NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, 09/08/2019
byMuhammaDBakkaranG, 09/08/2019
Maqbarah
Jannatul Ma’la Makkah tempat pemakaman dikota Mekkah yang tidak jauh dari
masjidil Haram dan di pemakaman ini
banyak dimakamkan keluarga nabi Muhammad SAW seperti istri pertama Nabi
Muhammad, Siti Khadijah, dua putra Nabi Muhammad, Al-Qosim bin Muhammad dan
Abdullah bin Muhammad, kakek Nabi Muhammad, Abdul Muttalib bin Hasyim dan
pamannya Abu Thalib serta dua anak sahabat Rasul, Abu Bakar bin Shiddiq yakni
Abdurrahman dan Asma. Sehingga menjadi
kebanggaan bagi ummat Mekkah dan Islam bila dapat di makam di pemakaman Ma’la
seperti pemakaman atas Almarhum KH
Maimoen Zubair ulama asal Rembang.
Kementerian
Agama dan KBRI yang mengurus pemakaman ulama kharismatik NU berusia 91 berhasil
memastikan tempat pemakamannya di
Maqbarah Jannatul Ma’la Mekkah tempat dimana ulama besar asal Indonesia Syekh
Muhammad Nawawi Al-Bantani dimakamkan dan Sayid Alawi al-Maliki al-Hasani guru
beliau. Media Center Haji (MCH)
Kementerian Agama RI yang meliput di Makkah melaporkan bahwa Almarhum KH Maimoen
Zubair yang wafat Selasa (6/8/2019) di
Makkah dikuburkan sekitar 500 meter dari
makam Siti Khadijah. “ Di Ma’la biasanya
hanya sebagai tempat pemakaman khusus orang-orang Makkah. Kami terus memastikan
agar Mbah Moen bisa dimakamkan di sana ”, Ujar SiDin Lukman Menag.
Sebelum
beliau dimakamkan KH Maimoen terlebih dahulu oleh Panitia dari Kemenag dan KBRI
membawa jenazah beliau ke Masjidil Haram untuk disholatkan bersama – sama warga
Indonesia yang ada di sana, staf Kemenag, KBRI dan warga yang di seputar
masjidil Haram. Ma'la terbentang di
dataran tinggi bukit Jabal As-Sayyidah, perkampungan Al-Hujun, yang letaknya
tidak jauh dari Masjidil Haram. Kira-kira jaraknya hanya sekitar 1,1 km arah
utara dari Masjidil Haram dan dibutuhkan kira-kira 25 menit bagi peziarah yang
ingin berjalan kaki.
Dahulu
area makam Ma’la yang sebenarnya tidak terlalu besar, bahkan lebih kecil dari
makam yang ada di Madinah, dipenuhi dengan marmer yang indah dan batu
putih, serta tempat-tempat suci yang menandai makam Khadijah, Abu Talib, bahkan
makam siti Khadijah memiliki kuubah besar sehingga mudh menemukannya tetapi
oleh pemerintah Arab Saudi di ratakan.
Sejak Raja Abdul Aziz Al-Su’ud berkuasa di Saudi tahun 1925 bangunan dan
nisan besar tersebut dihancurkan dan menyisakan tanah setinggi satu jengkal dan
batu-batu kecil sebagai penanda makam.
Kyai
Maimoen Zoebair lebih akrab dipanggil Mbah Moen
ulama kelahiran Rembang, Jawa
Tengah, 28 Oktober 1928, adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Dalam hidupnya pernah menjadi Pengasuh Pondok
Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah
Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat.
Mbah Moen pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun serta
menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga perioda. Mbah Moen wafat setelah melaksanakan salat
Subuh, pada pukul 04.30 waktu setempat selasa 06/08/2019 di rumah sakit An-Nur
Mekkah.
Kepergian
Kiyai asal Rembang tersebut tentunya menjadi kesedihan ummat Islam tanah air
hal ini terlihat dengan gelar Doa, sholat Ghaib dan tahlilan secra berjemaah
dibeberapa tempat untuk mengiring kepergian beliau keppangkuan Allah SWT. Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP)
Ansor Jawa Tengah menggelar Shalat ghaib
dan tahlil untuk almarhum Syaikhana KH Maimoen Zubair, yang diselenggarakan di
halaman Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Jalan Dr
Cipto Nomor 180 Kota Semarang. Hadir Ketua PWNU Jateng, KH Ahmad Muzammil,
Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah H Sholahuddin Aly dan Ketua PC GP Ansor Semarang Saiful Bahri.
Ketua
PWNU Jateng, KH Ahmad Muzammil mengungkapkan, bahwa " Saya bertemu beliau terakhir pada
acara NU di Solo beberapa waktu lalu. Beliau berpesan, agar warga NU terus
merawat hubungan baik dengan semua warga negara. Hubungan antara nasionalis dan
religious bersatu maka Indonesi atetap Kuat “, Ujar SiDin Muzammil. Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, Sholahuddin
Aly, wafatnya Mbah Moen merupakan duka mendalam, tak hanya Jawa Tengah maupun
GP Ansor dan NU, namun semua anak bangsa.
Ganjar
Pranowo Gubernur Jawa Tengah (Jateng),
mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya KH Maimoen
Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen itu.
" Saya atas nama pribadi, keluarga dan sebagai Gubernur Jateng
menyampaikan duka yang mendalam. Innalillahiwainnailaihirajiun, kita berdoa
semoga Mbah Moen husnul khatimah ", Ujar SiDin Ganjar Pranowo, selasa
(06/08/2019).
Selain
sosok nasionalis, di mata Ganjar, sosok Mbah Moen merupakan tokoh ulama yang
rendah hati dan penyayang. Meskipun kiai sepuh, namun tidak pernah menganggap
orang lain lebih rendah darinya. "
Beliau seorang kiai yang sangat rendah hati dan sangat penyayang. Saya selalu
digandeng dan dipeluk saat bertemu, saya merasa beliau itu sangat penyayang.
Tidak pernah saya melihat ada pikiran-pikiran atau ucapan buruk yang
disampaikan Mbah Moen ", Ujar SiDin Ganjar P.
Sholat
ke Masjidil Haram sebagai arah,
KH
Maimoen Zubair di makamkan di Ma’la
Makkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar