Sabtu, 08 April 2023

ALIRAN SESAT PUANG NENE DITEMUKAN MUI BONE, MENYEMBAH BERHALA DAN TIDAK WAJIB SHOLAT

NusaNTaRa.Com

byPunGKadA,   S  e  n  i n,    2  7   M  a  r  e  t    2  0  2  3

Pendiri Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara, Grento Walinono

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menemukan penyimpangan dari kelompok Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara.    Diduga kelompok ritual yang dipimpin Walinono alias Puang Nene itu  mengajarkan pengikutnya untuk menyembah berhala dan tidak wajib sholat lima waktu sebagaimana  dalam Islam yang  terlihat masih mendekati kemiripannya,   "  Memang ada ajaran menyimpang yang mengarah pada penyembahan berhala  ",   Ujar  SiDin Prof KH Muh Amir HM  Ketua MUI Bone,  Sabtu   (25/03/2023).

Kehadiran aliran Puang  Nene di Bone  tentunya bagi  Warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) tentunya sangat  menghebohkan karena  dengan  aliran baru itu  Puang Nene yang diduga sesat  dan  Puang Nene mengaku sebagai nabi dan tidak mewajibkan pengikutnya untuk sholat  serta memiliki dua pimpinan salah satunga Walinono alias Puang Nene dimana pimpinannya mengaku sebagai NABI,   "  Aliran-alirannya tidak salat, dan ada dua bos besarnya mengaku nabi.   Kalau di sini dikenal sebagai aliran Puang Nene  ",  Cakap SiDin Andi Swandi Kepala Desa Mattirowali,   Rabu   (22/03/2023).

Andi Swandi mengatakan aliran Puang Nene dikenal sebagai aliran dari Al Mukarramah di media social dan  aliran itu diduga masuk di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sekitar tahun 2020,   "  Masuknya itu kalau tidak salah tahun 2020 sebelum COVID-19. Pengikutnya sekarang sudah ada sekitar 40-an dari masyarakat Desa Bune dan Desa Mattirowalie  ",  Ujar SiDin Andi Swandi.   Andi Swandi menambahkan, aktivitas dari aliran Puang Nene sudah pernah ditegur oleh warga. Namun aliran Puang Nene tak menghentikan aktivitas alias tetap berlanjut.

Muh Amir mengatakan Puang Nene yang merupakan pimpinan kelompok tersebut pernah diusir oleh pemerintah setempat karena ajaran yang dibawakannya itu.   Namun, yang bersangkutan kembali datang ke Bone secara sembunyi-sembunyi,   "  Dia pernah diusir oleh pemerintah setempat tapi masih sering datang. Puang Nene sudah tinggal di Soppeng tidak di Bone lagi. Tapi sering datang tanpa sepengetahuan pemerintah setempat  ",  Ujar SiDin Muh Amir  dengan Soppengernya (Jumawanya).

Muh Amir mengatakan banyak pengikut dari aliran yang dipimpin Puang Nene ini telah meninggalkan ajarannya,   "  Sudah banyak pengikutnya yang meninggalkan aliran ini,  karena keluar dari ajaran Islam  ",  Ujar SiDin Muh Amir Laji.   MUI Kabupaten Bone pun akan memberikan pembinaan dan perhatian  terhadap anggota  aliran yang diduga sesat yang dipimpin Puang Nene,   "  Sudah jadwalkan untuk bertemu nanti agar bisa dibina. Kami siap dibina dulu  ",  Ujarnya menambahkan Laji.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, akan berusaha memberikan pembinaan terhadap pada pengikut, termasuk pimpinan Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara yang dipimpin Walinono alias Puang Nene yang diduga aliran sesat.  "   MUI kecamatan sudah ditugaskan. Insyaallah mudah-mudahan kita bisa bina   “,  Ujar SiDin Muh Amir,  Jumat   (24/03/2023).

Pembinaan tersebut akan dilakukan MUI Bone, kata Amir, selama aliran pimpinan Puang Nene ini tidak terlibat dalam tindak terorisme dan radikalisme,   "  Bisa dibina selama tidak mengarah pada terorisme dan radikalisme, insyaallah kami dari MUI akan berusaha membinanya  ",  Jelas Cakap SiDin Muh Amir.   dan   "  Kita berusaha membinanya, makanya saya katakan jangan dulu diserahkan ke hukum selama tidak mengarah ke terorisme. Kalau masih di wilayah pemahaman-pemahaman itu, berarti wilayahnya tokoh agama untuk memberikan pengertian  ",  Ujar SiDin Muh Amir dengan Ahmader (Manisnya).

Dalam kasus ini, polisi juga sudah turun tangan. Kasubsi PIDM Sihumas Polres Bone, Ipda Rayendra menyebut Walinono alias Puang Nene menyebarkan ajaran tidak mewajibkan Sholat  lima waktu dan tidak melaksanakan Salat Jumat.   Kemudian para pengikut aliran sesat tersebut harus membayar uang pertemuan yang dilakukan setiap akhir tahun sebanyak Rp750 ribu,   "  Setiap bulan selalu memberi sesajen berupa makanan di pinggir sungai di Desa Mattirowalie Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone  ",  Cakap SiDin Rayendra. 


 

 

Menghadap kelangit mengharap yang kuase.

Aliran Puang Nene Aliran sesat ditemukan di Bone.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...