Kamis, 22 Agustus 2019

EKSPEDISI NUSA MANGGALA LIPI DI 8 PULAU TERLUAR, HASILKAN DATA DAN FILM DOKUMENTERNYA.

NusanTaRa.Com
byAsnISamandaK,  17/08 2019

Segenap Tim peneliti Ekspedisi Nusa Manggala dgn KM. Baruna

Demi pengenalan terhadap kawasan perbatasan dan pengukuhan sebagai NKRI,  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyelenggarakan  ekspedisi Nusa Manggala ke 8 pulau terluar Nusantara, kemudian selama dalam penjelajahan itu diabadikan dalam film dokumenter berisi informasi ilmiah tentang potensi sumber daya alamnya di pulau-pulau itu.   8 pulau-pulau terluar yang menjadi tujuan ekspedisi ini adalah Yiew, Budd, Fani, Brass-Fanildo, Liki, Bepondi, dan Meossu serta satu gugusan kepulauan Ayau di kawasan Raja Ampat, Papua.

Dalam Ekspedisi Nusa Menggala, Pulau Brass-Fanildo menjadi salah satu pulau yang dikunjungi tim ekspedisi pada leg pertama,   kata Hafizt, di sana ditemukan kima atau jenis kerang raksasa yang sangat jarang ditemukan di tempat lain.   “ Ada satu lokasi di mana kima yang sebagian besar sudah susah ditemukan, jumlahnya komplit di Pulau Brass-Fanildo ”, Ujar SiDin Hafizt dalam acara peluncuran film dokumenter dan buku Ekspedisi Nusa Manggala: Kisah 8 Pulau Terluar di Pacific Place, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Peran Hafizt dalam ekspedisi yang memakan biaya Rp 9 miliar yang terdiri dari tiga leg  cukup penting.  Ia didapuk sebagai koordinator ekspedisi leg ketiga yang berlangsung tanggal 5 sampai 16 Desember 2018.   Namun begitu, pria kelahiran Pekanbaru itu sudah diterjunkan sebagai salah satu peneliti dalam leg pertama ekspedisi yang dimulai sejak 24 Oktober 2018 lalu.    I Wayan Eka Darmawan  koordinator leg kedua Ekspedisi Nusa Manggala, mengungkapkan di atol tersebut hidup 8 spesies kerang raksasa, menjadi atol dengan speies Kima terlengkap di Indonesia,  “ Di setiap penelitian kita hanya ketemu 2,3, atau 4, tapi di sana ada semua ”.
Pemukiman Pulau Dohrekar di Distrik Ayau Kab. Raja Ampat
" Di Kepulauan Mapia tepatnya di pulau Brass-Fanildo terdapat salah satu attol yang terbesar di Indonesia dengan luasan area lebih dari 3000 hektar ", Ujar SiDin Udhi laji.    Attol tersebut menjadi habitat unik bagi beragam biota laut seperti karang hias Lobophyllia, Physogyra, dan Cynarina lacrimalis,  Bahkan  semua jenis kerang kima yang ada di Indonesia berjumlah tujuh jenis dapat ditemukan di kepulauan ini ditambah catatan sebaran baru kehadiran jenis di Indonesia yaitu Tridacna noae.

Selama kurang lebih 60 hari, 55 peneliti Indonesia dari bidang ekologi, daya dukung lingkungan, sosial kemanusiaan serta geomorfologi ikut andil dalam ekspedisi yang menjelajah lebih dari 6000 km perjalanan.   Temuan serta dokumentasi dari ekspedisi berlangsung selama Oktober sampai Desember 2018 lalu.   Udhi Eko Hernawan yang juga peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI mengatakan,  keluaran dari Ekspedisi Nusa Manggala adalah daftar isu strategis terkait pengelolaan sumber daya pesisir di pulau-pulau kecil terluar yang tertuang dalam naskah kebijakan.  " Selain itu juga output dari penelitian juga berupa film dan buku mengenai kegiatan tersebut kepada pembuat kebijakan dan masyarakat ", Ujar SiDin Udhi.
" Ekspedisi Nusa Manggala merupakan salah satu bukti kehadiran negara di pulau-pulau terluar melalui aktivitas riset yang dilakukan LIPI ", Ujar SiDin Laksana Tri Handoko Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko, , Rabu, 14 Agustus 2019.   Keberadaan pulau terluar mempunyai peran yang penting. Selain menyediakan ekosistem alam yang produktif dan menunjang sektor pangan, perikanan dan wisata, keberadaannya merupakan penanda kedaulatan negara, mengingat kawasan pulau-pulau tersebut merupakan bagian dari 111 pulau kecil terluar yang menjadi batas langsung dengan negara tetangga.
Hafizt Peneliti yang memimpin Ekspedisi Manggala Leg keTiga
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin menyatakan, Ekspedisi Nusa Manggala adalah kegiatan penelitian untuk menggali data dan informasi sumber daya alam hayati dan non hayati di kawasan pesisir pulau-pulau kecil terluar (PPKT) Indonesia.  " Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi pandangan, konsep pengelolaan dan best practices pengelolaan sumber daya pesisir di pulau-pulau kecil terluar. Tujuannya untuk memberikan rekomendasi pengelolaan pulau-pulau terluar yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta karakteristik sumber daya alamnya ", Ujar SiDin Zainal.

Sementara Dirhamsyah peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI,  menerangkan keluaran dari Ekspedisi Nusa Manggala adalah daftar isu strategis terkait pengelolaan sumber daya pesisir di pulau-pulau kecil terluar yang tertuang dalam naskah kebijakan.  “ Selain itu juga output dari penelitian juga berupa film dan buku mengenai kegiatan tersebut kepada pembuat kebijakan dan masyarakat ”, terangnya.     Sebanyak 55 peneliti dan ilmuwan yang tergabung dalam pusat penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Triangle Initiative (Coremap-CTI) menemukan potensi alam delapan Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) di Indonesia.

                       

Indonesia negeri Bahari yang kaya,

Ekspedisi Nusa Manggala di 8 pulau terluar Nusantara.

1 komentar:

  1. Banyak Pengalaman pemuda dan Laut banyak terkuak pembangunab kelautan insyaAllah baik.

    BalasHapus

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...