Jumat, 02 Desember 2022

WARGA KAMPUNG BAYAM GERUDUK BALAI KOTA DKI : INGIN TEMUI PENGAMBIL KOPUTUSAN BUKAN MEDIATOR

"  Kami dibatasi oleh ruang gerak kami. Oleh karena itu kami ingin mendesak pemimpin yang bisa mengambil keputusan bukan mediator, tetapi yang kami mau adalah pengambil keputusan bukan mediator  ",  Ujar SuDin Refly sang orator dengan Plabomoranya (hebatnya) di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis    (01/12/2022). 

Warga Kampung Bayam bawa alat-alat dapur dan gas ke Balai Kota DKI


Para warga demonstrans datang mulai pukul 09.15 WIB dengan membawa peralatan rumah tangga seperti gas, termos, penggorengan, galon, roti, kopi dan sayur-sayuran,  mereka juga ditemukan  membangun tenda dari terpal pada pukul 09.45 WIB untuk melakukan unjuk rasa.   Selain itu, calon penghuni pun terlihat menunjukkan SK hunian dan nomor unit hunian masing-masing dari pihak Jakpro  dam mengaku hanya tinggal menunggu kunci untuk dapat menempati rusun Kampung Susun Bayam tersebut.

Meski telah mendapat surat keputusan berikut nomor unit hunian, hingga kini warga Kampung Susun Bayam belum bisa menempati kampung susun yang telah diresmikan Gubernur DKI Anies Baswedan pada 12 Oktober 2022.   Namun, sebulan lebih, nasib warga eks Kampung Bayam itu terkatung-katung hingga kekinian karena mereka tidak mendapat kejelasan kapan kapan bisa menempati kampung susun yang berada di dalam kompleks Jakarta International Stadium (JIS) itu. 

Mereka masih terhalang soal besaran tarif sewa yang belum menemukan kata sepakat antara warga dan Jakpro sebagai pemilik dan pengelola lahan Kampung Susun Bayam. Semula Jakpro menyebut tarif sewa Rp 1,5 juta, lalu turun setengahnya menjadi Rp 750.00. Warga hingga kini masih keberatan dengan besaran tarif tersebut. 

Warga inginkan segera bisa menghuni Kampung Susun Bayam


Di sisi lain, warga menginginkan mereka bisa segera menempati Kampung Susun Bayam yang telah diresmikan Anies Baswedan pada Oktober lalu.    Melalui Urban Poor Consortium yang mendampingi mereka, Gugun Muhammad, warga Kampung Susun Bayam seharusnya bisa seperti warga Kampung Susun Akuarium yang diperbolehkan menempati hunian meski belum ada kesepakatan soal tarif sewa,   “  Sebaiknya, sesuai tuntutan warga, masuk aja dulu, seperti Kampung Susun Akuarium ketika mereka sudah tenang, sudah menghuni, sudah ada tempat tinggal yang layak sambil dimusyawarahkan skemanya seperti apa, statusnya kalaupun sewa berapa sewanya  ”,  Ujar SiDin Gugun dengan Soppengernya (Jumawanya), Senin   (28/11/2022). 

Menurut Gugun, persoalan tarif dan administrasi bisa dibicarakan dengan baik-baik dan tenang setelah warga bisa menghuni unit hunian di Kampung Susun Bayam. Berkaca dari Kampung Susun Akuarium, pembahasan soal teknis, seperti status penyewa, tarif sewa dilakukan setelah warga menghuni dan masalah tersebut selesai setelah setahun menghuni kampung susun.   Seperti Akuarium, itu satu tahun baru clear. Setelah setahun menghuni baru clear mereka, statusnya sewa hibah, tarifnya sekian mereka sepakati, lalu bikin perjanjian kerja sama. Jadi, sekarang ini baiknya emang tidak ribut di soal tarif berapa dan segala macam, tetapi masuk dulu, setelah warga tenang, baru negosiasi,” katanya.

Warga minta soal tarif dan administrasi soal Kampung Susun Bayam dibahas kemudian


Karena itu, Gugun meminta kepada Jakpro dan Pemprov DKI untuk menunda pembahasan soal tarif sewa dan pengelola setelah warga menempati kampung susun. Sebab, saat ini yang dibutuhkan warga adalah tempat tinggal,   “  Setelah clear statusnya (Kampung Susun Bayam/KSB), apakah rusunawa atau kampung susun, baru kita ngomongin tarif, ngomongin siapa pengelolanya. Itu pembicaraan panjang, butuh waktu, sementara warga sudah butuh tempat tinggal  ”,  Ujar SiDin  Gugun menambahkam.

Menurut Gugun, warga Kampung Susun Bayam dijanjikan Jakpro bisa menempati kampung susun pada 20 November 2022. Namun, ketika tiba di lokasi, warga dilarang masuk dengan alasan administrasi yang belum selesai.   “  Mereka pernah dijanjikan tanggal 20 November 2022 dan kontrakan (warga) itu habis disesuaikan dengan janji dari Jakpro, sehingga sekarang terlantar  ”,  Ujarnya menambahkan pepadahnya.

Kampung Susun Bayam diresmikan Anies Baswedan 12 Oktober 2022


Usai diresmikan Gubernur DKI Anies Baswedan pada 12 Oktober 2022 lalu, hingga kini warga belum bisa masuk menempati Kampung Susun Bayam yang berada di kompleks Stadion Jakarta International Stadium itu.   “  Belum sama sekali, waktu itu hanya peresmian di tanggal 12 Oktober. Itu peresmian. Belum pernah masuk sama sekali bahkan temen-temen sudah dijanjikan tanggal 20 ketika tanggal 20, temen-temen bawa barang, ternyata dilarang masuk  ”,  Ujar SiDin Anies Baswedan dengan Plabomoranya (hebatnya).

Warga Kampung Bayam di tenda penampungan


Rumah sebagai Kediaman bersama keluarga.

Penghuni eks Kampung Bayam ingin kepastian huniannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...