NusanTaRa.Com
byKariTaLa LA, 14 J u n i 2020
Setidaknya
ada sekitar 50 ribu orangutan yang punah dalam 16 tahun terakhir, kata Para Ilmuwan. Untuk mendapatkan gambar kongkrit tentang jumlah 50 ribu orangutan, Coba anda bayangkan berada di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya ?
stadion yang menjadi kandangg Persebaya
dengan berkapasitas 50 ribu orang. Saat
pertandingan Persebaya dengan pull penonton, maka jumlah 50 ribu orangutan
yang mati itu sitandeng dengan sekali penonton yang hadir memadati
stadion saat itu, luar biasakan !!.
Orangutan
juga kerap dibunuh oleh warga setempat karena dianggap hama bagi ladang dan
perkebunan warga., “ Orangutan paling banyak hilang di area hutan
yang pohon-pohon tingginya ditebang secara selektif ”,
Ujar paraa peneliti, dilansir
dari The Conversation Indonesia. Data
tersebut di peroleh para ilmuwan dalam melakukan riset di Pulau Kalimantan
dengan menggunakan helikopter, mereka mengidentifikasi sarang-sarang
orangutan dihutan dengan beragam
veriabel dan mereka menemukan kemerosotan populasi yang sangat tajam pada
kawasan hutan yang digunduli dan berubah menjadi kawasan perkebunan.
Orangutan, hewan langka
hanya mampu hidup di hutan dataran rendah dan bisa bertahan di hutan
berkanopi antara 20 hingga 100 kaki dari permukaan tanah, termasuk hutan
primer, orangutan tergolong hewan
omnivora yang sudah makan buah-buahan manis, pucuk daun, dan serangga.
Orangutan juga hidup nomaden alias berpindah tempat dari satu pohon ke pohon
lain. " Biasanya jika sudah kenyang, ia akan membuat
sarang di atas sebuah pohon ", Ujar SiDin Carey salah satu peneliti. Karena itu, di sepanjang Sungai Sangatta
banyak terlihat sarang-sarang kering bekas orangutan tidur.
“ Semakin kita mengetahui tentang orangutan,
semakin banyak kita dapati bahwa mereka adalah spesies tangguh yang bisa
beradaptasi dengan tantangan-tantangan baru
”, Ujar para peneliti dalam
tulisannya. Sisi baiknya, para peneliti
juga menemukan bahwa jumlah populasi orangutan lebih banyak daripada yang
diduga. Mereka ditemukan berada di
beberapa taman nasional di Indonesia dan Malaysia. Mirisnya, orangutan berkembang biak sangat
lambat. Tim peneliti mengungkapkan bahwa sebuah populasi dapat punah jika hanya
satu betina yang bisa bereproduksi, sementara 50 orangutan dewasa lenyap
setiap tahunnya.
Di
kawasan Kutai Timur : Habitat orangutan terus menipis, karena krisis ekonomi dan lingkungan semakin
menyeret hewan berbulu lebat yang dahulu tersebar di Asia semakin berada di
tepi jurang kehancuran. Kini,
orangutan hanya bisa ditemui di hutan-hutan Kalimantan dan Sumatra. Tapi,
sanggupkah mereka bertahan dalam sepuluh atau 20 tahun mendatang tanpa bantuan
manusia untuk menolong hewan primata tadi
? Terutama, ketika harus
berhadapan dengan keserakahan manusia yang suka berburu orangutan demi segepok
uang.
Para
peneliti mendapati bahwa orangutan bisa menempuh jarak yang lebih jauh di atas
tanah tanpa harus bergantung di pohon dan mereka juga menyesuaikan makanannya dengan
sumber daya baru seperti akasia dan kelapa sawit, “ Jika
tidak diburu, kemampuan-kemampuan ini bisa memungkinkan orangutan bertahan di
lanskap terfragmentasi yang kini meliputi sebagian besar wilayah
Kalimantan ”, Ujar tulisan mereka. Mencegah punahnya orangutan juga dapat
dilakukan dengan dukungan kuat warga setempat, perusahaan industri, dan
pemerintah. Para peneliti menyarankan perbaikan hutan sebagai habitat asli
orangutan serta menghentikan kegiatan perburuan.
Ketika
orangutan dewasa berusia 15-20 tahun, mereka akan mencari pasangan hidup sampai
umur 35 hingga 40 tahun, sehingga
orangutan betina hanya bisa melahirkan maksimal lima anak seumur hidupnya. "
Untuk menyelamatkan habibatnya, WWF membuat program Indonesia Bioregion
Sundaland ", Ujar SiDin
Bambang seorang, program ini
bertujuan untuk menyadarkan manusia bahwa orangutan penting bagi hutan dan
sekitarnya.
Kini,
baik Indonesia maupun Malaysia sedang mengembangkan rencana aksi jangka panjang
untuk konservasi, seiring dengan pengembangan bisnis perkebunan sawit yang
berlangsung tanpa harus melakukan pembantaian pada orangutan. “
Kami mendesak pemerintah Indonesia dan Malaysia agar menerapkan
strategi-strategi tegas untuk menghentikan pembantaian orang utan ”,
Ujar para peneliti.
Orangutan
menggelantung di pohon,
Habitat hutannya harus direhabilitasi
agar dapat bertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar