NusanTaRa.Com
byDannYAsmorO, 17/06/2019
Kabar gembira akhirnya mengalir dari Ekspedisi Indonesia Everest 1997. Pendakian sipil-militer itu mengantarkan Asmujiono dari Kopassus menjadi orang pertama Indonesia yang mencapai titik tertinggi Everest. Bahkan, saking gembiranya, ia membuka masker oksigen dan googles saat berada di puncak (akibatnya, ia harus menanggung derita hingga saat ini). Sejarah juga mencatat, Asmujiono menjadi orang pertama se-Asia Tenggara yang menjejak puncak Everest tanggal 27 April 1997.
Upaya pendakian ke Everest oleh para pendaki sipil Indonesia terus dilakukan—setelah keberhasilan Asmujiono itu. Akhirnya, tahun 2011, Indonesia masuk dalam jajaran elit pendaki Everest. Tak tanggung-tanggung, empat nama disumbang dalam daftar tersebut: Sofyan Arief Fesa (29), Xaverius Frans (25), Broery Andrew Sihombing (23), dan Janatan Ginting (23) dari organisasi Pecinta Alam Mahitala Universitas Parahyangan. Mereka mencapai puncak Everest tepat pada hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2011. Ekspedisi mereka ke Everest merupakan bagian dari pendakian tujuh puncak dunia (Seven Summiters).
Meski keberhasilan pendakian Mount Everest setiap tahun lahir dari berbagai penjuru dunia, namun semua itu memberi arti bahwa ia mudah untuk ditakklukkan oleh semua orang. Sejarah pendkian ini sudah memakan 300 korban jiwa, salah satu tragedi besar terjadi di tahun 1996 ketika delapan pendaki dari berbagai negara tewas setelah terjebak badai salju. Dan terakhir tragedi Rabu, 23 mei 2019 ketika puluhan turis ke Everest meninggal karena terjebak antrian panjang ratusan wisatawan yang macet di Kamp 4 ketinggian 8 ribuan meter.
byDannYAsmorO, 17/06/2019
Puncak
tertinggi dunia atau Atap dunia Mount Everest setinggi 8.848 meter pertama kali berhasil ditaklukkan oleh
pendaki “ Edmund Hillary “, pendaki asal Selandia Baru dan pemandunya “ Tenzung Norgay Y asal suku Sherpa di Nepal serta menjadi manusia pertama yang
mencapai Gunung Everest pada 29 Mei 1953. Kabar ini merebak ke penjuru dunia pada 2 Juni
di tahun yang sama, persis dengan waktu penobatan Ratu Elizabeth II sebagai
Ratu Inggris. Kedua kejadian bersejarah
dirayakaan bersama karena, Bangsa Inggris (Selandia Baru merupakan persemakmuran
Inggris) merayakan keberhasilan Hillary dan Norgay, menganggapnya sebagai
pertanda baik kepemimpinan ratu baru mereka.
Usaha yang dilakukan dengan susah payah karena malam sebelum mencapai puncak, keduanya mendirikan camp di ketinggian 8.500 meter sebelun esoknya mereka menancapkan bendera kejayaan mereka di puncak. Ketinggian dan suhu dingin ekstrem membuat keduanya gagal memejamkan mata malam itu. Dengan kondisi lelah, duet pendaki ini tetap berhasil mencapai Puncak Selatan Everest pada pukul 09.00 pagi. Beberapa jam kemudian, tepatnya pada 11.30 menuju tengah hari, keduanya menginjak puncak Everest bermatlamat mereka menjadi manusia pertama penginjak lokasi yang disebut Atap Dunia.
Kabar ini kemudian disampaikan lewat pos radio di Namche Bazar untuk diteruskan ke London. Ratu Elizabeth mengetahui kabar ini malam sebelum penobatannya. Di akhir tahun, Hillary menerima gelar Kesatria dari Elizabeth yang sudah resmi menjadi Ratu. Sedangkan Norgay, karena bukan warga Inggris, menerima medali British Empire.
Usaha yang dilakukan dengan susah payah karena malam sebelum mencapai puncak, keduanya mendirikan camp di ketinggian 8.500 meter sebelun esoknya mereka menancapkan bendera kejayaan mereka di puncak. Ketinggian dan suhu dingin ekstrem membuat keduanya gagal memejamkan mata malam itu. Dengan kondisi lelah, duet pendaki ini tetap berhasil mencapai Puncak Selatan Everest pada pukul 09.00 pagi. Beberapa jam kemudian, tepatnya pada 11.30 menuju tengah hari, keduanya menginjak puncak Everest bermatlamat mereka menjadi manusia pertama penginjak lokasi yang disebut Atap Dunia.
Kabar ini kemudian disampaikan lewat pos radio di Namche Bazar untuk diteruskan ke London. Ratu Elizabeth mengetahui kabar ini malam sebelum penobatannya. Di akhir tahun, Hillary menerima gelar Kesatria dari Elizabeth yang sudah resmi menjadi Ratu. Sedangkan Norgay, karena bukan warga Inggris, menerima medali British Empire.
Asmujiono penakluk Mount Everest pertama dari Indonesia |
Keberhasilan keduanya memicu
pendaki lainnya untuk melakukan hal sama. Pada tahun 1960, ekspedisi dari China
berhasil menaklukkan gunung ini dari sisi Tibet. Dilanjutkan dengan James Whittaker di tahun
1963 sebagai warga Amerika Serikat pertama yang menginjakkan kaki di puncak
Everest. Sementara
para pendaki Indonesia
mulai menjelajahi wilayah Everest
sejak tahun 1978, upaya para pendaki Indonesia baru berhasil
menggapai puncak tertinggi dan menancapkan bendera merah puti di puncak
mount Everest pada 1997 yang dilakukan oleh Asmujiono.
Keberhasilan berikutnya diukir Tabei Junko dari Jepang di tahun 1975. Junko bahkan mencetak rekor tersendiri karena menjadi perempuan pertama di Atap Dunia. Berselang tiga tahun, dua pendaki nekat Reinhold Messner (Italia) Peter Habeler (Austria) bahkan melakukan sesuatu yang nyaris mustahil: mendaki Everest tanpa menggunakan oksigen.
Keberhasilan berikutnya diukir Tabei Junko dari Jepang di tahun 1975. Junko bahkan mencetak rekor tersendiri karena menjadi perempuan pertama di Atap Dunia. Berselang tiga tahun, dua pendaki nekat Reinhold Messner (Italia) Peter Habeler (Austria) bahkan melakukan sesuatu yang nyaris mustahil: mendaki Everest tanpa menggunakan oksigen.
Bagaimana dengan kisah
pendaki Indonesia di atap dunia ini? Upaya jalan-jalan ke wilayah Everest
dilakukan pertama kali oleh Don Hasman dan rekannya di Mapala UI pada 1978.
Keduanya berhasil mencapai base camp Everest. Berbagai upaya lainnya terus
dilakukan untuk mencapai titik tertinggi Sagarmatha. Tahun 1994, Gunawan
Achmad, atau kerap disapa Ogun, dari Wanadri mencoba meraihnya dengan bergabung
tim pendaki internasional. Sayangnya, upaya pendakian rame-rame itu harus
kandas. Ogun pun kembali ke Tanah Air dengan kegagalan.
Kontroversi pun mencuat saat Clara Sumarwati mengumumkan keberhasilannya sebagai perempuan pertama Indonesia (bahkan pendaki gunung Asia Tenggara) yang mampu meraih tripod alumunium Everest pada 1996. Namun yang disayangkan oleh berbagai pihak, perempuan yang pernah menggapai puncak Aconcagua (6.959 meter) di pegunungan Andes, Amerika Selatan pada 1993 itu tak berhasil menunjukkan bukti-bukti (terutama foto) saat ia berada di puncak Everest. Rekan pendakiannya, Gibang Basuki, pun tak mampu berbuat banyak untuk membantu Clara (yang pernah mencoba mencapai puncak Everest pada 1994 bersama PPGAD—Persatuan Pendaki Gunung Angkatan Darat).
Kontroversi pun mencuat saat Clara Sumarwati mengumumkan keberhasilannya sebagai perempuan pertama Indonesia (bahkan pendaki gunung Asia Tenggara) yang mampu meraih tripod alumunium Everest pada 1996. Namun yang disayangkan oleh berbagai pihak, perempuan yang pernah menggapai puncak Aconcagua (6.959 meter) di pegunungan Andes, Amerika Selatan pada 1993 itu tak berhasil menunjukkan bukti-bukti (terutama foto) saat ia berada di puncak Everest. Rekan pendakiannya, Gibang Basuki, pun tak mampu berbuat banyak untuk membantu Clara (yang pernah mencoba mencapai puncak Everest pada 1994 bersama PPGAD—Persatuan Pendaki Gunung Angkatan Darat).
Kabar gembira akhirnya mengalir dari Ekspedisi Indonesia Everest 1997. Pendakian sipil-militer itu mengantarkan Asmujiono dari Kopassus menjadi orang pertama Indonesia yang mencapai titik tertinggi Everest. Bahkan, saking gembiranya, ia membuka masker oksigen dan googles saat berada di puncak (akibatnya, ia harus menanggung derita hingga saat ini). Sejarah juga mencatat, Asmujiono menjadi orang pertama se-Asia Tenggara yang menjejak puncak Everest tanggal 27 April 1997.
Upaya pendakian ke Everest oleh para pendaki sipil Indonesia terus dilakukan—setelah keberhasilan Asmujiono itu. Akhirnya, tahun 2011, Indonesia masuk dalam jajaran elit pendaki Everest. Tak tanggung-tanggung, empat nama disumbang dalam daftar tersebut: Sofyan Arief Fesa (29), Xaverius Frans (25), Broery Andrew Sihombing (23), dan Janatan Ginting (23) dari organisasi Pecinta Alam Mahitala Universitas Parahyangan. Mereka mencapai puncak Everest tepat pada hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2011. Ekspedisi mereka ke Everest merupakan bagian dari pendakian tujuh puncak dunia (Seven Summiters).
Meski keberhasilan pendakian Mount Everest setiap tahun lahir dari berbagai penjuru dunia, namun semua itu memberi arti bahwa ia mudah untuk ditakklukkan oleh semua orang. Sejarah pendkian ini sudah memakan 300 korban jiwa, salah satu tragedi besar terjadi di tahun 1996 ketika delapan pendaki dari berbagai negara tewas setelah terjebak badai salju. Dan terakhir tragedi Rabu, 23 mei 2019 ketika puluhan turis ke Everest meninggal karena terjebak antrian panjang ratusan wisatawan yang macet di Kamp 4 ketinggian 8 ribuan meter.
Edmund Hillary & Tenzung Norgay Y Penakluk everest pertama 1953 |
Mendaki
gunung menatap Dunia,
Edmund Hillary
menjadi penakluk Mount Everest Pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar