Rabu, 30 September 2020

PINTU PERDAGANGAN DUA NEGARA DI KRAYAN BELUM DIBUKA, MASYARAKAT PERBATASAN KESULITAN BARANG.

 NusanTaRa.Com                                                                                         byRaisALembudut,                                                               30     S e p t e m b e r    2020                 

 


Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kaltara, Budi Harsono Laksono mengatakan, pihaknya belum menerima informasi lanjutan perihal upaya diplomasi yang dilakukan sebelumnya.   Baik dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching maupun Kementerian Perdagangan,    Sampai sekarang belum ada berita lagi. Baik dari Konjen di Sarawak maupun Kemendag belum ada informasi  ”,  Ujar SiDin Budi Harsono Laksono, Selasa (29/9/2020).

Sehingga hingga kini  masyarakat Krayan di Kabupaten Nunukan, masih perlu bersabar dalam menanti upaya pemerintah membujuk Otoritas Sarawak membuka keran perdagangan dalam memajukan perekonomian daerah pedalaman, meski  berbagai langkah diplomasi yang telah dilakukan hingga kini belum membuahkan hasil yang manis.   Buntut kebuntuan tersebut,  aktivitas perdagangan di titik Krayan dengan Sarawak masih lumpuh total. Kondisi ini berdampak pada pasokan sejumlah kebutuhan masyarakat di sana.     Sampai sekarang masih ditutup karena ada lockdown. Belum juga boleh yang sifatnya perdagangan lintas batas. Jadi tidak bisa masuk barang dari sana  ”,  Ujar SiDin  Budi Laksono.

Sejauh ini, Budi menyampaikan, KJRI di Kuching, Malaysia, baru meminta daftar kebutuhan yang diperlukan melalui Tim Sosekmalindo Kaltara.   Secara teknis, pihaknya sudah memenuhi, berikut dengan skema perdagangan yang sudah disiapkan,    Kemarin kan kita memang difasilitasi dan didukung Konjen Sarawak. Mereka minta data melalui Sosekmalindo. Waktu itu lewat Pak Jufri saya dihubungi. Tapi sekarang tidak tahu lagi sampai di mana prosesnya  ”,  Ujar SiDin Budi.   Kendati belum ada titik terang, Budi menyampaikan jika pemerintah sudah menempuh langkah alternatif untuk mengatasi kelangkaan barang di Krayan. Yaitu dengan penambahan jumlah program Subsidi Ongkos Angkut (SOA) barang,     Kemarin ada alternatifnya dari penambahan SOA. Jadi agak sedikit terbantu. Itu yang ngurusi bidang PDN (Perdagangan Dalam Negeri)  ”,  Ujar SiDin Budi Laksono.

Heberly Camat Krayan Induk, mengungkapkan pentupan pintu perdagangan dari Serawak membuat sejumlah barang semakin langka, seperti masyarakat terpaksa memasak dengan dengan menggunakan kayu bakar karena stok Gas sebagai bahan bakar kosong.  "  Sekarang Tong Gas  sudah habis total karena sejak Maret tidak ada pasokan .  Sehingga masyarakat kita saat ini untuk memasak menggunakan kayu api (kayu bakar).  Hampir semua sekarang menggunakan itu  ",  Ujar SiDin Heberly.

Pembukaan pintu lintas batas di titik Long Midang – Ba’kelalan oleh otoritas Serawak belum ada kabar pasti hingga kini kondisi saat ini masyarakat sangat bergantung pada distribusi kebutuhan dalam negeri yang terbatas.     Sampai hari ini untuk pintu perbatasan Long Midang Ba’kelalan masih belum buka. Jadi pasokan kebutuhan masih besar didatangkan dari wilayah kita  ”,   Ujar SiDin Heberly Laji,  kendati demikian  tidak semua kebutuhan dapat didatangkan dari dalam negeri hanya umumnya berupa barang kebutuhan pokok.

Pasokan barang pokok dari dalam negeri juga masih menyisahkan persoalan, yakni terkait harga jual yang terasa mahal oleh sebagian besar masyarakat,  "  Harga barang masih cukup   tinggi  ",  Ujar Camat KamiTu Haberly.  Penutupan pintu lintas perbatasan juga berdampak pada terhambatnya kegiatan pembangunan fisik, dikarenakan Krayan juga mengandalkan material bangunan dari Malaysia.

Kita memaklumi karena memang ongkos untuk mendaatangkan barang ke sini cukup mahal.  Sangat beratkan masyarakat.  Apalagi kita terbiasa beli bbarang dari Malaysia yang lebih murah“  Dengan penutupan ini, aktivitas pembangunan di wilayah Krayan terhenti total. Terutama untuk pembangunan yang menggunakan material semen. Tidak ada aktivitas sama sekali. Baik pembangunan infrastruktur dari dana desa, APBD kabupaten, APBD provinsi dan APBN. Semua tidak berjalan  ”,  Ujar SiDin  Heberly.

Dia berharap ada upaya lebih masif dari pihak pemerintah,   dalam hal ini pemerintah pusat yang memiliki kewenangan lebih luas di daerah perbatasan.     Dengan situasi seperti ini, kita berharap kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah lebih cepat dalam mengatasi kesulitan masyarakat  ”,  Ujar SiDin Budi berharap.   Sekretaris Tim Sosekmalindo Kaltara, Jufri, belum memberi penjelasan lanjutan terkait upaya pemerintah meminta Sarawak mengirim pasokan kebutuhan ke Krayan. Namun pada wawancara terakhir pertengahan bulan ini, Jufri menjelaskan, Pemerintah Sarawak belum memberi keputusan perihal kerja sama perdagangan dengan Kaltara.

  Sebenarnya mereka sudah melakukan pertemuan kabinet Minggu awal bulan ini. Tapi mereka juga melempar ke pemerintah pusat di Kuala Lumpur karena menyangkut covid-19  ”,  Ujar SiDin Jufri.   Perundingan kerja sama dijadwalkan kembali ditindaklanjuti kementerian terkait dari Pemerintah Indonesia. Sehingga pertemuan selanjutnya akan menghadirkan perwakilan dari masing-masing pemerintah pusat kedua negara,     Lagi akan dibahas antara Jakarta dan Kuala lumpur.  Kami pun lagi menunggu juga ini bagaimana kesepakatannya  ”,  Ujar SiDin Jufri.


  Barang  sulit di tapal batas pedalaman,

Perdagangan dua negara belum terbuka di Krayan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...