NusaNTaRa.Com
byLaDollaHBantA, S a b t u, 2 2 A p r i l 2 0 2 3
Abdullah Hehamahua menjadi khatib dalam pelaksanaan Lebaran Idul Fitri 2023 di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta. |
Pelaksanaan salat Idul Fitri hari ini
Sabtu (22/4) di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, dipimpin oleh
Syekh Essam Al-Mezjaji. Sedangkan yang
bertindak sebagai khatib adalah Dr. Abdullah Hehamahua yang merupakan anggota
Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (2021 – 2026). Dalam khutbahnya, Abdullah Hehamahua
menyampaikan pernyataan yang kerap terlontar 'kembali ke fitri' setiap hari lebaran esensinya mengembalikan
manusia kepada fitrah kemanusiaan yaitu saleh atau salihah secara individu dan
juga saleh atau salihah secara sosial.
Dia menyatakan, kesalehan seorang individu
memiliki sejumlah tanda seperti beriman hanya terhadap Allah SWT, meyakini
eksistensi hari akhirat, gemar berbuat baik, berani mencegah kemungkaran dan bersegera dalam melakukan amal saleh. "
Saleh individual adalah seorang muslim atau muslimah yang kokoh
aqidahnya. Dia haqqul yakin, Allah SWT adalah Pencipta, Pemilik, Penguasa,
Pengawas dan Pemutus urusan semua makhluk-Nya, termasuk
dirinya ", Ujar SiDin Abdullah Hehamahua dengan
Plabomoranya (hebatnya).
Aplikasi lain dari seorang saleh atau
salehah individual, katanya, adalah semua ibadah yang wajib dan sunat dilakukan
secara ikhlas hanya dengan mengharapkan ridha Allah, karena yakin bahwa
di hari akhirat nanti dia akan menjumpai kebaikannya. Selain saleh atau salihah individual,
Lebaran Idul Fitri seharusnya juga mengarahkan umat Islam akan kesalehan
sosial. Kesalehan jenis ini dalam
kaitannya dengan orang lain dalam berbagai aktivitas kemasyarakatan, kebangsaan
dan kenegaraan hingga mewujutkan
kehidupan yang baik.
Diantara ciri dari kesalehan sosial adalah
tidak berbuat jahat atau zalim terhadap orang lain, baik terhadap tetangga atau kepada sesama
anak bangsa. " Suatu ketika Nabi Muhammad SAW mendengar
berita tentang seorang yang rajin shalat malam hari dan puasa di siang hari,
tetapi lidahnya menyakiti tetangganya. Rasululah SAW bersabda, dia di neraka ",
Ujar SiDin Abdullah Hehamahua Eks
pimpinan penasehat KPK dalam khutbah iednya.
Kesalehan sosial disebutnya sangat
penting. Sebab, dengan adanya kesalehan jenis ini dalam diri seseorang baik
petani, pedadang, hingga mereka yang menduduki jabatan di legislatif,eksekutif
dan yudikatif, maka tidak mungkin orang akan melakukan korupsi atau mencuri
uang negara demi memuaskan nafsu keinginan duniawi. Dengan adanya kesalehan
sosial, tidak mungkin orang akan melakukan eksploitasi alam secara semena-mena
yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan ekosistem alam.
"
Ketidak salehan sosial mengakibatkan hutan Indonesia sudah dalam krisis
yang terkategori stadium empat. Dari 120 juta hektar hutan Indonesia, 101 juta
hektar sudah dalam kondisi krisis. Pencurian kayu setiap tahun mencapai 50 – 60
juta meter kubik. Akibatnya, negara dirugikan sebesar Rp 30– 45 triliun.Jika
hal ini dibiarkan terus, dalam waktu 5 – 10 tahun mendatang, hutan kita akan
habis. Dampaknya, Indonesia akan jadi negara tidak lagi punya hutan ",
Cakap SiDin Abd Hehamahua Laji.
Abd. Hehamahua juga menyoroti carut-marut para Aparatur Sipil Negara (ASN), di antaranya kasus dugaan pencucian uang Rp349 triliun, pembunuhan brigadir Yosua, pembunuhan enam laskar FPI, serta penjualan barang bukti narkoba oleh Irjen Teddy Minahasa. Ia mengatakan salah satu cara agar hal-hal seperti itu tidak terulang lagi adalah dengan mempertahankan kesalehan, " Kesalehan individual dan sosial seperti di atas akan melahirkan Muslim/Muslimah berintegritas dan profesional. Hasilnya, kasus money laundry sebesar Rp349 triliun di Kementerian Keuangan tidak terulang lagi ", Ujarnya dalam khutbahnya.
Sholat Idhul Fitrir 1444 H di mesjid Sunda Kolapa Jukarta
Kesalehan
merambah dari individu hingga sosial.
Idhul
Fitrie harus mengembalikan kesalehan Idivindu – Soial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar