NusaNTaRa.Com
byHarIRadeN, S
e n i n,
2 4 A
p r i l
2 0 2 3
Gambar Hari Raden barengan Keluarga di Medan |
Berawal dari 2003, setelah pengumuman hasil seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri atau pada saat itu disebut SPMB, Saya dan Alvan Ade Reza Lulus di jurusan yang sama yaitu Teknik Kimia Universitas Syah Kuala (USK). Karena kami sebelumnya belum pernah menginjakkan kaki ke ibukota Provinsi Aceh yaitu Banda Aceh, sehingga kami sangat bingung dan bingung harus bagaimana dan tinggal dimana di ibu kota provensi itu nanti untuk melanjutkan studi di Universitas Syah Kuala Banda Aceh untuk dapat melanjutkan study tersebut.
Akhirnya, kami memberanikan diri berangkat ke Banda
Aceh, bermodalkan keberanian kami barengan berangkat juga dan ditemani saudarai Makmun.
Makmum merupakan teman satu kelas Ade, yang Lulus di jurusan pendidikan
olahraga USK. Sesampai di Banda Aceh yang diantarkan
langsung ke tujuan menggunakan L300, ke kosannya Bang Dedi, Dedi Wahyudi yang merupakan Saudaranya dari
Ade Reza untuk kemudian nantinya
menetapkan pilihan ke mana tentuny
dengan arahan dan pengalaman bang Dedi Wahyudi.
Di Kosan
Bang Dedi Wahyudi, kami numpang tinggal kurang lebih satu bulan
lamanya sembari mengenal-mengenal kota Banda Aceh yang masih asing, terima kasih Bang Dedi Wahyudi atas kebaikannya. Selama kurang lebih satu bulan,
dengan jarak dari kos ke kampus sejauh
sekitar 2 km, sehingga ke kampus kami harus menggunakan labi-labi.
Saat
Bergurau di dalam Kos,
kami bertiga berjanji bahwa “suatu saat Kami harus mendapatkan pacar anak Lhokseumawe”, karena menurut Kami dan komen
sahabat-sahabt bahwa anak-anak
Lhokseumawe pada saat itu, keren,
pinter, baik, molek-molek dan punya sepeda motor, sehingga bisa numpang
ke kampus Gratis. Hahaaaaa……….. gundul
banget !!!!!. Tapi
baru sebulan berlalu, akhirnya kami harus mencari kos sendiri agar perkuliahan dan
belajar bisa lebih baik sebagai anak kuliahan yang baru,
Dengan budget
yang sangat terbatas maka Saya dan Ade Reza
memutuskan Satu Kos berdua
(sekamar) sedangkan Makmum pindah ke tempat saudaranya karena fokus ikut
pelatihan masuk Secaba Polri.
Tempat Kos yang kami peroleh berada di daerah Sektor Timur
(Sektim), perumahan dosen yang harganya sangat murah, karena ditahun 2003,
Aceh kala
itu belum damai betul dan daerah ini termasuk daerah yang agak
mencekam jika malam hari. Tempat Kosan
kami tersebut terletak diujung, dekat
dengan Lapangan Sepak Bola Fakultas Pertanian, Kebun Pertanian sehingga sangat
hening dan juga Pos Brimob Polri. Namun,
karena kami anak
Tamiang, daerah tersebut tetap bisa bikin kita bahagia dan bersemangat untuk
belajar. Dilapangan tersebut Ade Reza yang merupakan teman Di SMP dan sejurusan kuliah ini, dimanfaatkannya untuk lari pagi
dan sore hari menjaga stami badan sehingga
berat badannya menuju ideal syukur-syukur bisa punya Roppotasi, wowww Kereeeeeeennnn
pikirku .......
Karena di Kosan ini, untu kami hanya tersedia satu
kamar, lainnya kosong, sehingga kita
dengan budget terbatas berbagi-bagi anggaran, hehehehe .... Si
AdeReza membeli lemari untuk pakaian, Saya membeli tilam dan tape. Tape inilah yang mengisi waktu luang kami
untuk mendengarkan musik, terutama lagu UNGU
yang lagi kami gandrungi kala itu.
Setelah isi kamar terpenuhi, tidak lupa membeli peralatan dapur untuk
memasak. ini harus dilakukan bagi kami yang uang bulanannya dikirim pas-pasan..
Setiap
tanggal 16, setelah uang kiriman kami
terima maka, Ade Reza yang kreatif ini, selalu menyajikan Nasi
campur Garam, kadang ada teri medan dan
ini dilakukan rutin hingga awal bulan, sekali-kali indomie atau kerupuk panda
yang rasanya nikmat juga tersajika . Di
kosan ini kami belajar, bagaimana bisa
mendapatkan nilai yang bagus serta bagaimana kosan ini pula kami bisa bikin
jadi rame dan membuat kami betah. Namanya
juga anak kuala simpang, Jago
berkomunikasi dan membangun jaringan ……..
heheeheeee ....... Kosan ini menjadi saksi bisu, perjuangan
kami untuk mengejar mimpi.
Alhamdulillah,
dari Kosan ini kami belajar bahwa kita bisa belajar dimanapun, jika ada keinginan
dan semangat yang besar. Akhirnya,
tahun berikutnya Saya lulus di STAN sehingga
pindah ke Jakarta dan Ade Lulus CPNS di Pemprov Aceh Golongan 2,
sehingga Ade juga pindah kos, ke kos yang lebih baik. Oyaaaa, Makmum juga lulus di Secaba Polri. (dr.FBHarIRadeN,24/04/2023).
Note : Cerita ini, cerita asli tanpa ada rekayasa namun banyak cerita perjuangan lainnya yang belum di ceritakan...heheeeeeeeeee ............
Menuntut ilmu ke negri china juga hingga
kuliah.
Hari Raden Nasi garam sukseskan kuliah di Banda Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar