NusaNTaRa.Com
byAsnISamandaK, K a m i s, 1 6 S e p t e m b e r 2 0 2 1
Prof. Adi Utarini, dosen dan peneliti Universitas Gajah
Mada (UGM) by majalah versi Time dimasukkan kedalam satu dari 100 orang paling
berpengaruh di dunia pada 2021. Ia
mendapat penghargaan ini setelah bekerja sama dengan tim peneliti internasional
dari Program Nyamuk Dunia untuk mencegah ancaman penyakit yang dibawa oleh
nyamuk demam berdarah, dengan melakukan
inokulasi nyamuk ini dengan Wolbachia. Bakteri
ini tidak berbahaya bagi manusia, tapi mampu membuat nyamuk tidak menularkan
demam berdarah dari gigitannya.
Ketika ia akan melepaskan nyamut-nyamut yang sudah
diinfeksikan dengan bakteri Wolbachia ini,
ia pun lantas meyakinkan para warga di sekitar rumahnya agar merasa
aman ketika pelepasan nyamuk-nyamuk tersebut dilakukan. Studi ini menjadi terobosan bagi organisasi
yang dia bantu dan ia pimpin serta untuk pertama kalinya penelitian ini berhasil membuktikan teknik ini berhasil menurunkan
tingkat penyakit di lingkungan masyarakat.
Peneliti Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof. dr. Adi
Utarini, M.Sc., M.P.H., Ph.D., punya peran penting dalam upaya untuk mengatasi
penyakit demam berdarah. Saat ini,
hampir semua orang di Yogyakarta setidaknya seseorang yang pernah terkena
Prof. Adi Utarini borsama timWorld Mosquito Program(WMP)
Yogyakarta, dalam penelitian mereka telah berhasil menurunkan kasus demam berdarah
di Kota Yogyakarta sebesar 77 persen, seperti dilansir dari Kagama.co, media
resmi di bawah naungan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada
(KAGAMA).
Sebelumnya, ibu Adi
Utarini juga sempat didapuk Komunitas jurnal penelitian Nature Research sebagai
10 orang yang dianggap paling berpengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan
selama tahun 2020. Mulai dari
penglibatan beliau dalam pengembang vaksin virus corona (Covid-19) yang
mengheboh dunia itu sehinggalah seorang
perdana menteri masuk dalam deretan 10 orang berpengaruh tersebut.
" Bersama
kolega mereka, orang-orang ini membantu membuat penemuan luar biasa dan
berhasil menarik perhatian publik kepada masalah krusial (sains). Nature's 10
bukan lah penghargaan atau peringkat. Pilihan ini disusun editor Nature untuk
menyoroti peristiwa penting dalam sains melalui cerita menarik dari mereka yang
terlibat ", Tulisan
editorial Nature Research.
Prof. dr. Adi Utarini, MSc., MPH, PhD atau dikenal dengan
panggilan Prof. Uut, lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
pada 28 Desember 1989. Sejak itu, kemudian bekerja sebagai dosen di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat (sekarang, Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan)
UGM. Ia melanjutkan pendidikan
pascasarjana Master of Science di Centre for International Child Health,
University of College London, Inggris (British Council Awards, 1993-1994),
Master of Public Health (STINT Award, 1997-1998) dan Doctor of Philosophy
(STINT dan TDR Awards, 1999-2002) dari Umea University, Swedia.
Sekembalinya ke Indonesia, ia
banyak melakukan penelitian-penelitian di bidang pengendalian penyakit
menular, terutama pengendalian penyakit Tuberkulosis dan kebijakan-manajemen
mutu layanan kesehatan hingga dikukuhkan sebagai Guru Besar pada tahun 2011. Beliaupun pernah bertugas sebagai Wakil
Dekan Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas
Kedokteran UGM (2012-2016) dan Ketua
Minat Manajemen Rumah sakit, Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
(2003-2012) serta penanggungjawab mata kuliah Metode Penelitian di program
studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan program studi S-2 Kebijakan dan
Manajemen Kesehatan.
Saat ini, Utarini juga mempunyai beberapa tanggung jawab
atau amanah, antara lain sebagai anggota Dewan Riset Nasional (2015-2022),
Ketua Kompartemen Mutu di organisasi Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
(PERSI) dan Editor Utama The Journal of
Hospital Accreditation yang diterbitkan oleh Komisi Akreditasi RumahSakit
Indonesia (KARS) bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM.
Melansir laman FK UGM, kegiatan penelitian yang masih dilakukan Utarini hingga saat ini adalah Peneliti Utama World Mosquito Program Yogyakarta (sejak tahun 2013) dan Konsultan pengembangan Kebijakan dan Strategi Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan sejak tahun 2017. Hasil-hasil penelitiannya telah diterbitkan di lebih dari 30 jurnal kesehatan internasional.
Meneliti temukan kebahagian manusia,
A Utarini peneliti nyamuk orang paling berpengaruh di
dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar