NusaNTaRa.Com
byRaisALembuduT, R a b u, 1 4 D e s e m b e r 2 0 2 2
1.200
perusahaan di Vietnam telah mem-PHK lebih 40 ribu buruh dan memangkas jam kerja 470 ribu
pekerja lainnya imbas penurunan pesanan dari Barat
Badai PHK saat ini tengah menghantui pekerja-pekerja di perusahaan Vietnam dengan sangat keras, Diberitakan bahwa puluhan ribu pekerja pabrik di Vietnam terpaksa harus diberhentikan karenanya sementara ratusan ribu lainnya harus mengalami pemotongan jam kerja. Melansir France24, diketahui bahwa sejak September 2022 kemarin lebih dari 1.200 perusahaan di Vietnam (sebagian besar bisnis asing di sektor garmen, alas kaki dan furnitur) terpaksa harus memecat atau memotong jam kerja sebagian staf mereka.
Semua ini
dikarenakan sebagian besar perusahaan
tersebut mengalami pemotongan
jumlah pesanan ekspor produk,
dikabarkan dibandingkan dengan tahun lalu, pesanan ekspor turun 30-40%
dari Amerika Serikat dan 60% dari Eropa, di mana inflasi dan tagihan energi
melonjak karena perang di Ukraina.
Akibatnya lebih dari 470.000 pekerja telah dipangkas jam kerjanya dalam
empat bulan terakhir tahun ini. Sementara itu sekitar 40.000 orang kehilangan
pekerjaan, di mana 30.000 di antaranya merupakan wanita berusia 35 tahun atau
lebih.
Phan Thi
Nhieu salah satu pekerja perusahan yang
terpaksa harus menerima PHK yang telah
menghabiskan satu dekade waktunya bekerja merakit sepatu merek dunia seperti
Timberland dan K-Swiss. Awal bulan
lalu, Nhieu yang berusia 31 tahun dan tinggal di kamar berukuran 9 meter
persegi di Ho Chi Minh bersama dua putra dan suaminya diberi tahu bahwa dia
tidak lagi dibutuhkan di Ty. Hung
Company, pembuat sepatu Taiwan yang
memasok merek besar Barat, " Mereka memberi tahu kami bahwa mereka tidak
memiliki cukup pesanan ", Ujar SiGaLuH Thi Nhieu tentang pengumuman Ty Hung yang akan
memecat 1.200 dari 1.800 stafnya, Rabu (14/12/2022).
Berita itu
sontak membuatnya sangat terkejut
dan ketakutan, membuatnya
menangis karena itu bermakna bahwa
ia tidak bisa lagi menghasilkan
pendapatan bulanan US$220 yang selama ini dinikmatinya, ia tak berdaya dan harus menerima pesangon dua bulan. Selanjutnya ia hanya dapat mengandalkan pesangon itu untuk bertahan
hidupnya dam keluarganya, " Kami tidak memiliki siapa pun untuk membantu
kami. Saya harus membantu kami melalui ini sendiri ",
Ujar SiGaluH Thi Nhieu dengan Soppengernya (jumawanya).
Kasus PHK
yang menimpa Thi Nhieu itu bukan yang
pertama. Data Konfederasi Umum Perburuhan Vietnam, sejak September tahun ini,
sudah ada 1.200 perusahaan di Vietnam yang sebagian besar bergerak di sektor
garmen, alas kaki dan furnitur, elektronik yang memecat karyawan dan memotong
jam kerja karyawan karena masalah sama. Salah
satunya, perusahaan raksasa Taiwan Pouyuen, produsen sepatu Nike. Mereka telah
merumahkan 20 ribu pekerjanya secara bergiliran. Sementara laporan lain
mengatakan investor asing terbesar Vietnam, Samsung Electronics, telah mulai
mengurangi produksi ponsel pintarnya di pabrik-pabrik di utara.
Sebut saja
perusahaan raksasa asal Taiwan, Pouyuen, selaku produsen sepatu Nike yang telah
merumahkan 20.000 pekerjanya secara bergiliran,
demikian juga investor asing
terbesar Vietnam, Samsung Electronics
yang telah mulai mengurangi
produksi ponsel pintarnya dari pabrik-pabrik di Vietnam. Hal ini membuat Vietnam
tengah mengalami situasi yang lebih suram daripada yang mereka alami
selama pandemi Covid-19, " Tidak mudah mencari pekerjaan baru seperti
dulu (setelah pandemi) ", Ujar SiGaluH Nguyen Thi Thom (35) selaku
karyawan yang di-PHK dari perusahaan garmen Korea Selatan yang membuat pakaian
untuk raksasa ritel AS Walmart.
Karena badai PHK tersebut lebih dari 470 ribu pekerja telah dipangkas jam kerjanya dalam empat bulan terakhir tahun ini dam 40 ribu lainnya terkena PHK, konfederasi menyebut sekitar 30 ribu pekerja dari 40 ribu tersebut adalah wanita berusia 35 tahun atau lebih. Sementara itu salah satu pekerja menyebut kondisi perusahaan dan pemecatan buruh sekarang ini lebih suram daripada selama pandemi covid-19, kala saat covid, pekerja masih dibantu sumbangan makanan, " Tidak mudah mencari pekerjaan baru seperti dulu (setelah pandemi) ", Ujar SiDin Nguyen Thi Thom (35) yang di-PHK dari perusahaan garmen Korea Selatan yang membuat pakaian untuk raksasa ritel AS Walmart.
PHK saat ini lebih besar dari Pandemi Covid-19
Kekuatan Perusahaan ada pada produksi
sebagai Omset.
PHK di Vietnam karena menurunya order
dari negeri Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar