NusaNTaRa.Com
byKariTaLa L A, M i n g g u, 0 7 N o v e m b e r 2 0 2 1
Menperin RI Agus Gumiwang dan MDirector Al Khaleej Sugar Co. Jamal A-Ghurair
Al Khaleej Sugar Co. (AKS) Produsen gula berskala
besar di kawasan Timur Tengah, berminat
untuk berinvestasi sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,68 triliun untuk produksi
gula, pengembangan etanol dan listrik
dari biomassa di Indonesia. Komitmen tersebut disampaikan Chairman Jamal
A-Ghurair Group serta Managing Director Al Khaleej Sugar Co, saat
bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam
perhelatan Expo Dubai 2020 di Uni Emirat Arab, Selasa (02/11/2021) waktu
setempat.
“ AKS akan
berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula,
AKS juga rencananya memproduki bioetanol dan listrik dari biomassa ”,
Ujar SiDin Agus Gumiwang dalam keterangan
tertulis, Minggu (07/11/2021). " AKS
akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan
dapat menjadi sumber bahan bakar alternative ",
Ujar SiDin Laji.
Upaya ini sejalan dengan tren pengurangan emisi
karbon, yang membuat sejumlah negara memutar otak untuk mencari sumber energi
yang lebih bersih. Negara-negara
seperti Australia, Amerika Serikat, dan Filipina sendiri telah mengembangkan
etanol dalam jumlah besar sebagai alternatif bahan bakar fosil. Pemanfaatan
etanol dalam energi baru dan terbarukan menjadi satu alternatif untuk
pengurangan gas emisi karbon dari sektor transportasi.
Selain menghadiri perhelatan Expo Dubai 2020,
kunjungan kerja Menperin Agus tersebut ke Persatuan Emirat Arab, sekaligus
untuk bertemu calon investor potensial. Salah satunya adalah Al Khaleej Sugar (AKS). Saat itu, Menperin Agus didampingi Plt
Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Taufik Bawazier, Staf Khusus
Menteri Achmad Sigit Dwiwahjono dan Konsul Jenderal RI di Dubai K. Candra
Negara.
Menperin mengatakan, pihaknya akan bekerja sama
dengan kementerian lain untuk menjajaki peluang investasi tersebut karena
terkait investasi energi dan pemenuhan lahannya. Selain itu, Agus Gumiwang berharap penanaman
modal perusahaan gula asal Dubai itu bakal menjadi pendorong industri gula
nasional yang lebih efisien pada masa depan,
“ AKS akan mengembangkan
fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan dapat menjadi sumber
bahan bakar alternative ”, Ujar SiDin Agus Gumiwang Laji.
Upaya ini sejalan dengan tren pengurangan emisi
karbon yang membuat sejumlah negara 'memutar otak' untuk mencari sumber energi
yang lebih bersih. Negara-negara lain
seperti, Australia, Amerika Serikat, dan Filipina telah mengembangkan etanol
dalam jumlah besar sebagai alternatif bahan bakar fosil. Pemanfaatan etanol
dalam energi baru dan terbarukan menjadi satu alternatif untuk pengurangan gas
emisi karbon dari sektor transportasi.
Selain sebagai bahan bakar, lanjut Agus, etanol
gula dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap gula
rafinasi “ Dalam
konteks ini, impor gula bisa ditekan dan bahkan ke depan berpeluang berkurang
sekitar 750 ribu ton per tahun ”, Ujar SiDin Agus Gumiwang. AKS memiliki pabrik gula di Dubai dengan
kapasitas 6.000 ton gula per hari. Selain memiliki pabrik gula di Dubai, AKS
juga berinvestasi di Mesir dan Spanyol. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan
sebesar US$ 14 miliar.
Menurut Agus, kebutuhan gula nasional tercatat
sekitar 6,7 juta ton. Terdapat beberapa cara untuk mengurangi impor gula, di
antaranya dengan menyiapkan lahan perkebunan tebu dan mendorong proses
transformasi digital. " Kehadiran AKS di Indonesia, Insya Allah dapat
membantu memenuhi kebutuhan gula nasional
", Ujar Menperindag RI.
Selain sebagai bahan bakar, etanol gula dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap gula rafinasi, " Dalam konteks ini, impor gula bisa ditekan dan bahkan ke depan berpeluang berkurang sekitar 750.000 ton per tahun ", Ungkap SiDin Agus Gumiwang dengan Soppengernya (Jumawa). AKS memiliki pabrik gula di Dubai dengan kapasitas 6.000 ton gula per hari. Selain memiliki pabrik gula di Dubai, AKS juga berinvestasi di Mesir dan Spanyol. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan sebesar USD14 miliar.
Kerjasama membangun eratkan bilateral,
UEA siap tanamkan modal di Indonesia untuk Gula
dan Etanol.