NusanTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, 20/02/2020
Hasil
laporan PBB bahwa keberadaan sampah Plasyik di laut menyebabkan korban kematian
terhadap 1 juta burung laut, 100 ribu
mamalia laut serta ikan dan penyu yang tak
terhingga jumlah. Fenomena
krisis sampah plastic ini telah menggerakkan hati tiga mahasiswa Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW) yang tergabung dalam tim inovator CASPEEA
mengembangkan sebuah produk bioplastik berbahan dasar kulit singkong ramah
lingkungan.
Ketiga
orang mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga tersebut
meraih medali perak di ajang Thailand Inventors Day 2020 yang digelar di
Bangkok International Trade and Exhibition Center (BITEC), Bangkok, Thailand
pada 2-6 Februari lalu. Adapun karya
mereka yang dilombakan diajang tersebut, yakni mengembangkan sebuah produk bioplastik
berbahan dasar kulit singkong.
Mereka
ialah I Gede Kesha Aditya Kameswara, M Sulthan Arkana, mahasiswa program studi
Kimia Fakultas Sains dan Matematika (FSM), serta Pambayun Pulung Manekung Stri
Sinandang mahasiswi prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Komunikasi (FISKOM) UKSW yang berhasil mengembangkan sebuah produk bioplastik
berbahan dasar kulit singkong. Mereka tergabung
dalam tim inovator Caspeea menjadi salah satu kontingen dari 30 tim yang
mewakili Indonesia dalam kompetisi yang diikuti 500 peserta dari 23 negara, sekaligus
melengkapi total raihan medali kontingen Indonesia sebanyak 58 medali baik
emas, perak dan perunggu.
Kesha
Aditya mengatakan inovasi pembuatan plastik dengan bahan kulit singkong selain
lebih ramah lingkungan dalam kulit singkong juga terkandung sekitar 60 persen
polisakarida berupa pati yang belum banyak dimanfaatkan. Indonesia sebagai salah satu produsen
singkong terbesar di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 21 juta ton
setiap tahun dan Pati ketela tersebut lebih banyak menjadi sampah doang.
" Maka memiliki stok kulit singkong sebagai
bahan utama pembuatan bioplastik karena memiliki keberlangsungan
(sustainability) yang baik ", Ujar
SiGaluh Kesha Aditya pada NusanTaRa.Com, Selasa (18/2/2020). Menurut Kesha, produk inovasi yang diberi
nama 'CASPEEA: A Bioplastic Made from Cassava Peel Wastage to Combat Plastic
Waste Crisis Worldwide' tersebut diklaim memiliki ketahanan terhadap beban
hingga mencapai 15 Mpa.
Sementara
produk bioplastik lainnya hanya dapat menahan beban sebesar 9 Mpa dan Plastik
biasa yang diproduksi pabrik pada umunya hanya dapat menahan beban berkisar 20
hingga 30 Mpa. Kemudian, untuk
kemampuan terurainya, bioplastik yang dihasilkan dapat terurai sebesar 34,56
persen selama 3 hari waktu penimbunan didalam tanah. "Sedangkan produk kompetitor hanya
sebesar 18 persen adapun plastik biasa tidak dapat terurai sama sekali.
Hal
ini membuat kami yakin kalau produk bioplastik yang kami hasilkan mampu
bersaing dengan plastik biasa. “ Kami
juga menjamin bahwa produk ini food grade meskipun ada campuran bahan
kimia ”, Ujar SiGaluh Kesha.
Proses
produksinya dilakukan dengan merendam kulit singkong kedalam larutan garam CR
(Cyano Reduction) untuk menghilangkan sianida yang terdapat pada kulit
singkong, kemudian proses berikutnya mengeringkan sekaligus menghaluskan kulit
singkong tersebut hingga bentuknya berubah menjadi tepung.
"Langkah
berikutnya tepung kulit singkong dicampur dengan asam laktat untuk meningkatkan
ketahanan terhadap panas. Setelah itu
campuran tersebut dicuci dengan aseton untuk memperoleh butiran bioplastik.
Selanjutnya, butiran dicampurkan dengan polivinil alkohol (PVA) dan bahan
penambah lainnya untuk memproduksi bioplastik yang memiliki nilai kuat tarik
yang tinggi ", UjAR sIGaluh Kesha.
Atas
raihan ini ketiganya mengaku bersyukur dan bangga dapat terpilih sebagai salah
satu dari 30 tim wakil Indonesia. Ke depan, mereka akan terus mengembangkan
produk Caspeea. " Kami akan menguji produk. Caspeea juga
memiliki potensi menjadi pupuk karena bahan dasarnya mengandung mikromolekul yang
dapat dijadikan pupuk kompos
", Ujar SiDin Sultan.
3
Mahasiswa UKSW temukan Bioplastik,
Bioplastik
UKSW Meraih Perak di BITEC Thailand 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar