NusaNTaRa.Com
byPunGKadA, S
e n i n,
2 7 M a r
e t 2 0 2 3
Pendiri Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara, Grento Walinono |
Kehadiran aliran Puang Nene di Bone
tentunya bagi Warga Kabupaten
Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) tentunya sangat
menghebohkan karena dengan aliran baru itu Puang Nene yang diduga sesat dan
Puang Nene mengaku sebagai nabi dan tidak mewajibkan pengikutnya untuk
sholat serta memiliki dua pimpinan salah
satunga Walinono alias Puang Nene dimana pimpinannya mengaku sebagai NABI, "
Aliran-alirannya tidak salat, dan ada dua bos besarnya mengaku
nabi. Kalau di sini dikenal sebagai
aliran Puang Nene ", Cakap SiDin Andi Swandi Kepala Desa
Mattirowali, Rabu (22/03/2023).
Andi Swandi mengatakan aliran Puang Nene
dikenal sebagai aliran dari Al Mukarramah di media social dan aliran itu diduga masuk di Desa Mattirowalie,
Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sekitar tahun 2020, "
Masuknya itu kalau tidak salah tahun 2020 sebelum COVID-19. Pengikutnya
sekarang sudah ada sekitar 40-an dari masyarakat Desa Bune dan Desa
Mattirowalie ", Ujar SiDin Andi Swandi. Andi Swandi menambahkan, aktivitas dari
aliran Puang Nene sudah pernah ditegur oleh warga. Namun aliran Puang Nene tak
menghentikan aktivitas alias tetap berlanjut.
Muh Amir mengatakan Puang Nene yang
merupakan pimpinan kelompok tersebut pernah diusir oleh pemerintah setempat
karena ajaran yang dibawakannya itu. Namun, yang bersangkutan kembali datang ke
Bone secara sembunyi-sembunyi, " Dia pernah diusir oleh pemerintah setempat
tapi masih sering datang. Puang Nene sudah tinggal di Soppeng tidak di Bone
lagi. Tapi sering datang tanpa sepengetahuan pemerintah setempat ",
Ujar SiDin Muh Amir dengan
Soppengernya (Jumawanya).
Muh Amir mengatakan banyak pengikut dari
aliran yang dipimpin Puang Nene ini telah meninggalkan ajarannya, "
Sudah banyak pengikutnya yang meninggalkan aliran ini, karena keluar dari ajaran Islam ",
Ujar SiDin Muh Amir Laji. MUI
Kabupaten Bone pun akan memberikan pembinaan dan perhatian terhadap anggota aliran yang diduga sesat yang dipimpin Puang
Nene, " Sudah jadwalkan untuk bertemu nanti agar bisa
dibina. Kami siap dibina dulu ", Ujarnya menambahkan Laji.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten
Bone, Sulawesi Selatan, akan berusaha memberikan pembinaan terhadap pada
pengikut, termasuk pimpinan Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda
Nusantara yang dipimpin Walinono alias Puang Nene yang diduga aliran
sesat. " MUI kecamatan sudah ditugaskan. Insyaallah
mudah-mudahan kita bisa bina “, Ujar SiDin Muh Amir, Jumat
(24/03/2023).
Pembinaan tersebut akan dilakukan MUI Bone,
kata Amir, selama aliran pimpinan Puang Nene ini tidak terlibat dalam tindak
terorisme dan radikalisme, " Bisa dibina selama tidak mengarah pada
terorisme dan radikalisme, insyaallah kami dari MUI akan berusaha membinanya ",
Jelas Cakap SiDin Muh Amir.
dan " Kita berusaha membinanya, makanya saya
katakan jangan dulu diserahkan ke hukum selama tidak mengarah ke terorisme.
Kalau masih di wilayah pemahaman-pemahaman itu, berarti wilayahnya tokoh agama
untuk memberikan pengertian ", Ujar SiDin Muh Amir dengan Ahmader
(Manisnya).
Dalam kasus ini, polisi juga sudah turun tangan. Kasubsi PIDM Sihumas Polres Bone, Ipda Rayendra menyebut Walinono alias Puang Nene menyebarkan ajaran tidak mewajibkan Sholat lima waktu dan tidak melaksanakan Salat Jumat. Kemudian para pengikut aliran sesat tersebut harus membayar uang pertemuan yang dilakukan setiap akhir tahun sebanyak Rp750 ribu, " Setiap bulan selalu memberi sesajen berupa makanan di pinggir sungai di Desa Mattirowalie Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone ", Cakap SiDin Rayendra.
Menghadap
kelangit mengharap yang kuase.
Aliran
Puang Nene Aliran sesat ditemukan di Bone.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar