NusaNTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, J u m a t, 1 7 F e b r u a r i 2 0 2 3
Ketika
saya (Baiq Tartil) merencanakan perjalanan ke Wamena, saya tidak pernah membayangkan bahwa
drama keberangkatan akan terjadi. Jadwal
keberangkatan awal yang seharusnya pukul 09.00 WIT, ternyata diundur menjadi
pukul 14.20 WIT. dan saya tidak menyerah dan tetap antusias untuk
melanjutkan petualangan ke Wamena. Penerbangan
pertama kali dengan pesawat kecil yang tidak mampu menampung lebih dari 100
orang membuat saya merasakan sensasi yang berbeda. Setelah beberapa jam, saya tiba di Wamena dan
merasakan udara yang lebih sejuk dari pada
di kota tempat tinggal saya.
Tujuan
utama saya adalah menghadiri pelantikan para tokoh di lapangan Baliem. Saya
bergabung dengan masyarakat Wamena yang
berkumpul untuk mendengarkan orasi dari para tokoh seperti Bakal Calon Anggota
Dewan (BCAD), calon bupati, dan calon Gubernur Provinsi Papua Pegunungan. Yang paling unik dari acara ini adalah sapaan
universal orang Wamena yang mengucapkan "wa wa wa" beberapa kali untuk menyambut tamu.
Di
Papua, khususnya di Wamena atau daerah pegunungan lainnya, tokoh masyarakat
yang diangkat sebagai pemimpin akan diikuti dan dituruti. Kalau dalam Islam, istilahnya sami'na wa a
to' na. Oleh karenanya, setiap ada pesta demokrasi, konsolidasi dilakukan oleh
petinggi masyarakat atau adat di daerah tersebut.
Konon
katanya semakin banyak ucapan "wa…….." semakin menambah semangat masyarakat menyambut
tamu. Saat Sekjen PKS Aboe Bakar Al
Ahbsyi berbicara, logatnya terdengar sangat lokal dengan slang seperti "Ko tra kosong" dan "Ko
pangaruh" yang membuat suasana
pelantikan semakin hangat. Keseriusan akan acara itu terlihat dengan acara berjalan lancar dan
tenang dengan harapan besar
akan membangun negeri Baliem.
Namun
sebelum rombongan PKS dan tokoh yang dilantik datang, masyarakat telah melakukan upacara bakar batu.
Upacara ini merupakan salah satu
kegiatan tradisional suku Dani yang dilakukan sebagai tanda syukur atas hasil panen atau sebagai bentuk penghormatan kepada tamu
penting. Jumlah daging babi yang dibakar mencapai 100
ekor, namun tentu saja ini tidak dimakan
oleh pengurus PKS yang beragama muslim. Sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi
tertinggi, daging babi ditumpuk di kiri
dan kanan podium sebagai simbol penghargaan dari masyarakat lokal kepada tamu
penting atau tokoh yang hadir.
Saat
acara berlangsung, saya menyaksikan sebuah kejadian unik dan lucu ketika
seorang anggota humas PKS menjalankan drone dan anak-anak berkumpul
memperhatikan si kakak yang mengoperasikan drone. Namun, para ibu Papua menegurnya agar tidak
bermain drone di depan anak-anak karena nanti anak-anak juga akan ingin
bermain, sementara permainan demikian
sangat sulit untuk
mereka untuk dapat menemukannya dan sulit bagi mereka untuk memainkannya bahkan mustahil .
Acara berakhir dengan tarian tradisional yakni Yospan (Yosin Pancar).bb Masyarakat beramai-ramai berkumpul di tengah lapangan untuk menari bersama mengikuti alunan musik dengan beat reggae dan goyangan langkah kaki kecil-kecil. Pengalaman ini menjadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan bagi saya. Anyway, walaupun cuaca tidak terlalu dingin saat itu, sukses membuat tim menyeruput beberapa gelas teh / kopi panas.(Dr.BaiqTartil.blogg,PKS.id.17/02/2023)
Tradisi
cara
tersendiri suatu masyarakat melaksanakan acara.
Daging
babi dibakar menghargai para tamu di Wamena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar