NusaNTaRa.Com
byMapiroHBorrA, S e n i n, 1 0 A p r i l 2 0 2 3
Ilustrasi. Otak biasa digunakan makhluk hidup untuk berpikir dan memproses informasi. |
" Inilah yang
benar-benar kita sebut dengan pembelajaran asosiatif () ",
Ujar SiDin Simon Sprecher penulis riset tersebut, neurobiolog dari University of Fribourg
seperti dikutip dari Science Alert. Pembelajaran
asosiatif merupakan bentuk belajar yang paling dasar, yakni membuat suatu asosiasi
atau hubungan baru dari dua fenomena, " Bukti bahwa bahkan binatang pun tanpa otak
dapat menunjukkan perilaku yang kompleks berkat sistem saraf mereka ",
Ujarnya dalam situs resmi University of Fribourg.
Dengan kemampuan otak, binatang bisa dengan mudah
mengaitkan sebuah stimulus dengan respons tertentu dan mengubah perilaku
mereka, berdasarkan apa yang telah mereka pelajari dan ingat, contohnya, jika Anda kurang beruntung
menyentuh benda panas. Anda berharap
tidak akan mengulanginya lagi dengan cara mengubah perilaku. Kemampuan mengingat hal tersebut diduga
karena evolusi sistem saraf yang mengatur kekuatan sinaptik dan plastisitas di
otak. Namun, tidak semua binatang ternyata memiliki otak.
Cnidarians seperti anemon laut dan ubur-ubur hanya
memiliki jaringan saraf yang terdesentralisasi. Alhasil, bisa diasumsikan bahwa
mereka hanya belajar dengan cara non-asosiatif. Para pakar pun menginvestigasi kemampuan
pembelajaran asosiatif anemon laut lewat eksperimen yang memanfaatkan kejutan
cahaya dan listrik. Pada pengkondisian klasik, sebuah kondisi yang netral akan
dipasangkan dengan hasil biologis yang signifikan dalam bentuk hadiah atau hal
negatif.
Sprecher dan timnya lalu secara acak mengumpulkan 10
hingga 18 anemon laut untuk, menjalani percobaan menghadapi aliran listrik dan
cahaya yang diberikan berbarengan, dan diberikan secara terpisah. Mereka menggunakan kejutan listrik yang
kecil untuk membuat hewan-hewan tersebut mengerutkan tentakelnya. Para pakar
melatih anemon tersebut dengan memberikan listrik atau cahaya secara bersamaan
dan terpisah.
Kemudian, para pakar menguji reaksi hewan tersebut hanya
dengan cahaya. Hasilnya, anemon yang menerima gelombang listrik dan cahaya
secara bersamaan bisa menyesuaikan perilaku mereka dan bereaksi kepada cahaya
saja setelah tahap pengkondisian. Pada
kelompok anemon laut yang lebih dahulu menerima gelombang kejut di waktu yang
sama, 72 persen tentakelnya mengerut ketika hanya menerima cahaya. Jumlah tersebut lebih dari dua kali tingkat
reaksi (30 persen) anemon yang dilatih dengan listrik dan cahaya yang diberikan
di waktu berbeda.
Dengan menggunakan software, tim peneliti juga mampu
mengukur tingkat pengerutan tentakel tersebut. Mereka menemukan, tentakel
maksimal mengerut jauh lebih panjang pada anemon yang dilatih menggunakan
cahaya dan listrik secara bersamaan. " Secara keseluruhan, hewan-hewan ini
menunjukkan perilaku yang berbeda secara kuantitatif dan kualitatif jika
dibandingkan dengan anemon yang menerima stimuli tak bersamaan ",
Tulis tim pakar.
Namun demikian, para pakar belum mengetahui pasti, apakah cnidarians berbagi neurotransmiter (penghantar impuls, mengaktifkan saraf dan ion) dan neuromodulator (mengatur aktivitas ion) yang sama dengan manusia, seperti hormon serotonin dan dopamin. Selain itu, para pakar menduga mungkin saja pembelajaran asosiatif berevolusi secara independen pada hewan-hewan tersebut.(dr,CNNIndonesia 10/04/2023).
Bisakah
mahluk bersikap positip tanpa otak.
Mahluk
bisa bereaksi positip meski tak memiliki otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar