Selasa, 06 Agustus 2019

PENUTUPAN FKMA ASEAN KE-VI POLIMA, KESADARAN BUDAYA MASYARAKAT PERLU DIHIDUPKAN.

NusanTaRa.Com
byAsnISamandaK, 16/07/2019


AS Tamrin Wali Kota Baubau dalam sambutanya mengapresiasi dan berterima kasih kepada para raja dan sultan se Nusantara yang  meluangkan waktu merayakan dan menyukseskan festival yang berimbas pada psikologi masyarakat karena mengangkat harkat dan martabat adat istiadat daerah.   Kata dia, "  FKMA  (Festival Keraton Masyarakat Adat ASEAN) yang diselenggarakan ini bukan hanya sekedar mengikuti rangkaian acaranya semata. Lebih jauh, FKMA ini adalah wujud kepedulian dalam mengangkat budaya masing-masing untuk dipertontonkan dimata dunia  ", Ujar SiDin AS Tamrin dalam acara penutupan  FKMA. 


Festival Keraton Masyarakat Adat (FKMA) ASEAN ke-VI Polima di Kota Baubau resmi ditutup by AS Tamrin Wali kota Baubau, Kamis malam 14 Juli 2019.  Sebelumnya event berskala Internasional ini, FKMA ASEAN dibuka oleh Plh Sekretaris Provinsi Sulawesi Tenggara La Ode Mustari sekaligus mewakili Gubernur Sultra Ali Mazi pada,     Selasa  11/07/2019, " Ini menjadi momentum kita untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya masyarakat Buton, masyarakat Nusantara dan Masyarakat ASEAN  ", Ujar SiDin La Ode Mustari dalam pembukaannya.

Agenda kegiatan FKMA ASEAN ke-VI Polima selama tiga hari terdiri atas penjemputan, gala dinner, musyawarah raja/sultan se-Nusantara, pembukaan FKMA, tarian kolosal, Pertemuan pakar budaya,  karnaval budaya, pagelaran seni dan budaya, napak tilas Nusantara Santiago, peka kande-kandea, city tour dan penutupan. 

Dalam musyawarah Raja/ Sultan se-Nusantara terjadi beberapa dialoh seperti Kerajaan Galuh di Ciamis, Jawa Barat, Prabunya, Rasich Hanif Radinal mengatakan eksistensi kerajaan tersebut hampir punah beberapa tahun lalu, atas inisitaip dia dan keluarganya diantaranya  mengumpulkan pusaka-pusaka dan menghimpun yang dimulai tahun 2015  akhirnya Gerajaan Galuh bisa dihidupkan kombali.  Kisah lain yang terpapar oleh Pangeran Teuku Rafly Pasha pada kesultanan di Aceh yang melihat bahwa rakyatnya sudah tidak meyakini adanya kesultanan meski perlu untu metode lain untuk upaya revitalisasi budaya tersebut.   

Peka Kande-kandea bahasa Baubau berarti makan-makan, adalah momen ketika para tamu dan warga berkumpul untuk makan bersama dalam hal ini peserta FKMA ASEAN,   Para tamu yang hadir di Baruga Masjid Agung Keraton Buton seluas 3 km persegi.  Para tamu dijamu gadis-gadis  asal Baubau dengan berbagai makanan tudung saji dan saat pembawa acara mengatakan ”  tongpalaijo  ” yang  berarti ”  buka tutupnya  ”, pelayan tersebut membuka tudung dan menyajikan makanan dengan segera bagi para tamu.  Peka kande-kandea ini yang terbesar sepanjang sejarah dan  dicatatkan dalam Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri).

Peserta  FKMA ASEAN ke-VI Polima dihadiri enam negara diantaranya  Filipina, Thailand, Korea, Singapore, Belgia dan Malaysia.   Peserta dari dalam negeri sedikitnya dihadiri 81 kerajaan dan 20 Lembaga adat yang tergabung dalam Forum Silaturrahmi masyarakat Adat Nusantara (FSMAN) yang berasal dari Nusantara Papua, Maluku, Manado, Kalimantan Nusatenggara, Jawa hingga Sumatera,  juga telah hadir di kota yang  memilik benteng terluas di dunia dalam bersama-sama mengisi berbagai paket acara untuk mencapai tujuan FKMA ASEAN seperti Acara Peka Kande-Kandea .

Salah satu unsur ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), YM Lalu Satriawan Syah mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau karena telah bersedia menjadi tuan rumah dan menyukseskan kegiatan FKMA ASEAN ini.   “  Saya beranggapan kalau hanya Lombok kepingan surga yang terdampar di Bumi. Ternyata Kota Baubau tidak kalah indahnya   ”,   Ujar SiDin Laluu Satriawan Syah dari Kedatuan Pejanggik Lombok Nusa Tenggara Barat.

Wali Kota Baubau, AS Tamrin dalam ssaambutan penutupannya mengatakan,   “  Terima kasih kepada Paduka Yang Mulia telah bersama-sama merayakan festival ini. Olehnya itu, saya berharap raja dan sultan serta lembaga adat se nusantara dan ASEAN selalu menjaga kekompakan dan tali silaturahim  ”.   Dalam penutupan tersebut disampaikan bahwa acara FKMA ASEAN ke-VII tahun 2020 akan diselenggarakan di Kerajaan Siau, Manado Sulawesi Utara dan  pada 2021  FKMA akan diselenggarakan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

                                                  

Adat dijunjung hidup bahagia,
FKMA ASEAN ke-VI Polima ajang silaturrahim Budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...