NusaNTaRa.Com
byLaDollaHBantA, M i n g g u, 1 4 N o v e m b e r 2 0 2 1
Nina Gusmita Atlet Paralimpik dari Medan |
Atlet Paralimpik Nina Gusmita (23) berhasil mendulang tiga medali emas di ajang
Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua cabang olahraga (Cabor) Atletik dengan
klasifikasi (T54) kursi roda, Gadis Cuantik, Muda dan berprestasi hadir di
ajang tersebut berasal dari Medan
mewakili Sumut. Peparnas XVI Papua
merupakan panggung perdana bagi Nina Gusmita dan juga tambang emas baginya. Gadis manis
kelahiran Medan 8 Agustus 1998 itu berhasil mendulang emas di tiga nomor
pertandingan sekaligus memecahkan rekor nasional.
Ketiga nomor pertandingan yang membuahkan medali
emas untuk Nina Gusmita adalah nomor 100
meter putri (T54) dengan waktu 18,52 detik,
torehan waktunya sekaligus memecahkan rekor nasional (rekornas) atas nama
Dina Rulina pada Peparnas 2016 dengan waktu 21,92 detik. Untuk nomor 200 meter putri (T54) dengan
catatan waktu 33,44 detik dan torehan waktu
Nina berhasil memperbaiki rekornas 36,69
detik atas nama Mulyani pada Peparnas 2016 di Jawa Barat. Dan dari nomor 400 meter putri (T54), Pada nomor ini Nina berhasil membukukan
rekornas baru dengan catatan waktu 1:07,49 menit.
Bagi Nina,
berprestasi di usia muda bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan, meski perjalanan menuju keberhasilan untuk
mendapatkan prestasi tidaklah selalu berjalan mulus penuh dengan perjuanam. Pada saat usia 18 tahun, mahasiswi di
Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan (STOK) Bina Guna Medan ini mengalami
musibah, kecelakaan motor. " Dulu aku atlet normal, aku atlet junior
pelatda olahraga voli. Karena kecelakaan saat mengendarai motor akhirnya jadi
penyandang disabilitas. Dulu kecelakaannya sehabis pulang dari latihan
voli ", Ujar SiGaluh Nina Gusmita dalam ungkapan wawancaranya di Stadium Lukas Enembe, Sabtu (13/11/2021).
Akan prestasinya Atlet Para Atletik peraih tiga
medali emas dan memecahkan tiga rekor nasional pada Pekan Paralimpik Nasional
(Peparnas) XVI Papua 2021, Nina Gusmita siap menerima tantangan dari Menteri
Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali untuk bertekad dan bermimpi
tampil di Paralimpiade Paris 2024 nanti.
" Siap sih, pengen banget
tampil di Paralimpiade, karena teman- teman sudah banyak yang kesana. Jadi rasa
dari sendiri kepengen juga ", Ujar SiDin Nina Gusmita usai meraih medali
emas cabang olahraga Atletik kursi roda nomor 200 meter di Stadion Lukas
Enembe, Kabupaten Jayapura, Jumat (12/11/2021).
Kepada Menpora Amali yang turut hadir menyaksikan
pertandingannya, Nina berharap dukungan Menpora Amali terhadap para atlet-atlet
disabilitas, terutama yang saat ini sedang berada Pemusatan Latihan Nasional
(Pelatnas) NPC Indonesia di Solo, Jawa Tengah,
" Teman-teman di NPC sangat
membutuhkan support, sangat membutuhkan dukungan bapak menteri ",
Ujar SiDin Nina Gusmita. Terkait
hasil pertandingan yang dicapainya hari ini, dengan raihan medali emas dan
pemecahan rekor, Nina mengatakan bahwa hasil tersebut merupakan buah kerja
kerasnya dengan terus berlatih.
Nina menuturkan, awalnya pada saat setelah
kecelakaan dirinya berpikir tidak dapat melanjutkan keinginannya untuk terus
bermain voli, keinginan itu seakan-akan hancur bersama dengan musibah
yang dialaminya kala itu. " Saat jatuh, aku mikir, udahlah gak bisa main
voli lagi. Sempat berpikir seperti itu karena aku lihat kaki sudah hancur dan
sudah tidak bisa latihan lagi. Akhirnya ketika dibawa ke rumah sakit, kaki aku
harus diamputasi ", Ujar SiGaluh dengan Soppengernya
(Jumawa).
Lulusan SD Angkasa 1 Medan dan SMP Negeri 28 Medan
ini mengambil nilai positif dari sebuah musibah yang ia jalani dan membuang
segalahal negatifnya agar tidak merasa terbebani saat mewujudkan kesuksesan. Beberapa hari setelah diamputasi, saat itu
masih di rumah sakit, datanglah atlet senior voli yang bekerja dibagian
penyandang disabilitas, " Senior itu ngajak aku, ayo ikut National
Paralympic Committee Indonesia (NPCI), nanti bisa olahraga lagi, bisa
berprestasi lagi. Walaupun sudah kekurangan, tapi nanti tetap bisa nerprestasi.
Ya, akhirnya aku ikut NPCI ", Ujar SiGaluh Nina Gusmita mamtan siswa SMA
Negeri 13 Medan.
Menurut Nina, saat
masuk NPCI, dirinya diperkenalkan olahraga di nomor lempar yang kemudian
menjadi atlet Lempar dan kemudian
menjadi atlet Voli duduk tahun 2019 hingga masuk pelatnas untuk mengikuti ajang paralimpik internasional
yakni ASEAN Para Games di Filipina. Setelah beberapa hari masuk pelatnas voli,
ternyata dikabarkan bahwa kalau negara yang berminat mengikuti voli duduk itu
tidak banyak. Sehingga cabor voli duduk tidak jadi dipertandingkan. Nina pun
batal diberangkatkan ke ASEAN Para Games di Filipina. "
Akhirnya aku ditawari sama NPCI, bahwa kalau ingin tetap di pelatnas
maka harus pindah ke atletik yakni wheel chair (kursi roda). Akhirnya coba
pindah cabor dan masuk di wheel chair. Ternyata progresnya bagus, dan akhirnya
pindah cabor di kursi roda ", Jelas Nina Gusmita.
Nina mengakui, setelah menjadi atlet kursi roda dirinya merasa sudah berada di cabang olahraga yang sesuai. Hingga saat ini Nina terus berlatih dari Senin hingga Sabtu, baik pagi hari maupun sore hari. " Sabtu sore dan Minggu free ", Ujarnya. Nina mengatakan, saat ini pemerintah sudah banyak mendukung atlet penyandang disabilitas maupun teman-teman penyandang disabilitas sehingga tidak ada halangan lagi untuk berkarya bagi penyandang disabilitas. Baik itu berkarya buat Indonesia, buat keluarga, maupun buat orang tua.
Nina Gusmita atlet Paralimpik dgn 3 medali Emas |
Manusia cacat pisik atau Disabilitas,
Nina Gusmita atlet Paralimpik Medan peraih tiga
Emas.
Mantap ...... semoga terus berprestasi
BalasHapus