NusanTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, 02/02/2019
Gambaran keberadaan nelayan Makassar di Benua Australia terlihat dari pengolahan
teripang di Port Essington pada 1845, Jejak badik di dinding gua Mabuludu,
lukisan rumah khas Makassar dan wahana pengasapan teripang di Black Rock
Wellington Range, dibarat Arnheim Land, Autralia. Semua itu jejak pelaut dan pencari teripang
asal Sulawesi yang merambah bibir benua di tenggara Nusantara sebagaimana
diceritakan buku riset C.C MacKnight berjudul The Voyage to Marege : Pencari
Teripang dari Makassar di Australia yang terbit tahun lalu.
Marege’
merupakan nama yang diberikan orang Makassar bagi wilayah pesisir Arnhem Land
dan Teluk Carpentaria, Northern Territory. Disebutkan pada abad ke-14 dan ke-17
nelayan Makassar telah melakukan pelayaran ke Australia guna
mengumpulkan teripang di pantai bagian utara benua tersebut sebelum dijual
mahal di Tiongkok. Alkisah godaan
teripang itu tertulis di The Voyage to Marege, buku yang diterbitkan Melbourne
University Press (1976) dan diterjemahkan kebahasa Indonesia diterbitkan Ininnawa
(2017).
Namun saat
inipara pemburu teripang berlayar dari Pesisir Galesong ke Papua, ke Fak Fak,
Kaimana atau hingga Tual, Dobo dan Saumlaki bahkan hingga Asmore Reef di
Australia. Mereka memodifikasi alat atau sarana prasarananya, menggunakan GPS
hingga echo-sounder. Meski mereka dulu belum
selengkap saat ini, pengalaman nelayan-nelayan di lingkup Kerajaan Gowa-Tallo
di tahun 1800-an menurut tulisan di buku itu, adalah bukti bagaimana mereka
telah sampai di Pantai Australia bagian utara, dengan perahu layar dan mampu
menjalin kekerabatan dengan warga Australia.
Haji Malle (64)
pebisnis teripang dan fauna laut berlendir yang telah berpuluh tahun ia geluti
turun temurun. Menetap di sudut Kampung Bayowa, di sepelemparan batu dari
Bungung Barania di pesisir Galesong, ketika itu sedang memilah teripang
dihamparan bersemen didepan rumahnya dan enam orang sibuk bekerja, ada yang
merebus teripang, membelah dan sebagian menjemurnya. “ Awalnya
membeli dari pulau ke pulau, sampai ke Dewakang, pulau jauh Pangkep ”, Ujar SiDin Haji Malle ditemui di Galesong
Kota, Kecamatan Galesong, Takalar, 4/12/2018.
“ Salloma nakke usaha kammanne, anakkumo
nukuta’nang ”, Jawab SiDin Haji Malle
dalam bahasa Makassar, bermakna sudah lama usaha begini, anakku saja yang kamu
tanyai, begitu artinya. Dia mencangkung
sambil memilah teripang ukuran kecil. Daeng
Maro adalah pelaut yang datang ke Northern Territory bersama ayahnya pada dua
musim terakhir industri teripang orang Makassar. Lalu H. Supu Daeng Ngewa yang pernah jadi
nakhoda perahu yang dibiayai Puddu Daeng Tompo jelang masa akhir industri
teripang. Kapal Daeng Ngewa pernah karam di Australia.
Kesuksesan Haji
Malle hari ini bermula dari keuletannya tandang saban musim ke pulau-pulau di
antara Laut Flores hingga Selat Makassar seperti Pulau Dayang-dayangang,
Bahuluang bahkan jauh hingga ke Pulau Sapuka, Sanane dan Dewakang. Menurutnya, bisnis ini menurun dari leluhur
yang ada di Galesong yang memang punya pengalaman berdagang dan mencari
teripang. Selama berpuluh tahun, Malle memasarkan berton-ton hasil laut
terutama teripang aneka jenis, dari teripang pasir hingga koro. Dari teripang
kapok hingga teripang susu.
“ Bapak tidak ke pulau lagi, justeru dia yang
banyak dikunjungi pada pengumpul yang tersebar di pulau-pulau sekitar Pangkep,
Makassar bahkan hingga Maluku dan Papua ”, Ujar SiDin Muhammad Saleh, (37) anak kedua
Haji Malle.Dari sekian pengusaha atau pembeli teripang antar pulau, Haji Malle
adalah yang terbesar. Lahan kantor dan gudang termasuk wahana pengolahan ada di
atas tanah tidak kurang 20 x 70 meter.
Hal yang tidak datang tiba-tiba, butuh waktu bertahun-tahun dan dilewati
penuh kesabaran. Lima tahun lalu, ketika penulis datang ke Bayowa, Malle masih
menjemurnya di tepi jalan.
M Saleh bercurita
kalau selama ini ayahnya, hanya fokus di jual beli teripang dengan target
Makassar hingga kemudian berinisiatif mengirim langsung ke Jakarta, banyak juga
pembeli yang datang baik dari anggota
Asean seperti Vietnam maupun hingga Korea.
Menurut estimasi Saleh, dalam setahun bisa sampai 15 kali mengirim
teripang. Jika satu kali pengiriman ditaksir 250 juta, maka total uang yang
berputar dari CV Gembira perusahannya, maka 2,75 miliar setahun. Bisa lebih
jika misalnya ikan teripang emas atau jenis teripang koro yang harganya di atas
1 juta/kilo.
Teripang adaah
hewan laut bercita rasa daging yang enak. Kandungan protein dan gizi pada
teripang sangatlah tinggi. Ada banyak jenis dari teripang seperti teripang
emas, hitam, pasir, susu, nanas hingga teripang gosok. Teripang termahal adalah teripang emas. Rp
200.000/kg untuk kondisi basah atau bisa sampai 3 juta/kg kering. Sementara
harga teripang bisa sampai 1,5 juta/kg teripang Koro dan 2,5 juta/kg teripang Pasir.
Melindas badai
menuju harapan,
Haji Malle
sejak leluhurnya pedagang teripan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar