Minggu, 01 Maret 2020

SUKU VISAYAS DI KEPULUAN FILIPINA TENGAH MASIH TURUNAN SRIWIJAYA.

NusanTaRa.Com
byPunGKadA, 08/12/2019


Banyak dari kita mahfum tentang pengaruh luasnya Kerajaan Sriwijaya jauh dari pusat kekuasaannya di Sumatera Selatan. Tak hanya Sumatera dan sekitarnya, kerajaan yang lahir di abad ke-7 Masehi ini adalah salah satu kerajaan di Nusantara yang wilayah kekuasaannya meliputi kawasan-kawasan yang kini menjadi wilayah negara lain, seperti Kamboja, Thailand bagian selatan, bahkan hingga ke wilayah kepulauan Filipina, tepatnya di kepulauan Visayas bahkan dibeberapa wilayah tersebut masih terlihat jejak keberadaanya hingga kini.

Visayas adalah salah satu daripada tiga bagian utama kepulauan Filipina, disamping Luzon dan Mindanao. Visayas sendiri terdiri daripada beberapa pulau, dengan pulau-pulau utamanya adalah Panay, Negros, Cebu, Bohol, Leyte, dan Samar.  Wilayah ini juga mencakup pulau-pulau di provinsi Romblon dan Masbate, yang populasinya diidentifikasi sebagai orang Visayan dan yang bahasanya lebih erat kaitannya dengan bahasa Visayan daripada bahasa utama Luzon di utara.


Nama Visaya diambil dari nama Sriwijaya (Sri Vishaya) sebagai mana ungkapan George NyeSteiger dalam buku History of the Orient dan  menurut cerita rakyat yang populer di kalangan orang Visayan, leluhur mereka berasal dari kerajaan Sriwijaya,  mereka mengungsi ke kepulauan Visayas setelah pemerintahan Sriwijaya runtuh pada abad 12 dan hingga kini banyak juga mendiami Provinsi Ilo-ilo dan sekitarnya.

Warga Visayans cukup bangga dengan fakta tersebut,  meskipun tak ada peninggalan fisik dari Sriwijaya di Visayas, entah bagaimana kekaisaran besar Sri Vijaya telah meninggalkan warisan hidup atas nama nusantara dan rakyatnya, yang bahkan diromantisir oleh asal kata Sansekerta dari kata “Vijaya” yang berarti "kemenangan" atau "keunggulan", seperti dikutip Boracay Magazine.


Bukti pengaruh kerajaan Sriwijaya di Filipina terlihat  dari prasasti yang terkubur di tepi sungai Provinsi Laguna, selatan Manila  disebut  “ Prasasti Plat Tembaga Laguna ” tahun  Saka 822,  bulan Waisaka, hari keempat saat separuh bulan gelap, atau berdasarkan penanggalan masehi adalah Senin, 21 April tahun 900.  Prasasti tersebut merupakan penemuan dokumen tertua yang pernah ditemukan di Filipina sekaligus membuktikan bahwa kerajaan Sriwijaya telah hadir di Filipina 600 tahun sebelum kedatangan Ferdinand Magelhaens, penjelajah Portugis tiba di Filipina pada tahun 1521.

Prasasti ini membuktikan bahwa pengaruh Hindu dari kerajaan Sriwijaya di Sumatra telah menyebar hingga ke Filipina dimana pada bagian tengah kepulauan Filipina, tepat di dekat prasasti tersebut ditemukan dinamakan daerah “Visayas” yang berasal dari kata “Sri Vishayas” atau Sriwijaya.  Walaupun hingga saat ini tidak dapat dibuktikan secara jelas bahwa Sriwijaya pernah berkuasa di Filipina, namun sebagian besar etnis Visayas meyakini bahwa mereka adalah keturunan dari Sriwijaya yang tinggal di Filipina bagian tengah. 


Prasasti yang disebut “ Prasasti Pelat Tembaga Laguna ” ditemukan tahun 1989 juga memuat kisah  hubungan perdagangan, budaya, dan mungkin politik antara pemerintahan kuno di Filipina tahun 900-an dengan Kerajaan Medang di pulau Jawa. Selain itu Prasasti ini  memiliki kesamaan bahasa dengan naskah kawi kuno yang ditemukan di Indonesia. Analisis para ahli budaya, sejarah dan linguistik Filipina dan Indonesia menyatakan bahwa prasasti tersebut mengandung kesamaan kata-kata dengan Sansekerta, Jawa kuno, Melayu lama dan Tagalog kuno.

Peninggalan Sriwijaya tidak hanya ditemukan di Filipina, tapi juga di (1)  Thailand Selatan.  Kota Chaiya (dari kata Sriwijaya) di Provinsi Suratthani, Thailand Selatan dulunya  satu kota metropolitan milik Sriwijaya.  Terdapat beberapa Pagoda dan Candi di Chaiya peninggalan Sriwijaya serta Tarian tradisional Thailand selatan yaitu Tari Sevichai/Sriwichay yang dari pakaian dan geraknya mirip dengan tarian tradisional Palembang.

(2) Malaysia atau semenanjung Malaya yang di daulat saat ini sebagai pusat penerus  entitas politik dan kebudayaan melayu sebelumnya berada di Sumatra yang disebarkaan Sriwijaya.   Dahulu Kerajaan Sriwijaya selalu diserang Singosari dan Majapahit sehingga Parameswara lari ke Malaya mendirikan Kesultanan Malaka dan keturunannya hadir dan menjadi raja di kerajaan-kerajaan negeri  Malaysia.

Prasasti Plat Tembaga Laguna

Jauh Filipina dari negeri Sumatra
Suku Visaya di Filipina masih turunan Sriwijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...