tidak bisa
damai selama ada kepercayaan, bahwa penangkapan kepala manusia sangat penting
untuk menjaga kesuburan tanaman dan kesejahteraan masyarakat ”,
Ujar SiDin Fürer-Haimendorf,
seorang antropolog Jerman, yang tinggal di Nagaland hampir seabad, seperti
dikutip dari The Sun. ” Semakin banyak tengkorak yang kami kumpulkan,
semakin baik panen dan ternak menjadi lebih sehat ”,
Ujar SiDin Wangchah, salah satu pemburu kepala di desa Nagaland.
Selain
Suku Koyak, ternyata juga ada Suku
Lundayeh yang menetap di perbukitan di Sabah, Malaysia yang memiliki
tradisi sama. Mereka berburu kepala sebagai syarat untuk
menikah. Kepala yang diburu pun adalah
kepala pria. Mereka tidak pernah dan tidak boleh memenggal kepala wanita dan
anak-anak. Pedang yang digunakannya namanya mandau seperti Suku Dayak di
Kalimantan. Setelah kepala didapatkan, nantinya pria tersebut akan menyerahkan
kepala kepada orang tua wanita.
Namun,
setelah menjadi sebuah tradisi secara turun-temurun, praktik ini akhirnya
dilarang oleh Pemerintah India pada tahun 1953. Suku yang ada di Nagaland kini
sudah menganut Kristen dan menjalani
kehidupan yang damai sebagai petani padi sehingga semua kepala koleksi hasil
buruan mereka telah ditanam di dalam tanah.
Kesatria seorang berjiwa tak Gentar,
Suku Koyak Pemburu kepala di perbatasan India-Myanmar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar