NusaNTaRa.Com
byIndaHPalloranG, S a b t u, 1 4 J a n u a r i 2 0 2 3
Logam Tanah Jarang molimpah di Indonesia
Negara-negara Eropa saat ini tengah dihebohkan
dengan adanya penemuan sumber tambang logam yang disebut rare earth element (RRE) atau Logam tanah jarang (LTJ)di wilayah mereka, telah
dikabarkan lebih dari satu juta
ton logam tanah jarang telah ditemukan di ujung utara Swedia. Logam tanah jarang yang baru ditemukan itu
jelas kabar baik bagi Eropa, namun mungkin butuh waktu 10-15 tahun lagi sebelum
bisa dipasarkan karena sangat rumit dam proses perizinannya memakan
waktu karena evaluasi risiko lingkungan.
Komoditas ini dinamai logam tanah jarang karena didasarkan pada asumsi yang menyatakan bahwa keberadaan logam tanah jarang ini tidak
banyak dijumpai. Namun pada
kenyataannya, LTJ ini melimpah, melebihi
unsur lain dalam kerak bumi. Berita ini
menjadi sangat heboh lantaran sebelumnya tidak pernah ada logam tanah jarang
yang ditambang di wilayah Eropa. Melansir dari BBC, sebelumnya sekitar 98%
kebutuhan logam tanah jarang yang digunakan di UE pada tahun 2021 diimpor dari
Tiongkok.
Logam tanah jarang merupakan mineral ikutan yang
bersifat magnetik dan konduktif, banyak digunakan di perangkat elektronik
seperti ponsel, tablet, speaker
dan lain-lain, selain itu, logam
tanah jarang juga dimanfaatkan untuk sektor lainnya, mulai dari bidang
kesehatan, otomotif, penerbangan, hingga industri pertahanan. Melihat kegunaannya, logam tanah jarang
diklaim punya nilai ekonomi cukup besar,
karenanya tidak heran bila hasil
tambang yang satu ini disebut-sebut sebagai "harta karun" yang
menjadi milik negara.
Sumber daya logam tanah jarang (LTJ) ini
banyak dicari oleh banyak pihak. Pasalnya, "harta karun" ini memiliki banyak manfaat dan bisa digunakan
sebagai bahan baku dari berbagai peralatan yang membutuhkan teknologi modern
saat ini, antara lain sebagai bahan baku untuk baterai, telepon seluler,
komputer, industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru
terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit
Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB). Lalu, bisa juga untuk bahan baku industri
pertahanan hingga kendaraan listrik.
Mengutip buku
"Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian
ESDM 2019, logam tanah jarang (LTJ) merupakan salah satu dari mineral strategis
dan termasuk "critical mineral" yang merupakan kumpulan dari 17 unsur
kimia. Sejumlah mineral yang mengandung
LTJ seperti monasit, zircon dan xenotim, merupakan mineral ikutan dari
mineral utama seperti timah, emas, bauksit, dan laterit nikel, juga tidak hanya itu, ternyata logam tanah
jarang juga berpotensi terdapat pada batu bara.
Ke-17 unsur kimia tersebut antara lain scandium
(Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd),
promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb),
dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb),
lutetium (Lu) dan yttrium (Y). Meskipun
demikian, unsur-unsur tersebut sangat sukar untuk ditambang karena
konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis dan
ketujuh belas unsur logam ini mempunyai banyak kemiripan sifat dan
sering ditemukan bersama-sama dalam satu endapan secara geologi.
Logam Tanah Jarang di Indonesia
Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan
Djamaluddin pernah menjelaskan Indonesia sebenarnya terlambat mengeksplorasi
logam tanah jarang, maka dari itu, saat
ini belum banyak informasi pasti yang bisa didapatkan soal potensi yang ada. Kendati demikian, Ridwan mengatakan ada
sekitar delapan lokasi yang terpetakan memiliki kandungan rare earth di
Indonesia, itu pun masih baru dan masih dalam tahap
eksplorasi awal, " Dalam tahapan eksplorasi kita terbatas, dari
potensi yang ada keterdapatannya ada di 9 lokasi, dan sudah terpetakan baru di
8 lokasi ", Ungkap SiDin Ridwan dan " Dari 8 lokasi ini baru dilakukan eksplorasi
awal secara umum kami sangat terbatas informasinya ",
Ungkapnya Nyambung.
Ridwan mengatakan logam tanah jarang paling banyak ditemukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan potensi mencapai puluhan hingga ratusan ribu ton logam tanah jarang, " Paling banyak memang ada di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya di Bangka Selatan ", Ujar SiDin Ridwan dengan Soppengernya (Jumawanya). Dalam data yang dipaparkan Ridwan, Bangka Belitung memiliki potensi logam tanah jarang sebesar 186.663 dalam bentuk monasit dan 20.734 logam tanah jarang dalam bentuk senotim. Daerah lain yang potensial akan logam tanah jarang ditemukan di Sulawesi Tengah sebesar 443 ton dalam bentuk laterit, Kalimantan Barat sebesar 219 ton dam juga potensi di Sumatera Utara sebesar 19.917 ton.
Bumi
Nusantara sememangnya kaya raya.
Logam Tanah Jarang juga potensial di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar