NusanTaRa.Com
byMapiroHBorrA, 02/04/2020
Muslimah
muda asal Singapura berhasil menciptakan alat atau kit rapid test, mempunyai
kemampuan kerja tercepat hanya dalam jangka waktu lima menit dpat mendeteksi
apakah seseorang positiv virus Corona (Covid-19) yang mnakutkan tersebut. Dia adalah Prof Jackie Ying seorang muslimah, yang berprofesi sebagai
Kepala Lab NanoBio di Agensi untuk Sains, Teknologi, dan Penelitian (A*Star)
Singapura.
Tahun
2008 Ying dinobatkan sebagai salah satu dari “ 100
Insinyur Era Modern ”, oleh Institut
Insinyur Kimia Amerika. Ying merupakan
seorang mualaf, yang baru masuk Islam pada usia 30-an (2015). Pada 2015 silam, dia juga merupakan pemenang
perdana US $ 500.000 (S $ 676.000) Mustafa
Prize Award Top Scientific Achievemnet Award, untuk inovasinya dalam
teknologi bionanateknologi, diberikan
oleh pemerintah Iran kepada para peneliti Muslim terkemuka.
Profesor
Ying memiliki lebih dari 320 artikel, 140 paten untuk namanya, dan mengisi 370
ceramah di konferensi internasional.
Temuannya
“ Kit Rapid Test “ untuk Corona COVID-19 diklaim menjadi yang tercepat di dunia
dalam kerja deteksinya jika sudah disetujui
pihak yang berwenang. Selama enam
minggu, Ying berserta timnya bekerja tanpa lelah hanya untuk membuat alat
tersebut, setelah Direktur Eksekutif
A*Star, Frederick Chew menantang mereka untuk membuat kit rapid test Covid-19.
Tes
ini mencari bahan genetik virus dalam sekresi pasien yang dikumpulkan dari uji
swab (tenggorokan). Sampel ini lalu
dimasukkan ke dalam perangkat portabel yang akan mengeluarkan hasil sekitar
5-10 menit dengan Metode amplifikasi
yang sangat cepat ini mereka beri nama “ Cepat ”,
“ Kami telah melakukan beberapa
validasi klinis awal di Rumah Sakit Ibu dan Anak KK memakai sampel pasien
nyata, dan menemukan tes itu sangat sensitif dan akurat ”, Ujar SiGaluh Ying.
Jackie
Ying lahir di Taiwan ini, kemudian pindah ke Singapura bersama keluarganya
ketika usianya 7 tahun. Ayahnya merupakan dosen Sastra Cina di Nanyang
University Singapure. Semenjak dirinya
memeluk Islam, ia sangat aktif dalam kegiatan dakwah di Yayasan Mandaki. Sebuah
Yayasan yang memiliki tujuan untuk
membantu dalam mengengembangkan sumber daya komunitas Muslim Melayu di
Singapura.
Pertama
kali Ying mulai mengenal Islam, yakni dari teman baiknya ketika belajar di Raffles
Girl School, Ying baru mulai membaca
mengenai agama Islam saat usianya 30 tahun.
Ia justru dikenal sebagai seorang yang meyakini ada sesuatu yang Maha
Besar di balik sistem kehidupan. Perubahan terbesar dalam hidupnya dimulai
ketika Ying melaksanakan ibadah umroh, hingga akhirnya ia memutuskan untuk
memakai jilbab.
Jackie
Ying saat ini menjabat Direktur Eksekutif Lembaga Bioengineering dan
Nanoteknologi (IBN) 2003, Singapura. Bahkan, ia masuk ke dalam daftar 500
Muslim paling berpengaruh versi Kerajaan Yordania (RISSC). Ying di usianya ke 36 tahun menjadi Profesor termuda di Massachusetts
Institute of Technology (MIT), Dua tahun
kemudian, ia menjadi anggota termuda dari Akademi Ilmu Pengetahuan Leopoldina
Jerman, akademi tertua di dunia untuk obat-obatan dan ilmu .
Tahun
2008 ia meraih satu tempat dari delapan
perempuan dalam daftar 100 Insinyur di era modern versi American Institute of
Chemical Engineers dan Dia menerima gelar B.E. dan Ph.D. dari The Cooper Union
dan Princeton University. Di tahun
1992, dia juga bergabung dengan fakultas teknik kimia di Massachusetts
Institute of Technology, di mana dia adalah Professor Teknik Kimia tahun 2005.
Profesor
Jackie Y. Ying telah dinobatkan sebagai Rekan Akademi Penemu Nasional Amerika
Serikat (NAI). Status itu diberikan kepada penemu akademik yang telah
menunjukkan semangat inovasi dalam menciptakan atau memfasilitasi penemuan luar
biasa yang telah berkontribusi pada masyarakat. Prof Ying,
salah satu dari 155 penemu dari seluruh dunia yang menerima kehormatan
tahun 2017. NAI adalah organisasi anggota nirlaba yang didirikan pada 2010
untuk mengenali para penemu dengan paten yang dikeluarkan dari Kantor Paten dan
Merek Dagang AS.
Dia
memiliki lebih dari 180 paten utama dan aplikasi paten. 32 patennya telah
dilisensikan ke perusahaan multinasional dan start-up untuk berbagai aplikasi
dalam pengobatan nano, pengiriman obat, rekayasa sel dan jaringan, implan
medis, biosensor dan perangkat medis, dan lainnya. Penemuannya juga mengarah pada pendirian 11
spin-off, salah satunya – SmartCells Inc – telah mengembangkan teknologi yang
mampu mengatur secara autoregulasi pelepasan insulin, tergantung pada kadar
glukosa darah untuk pengobatan diabetes.
Profesor
Kenneth Smith, ketua Dewan Penasihat Ilmiah IBN, mengatakan, “ Prof
Ying telah mengumpulkan catatan luar biasa dari kontribusi ilmiah bahwa ia
telah beralih ke penemuan penting dan kemudian ke usaha komersial baru yang
signifikan. “ dan Prof
Smith, juga Edwin R. Gilliland, Profesor Teknik Kimia (Emeritus) di MIT
menambahkan, “ Ketika dia tiba, ekonomi Singapura tidak terlalu
berjiwa wirausaha, tetapi 13 perusahaan pemula baru sejak itu telah berhasil
dipisahkan dari IBN “.
reff, Ngelmu 1/4/2020
Penuh
prestasi diusia muda,
Prof
Jackie Ying penemu Kit Rapid Test Corona.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar