NusanTaRa.Com
byRyaNSyaHPutrA, 30/07/2019
Sementara Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan (Rabu, 17/07/2019), menjelaskan, laba bersih Bank Mandiri juga dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85 persen year on year menjadi Rp 44,5 triliun. Selain itu, perseroan juga mencatatkan penurunan biaya CKPN sebesar 21,28 persen yoy. Panji menjelaskan, di tengah ketatnya likuiditas akibat persaingan suku bunga perbankan, pada semester I 2019, total Dana Pihak Ketiga (bank only) secara rata-rata tumbuh 6,8 persen yoy atau secara konsolidasi mencapai ending balance Rp 843,2 triliun. Angka ini didorong oleh pertumbuhan tabungan bank only secara rata-rata 5,1 persen yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 342,6 triliun.
Saat ini, strategi pertumbuhan Bank Mandiri difokuskan untuk stabilitas jangka panjang. Karenanya, pengukuran kinerja dilakukan dengan melihat saldo rata-rata (average balance), alih-alih dengan angka akhir periode (ending balance) yang lebih menunjukkan kinerja jangka pendek. Kredit rata-rata perseroan secara bank only mengalami pertumbuhan cukup baik, yakni 12,1 persen YOY.
Anak perusahaan Bank Mandiri juga terus bertumbuh dan memberikan keuntungan bagi perusahaan induk. Total aset dari anak perusahaan tumbuh hingga 16,4 persen YOY, dengan pertumbuhan income 12,8 persen, serta peningkatan net profit sebesar 29,6 persen. Beberapa anak perusahaan tersebut di antaranya Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, AXA-Mandiri Financial Services, dan Mandiri InHealth.
Bank Mandiri juga tidak setengah-setengah dalam membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), misalnya, telah disalurkan ke berbagai sektor seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan jasa produksi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sepanjang Januari-Juni 2019, total KUR yang disalurkan tercatat mencapai Rp 10,54 triliun dengan pertumbuhan mencapai 27,4 persen YOY.
Selain itu, Bank Mandiri pun tidak mau ketinggalan dalam perkembangan teknologi digital di sektor keuangan. Bank Mandiri mendukung terciptanya cashless society, salah satunya dengan pengoptimalan penggunaan kartu debit dan kredit serta LinkAja!. Layanan pembayaran elektronik LinkAja! juga diharapkan menjadi national champion untuk e-money di Indonesia. Masyarakat sendiri semakin berminat dengan hadirnya layanan digital yang dihadirkan Bank Mandiri. Hal itu dibuktikan dari nilai transaksi lewat jaringan online yang mencapai Rp 552 triliun atau tumbuh 8,8 persen YOY, didorong oleh transaksi mobile banking yang mencapai Rp 202 triliun.
Kini, Bank Mandiri memiliki 2,52 juta pengguna aktif layanan Mandiri Online dengan nilai transaksi mencapai Rp 317,9 triliun, atau tumbuh 123 persen year-on-year. Dengan adanya angin segar di paruh tahun pertama ini, Hery berharap Bank Mandiri bisa terus tumbuh secara berkelanjutan.
byRyaNSyaHPutrA, 30/07/2019
Sepanjnag
semester pertama 2019 PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menunjukkan kinerja keuangan cukup
positif. Hal tersebut terlihat dari
laporan keuangan yang telah dipaparkan,
hasil program yang dijalankan, serta kualitas layanan. Dalam jumpa pers yang diadakan pada Rabu
(17/7) di Plaza Mandiri, Jakarta, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih hingga
Rp 13,5 Triliun di paruh pertama tahun ini, meningkat 11,1 persen dibandingkan
semester I 2018.
Menurut
Hery Gunardi, Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri, pencapaian laba
tersebut dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85 persen
year-on-year (YOY) menjadi Rp 44,5 triliun, penurunan biaya CKPN sebesar 21,28
persen, serta perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional yang
berhasil ditekan dengan baik. “ Kami berupaya terus memperkuat pendanaan
untuk menjaga kesehatan likuiditas perusahaan agar dapat terus tumbuh secara
berkelanjutan dan berkualitas ”, Ujar SiDin Hery.
Sementara Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan (Rabu, 17/07/2019), menjelaskan, laba bersih Bank Mandiri juga dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 14,85 persen year on year menjadi Rp 44,5 triliun. Selain itu, perseroan juga mencatatkan penurunan biaya CKPN sebesar 21,28 persen yoy. Panji menjelaskan, di tengah ketatnya likuiditas akibat persaingan suku bunga perbankan, pada semester I 2019, total Dana Pihak Ketiga (bank only) secara rata-rata tumbuh 6,8 persen yoy atau secara konsolidasi mencapai ending balance Rp 843,2 triliun. Angka ini didorong oleh pertumbuhan tabungan bank only secara rata-rata 5,1 persen yoy dengan ending balance konsolidasi mencapai Rp 342,6 triliun.
Saat ini, strategi pertumbuhan Bank Mandiri difokuskan untuk stabilitas jangka panjang. Karenanya, pengukuran kinerja dilakukan dengan melihat saldo rata-rata (average balance), alih-alih dengan angka akhir periode (ending balance) yang lebih menunjukkan kinerja jangka pendek. Kredit rata-rata perseroan secara bank only mengalami pertumbuhan cukup baik, yakni 12,1 persen YOY.
Anak perusahaan Bank Mandiri juga terus bertumbuh dan memberikan keuntungan bagi perusahaan induk. Total aset dari anak perusahaan tumbuh hingga 16,4 persen YOY, dengan pertumbuhan income 12,8 persen, serta peningkatan net profit sebesar 29,6 persen. Beberapa anak perusahaan tersebut di antaranya Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, AXA-Mandiri Financial Services, dan Mandiri InHealth.
Salah
satu rencana Bank Mandiri untuk ke depannya adalah menerbitkan obligasi valas
senilai USD 2 miliar. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Mandiri
juga telah menerbitkan surat utang melalui program Euro Medium Term Notes
(EMTN) dalam denominasi dolar AS senilai USD 750 juta di semester I 2019. “ Saat ini, permodalan dan likuiditas kami
berada pada situasi yang sangat baik dengan rasio CAR di level 21,01 persen dan
rasio RIM di level 96,94 persen ”, Ujar
SiDin Hery.
Selain menjaga kondisi keuangan agar tetap stabil bahkan bertumbuh, Bank Mandiri juga terus berkontribusi dalam pembangunan nasional. Porsi yang paling besar diberikan untuk pembangunan infrastruktur, di mana hingga Juni 2019 penyaluran kredit ke sektor tersebut mencapai Rp 203,4 triliun. Bank Mandiri juga telah menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor utama seperti transportasi, tenaga listrik, migas & energi terbarukan, konstruksi, jalan tol, telematika, perumahan rakyat & fasilitas kota, dan lain-lain.
Selain menjaga kondisi keuangan agar tetap stabil bahkan bertumbuh, Bank Mandiri juga terus berkontribusi dalam pembangunan nasional. Porsi yang paling besar diberikan untuk pembangunan infrastruktur, di mana hingga Juni 2019 penyaluran kredit ke sektor tersebut mencapai Rp 203,4 triliun. Bank Mandiri juga telah menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor utama seperti transportasi, tenaga listrik, migas & energi terbarukan, konstruksi, jalan tol, telematika, perumahan rakyat & fasilitas kota, dan lain-lain.
Bank Mandiri juga tidak setengah-setengah dalam membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), misalnya, telah disalurkan ke berbagai sektor seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan jasa produksi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sepanjang Januari-Juni 2019, total KUR yang disalurkan tercatat mencapai Rp 10,54 triliun dengan pertumbuhan mencapai 27,4 persen YOY.
Selain itu, Bank Mandiri pun tidak mau ketinggalan dalam perkembangan teknologi digital di sektor keuangan. Bank Mandiri mendukung terciptanya cashless society, salah satunya dengan pengoptimalan penggunaan kartu debit dan kredit serta LinkAja!. Layanan pembayaran elektronik LinkAja! juga diharapkan menjadi national champion untuk e-money di Indonesia. Masyarakat sendiri semakin berminat dengan hadirnya layanan digital yang dihadirkan Bank Mandiri. Hal itu dibuktikan dari nilai transaksi lewat jaringan online yang mencapai Rp 552 triliun atau tumbuh 8,8 persen YOY, didorong oleh transaksi mobile banking yang mencapai Rp 202 triliun.
Kini, Bank Mandiri memiliki 2,52 juta pengguna aktif layanan Mandiri Online dengan nilai transaksi mencapai Rp 317,9 triliun, atau tumbuh 123 persen year-on-year. Dengan adanya angin segar di paruh tahun pertama ini, Hery berharap Bank Mandiri bisa terus tumbuh secara berkelanjutan.
drKumparan,
18 Juli 2019
Mudah
tersenyum Mudah Reseki,
Bank
Mandiri diparuh I 2019 meraih laba tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar