NusanTaRa.Com
byIndaHPalloranG, 01/12/2019
Rumah
Sakit Apung (RSA), Nusa Waluya II adalah
rumah sakit apung pertama di dunia yang terbuat dari kapal tongkang (barge),
dalam RSA ini terdapat 61 ruangan dan telah melayani ribuan pasien sejak pertama
kali beroperasi pada November 2018. Dalam
perayaan ulang tahun ke-10 doctorSHARE, Sabtu (23/11/2019) lalu, turut hadir
pula RS Apung (RSA) Nusa Waluya II, Kapal
tersebut berlabuh di Pluit Jakarta
Utara, selain itu untuk mendapat
perawatan rutin.
Koordinator
RSA Nusa Waluya II, dr. Stephanie menceritakan, RSA Nusa Waluya II berada di
Jakarta untuk diperlihatkan kepada publik sebelum kembali berlayar ke Maluku
pada tahun 2020 mendatang. " Ini datang akhir Oktober dari Palu, dilakukan
perbaikan sedikit dan akhirnya kami pertunjukan lah kapal rumah sakit ini ke public
", Ujar SiGaluh dr. Stephanie, Senin
(18/11).
RSA
Nusa Waluya II dibangun tahun 2015 dengan biaya Rp 22 miliar itu, dan untuk
biaya operasionalnya memakan biaya Rp 15
miliar untuk operasional setiap tahunnya.
RSA Nusa Waluya II mulai beroperasi pada November 2018. Kapal yang
dipakai RSA ini adalah jenis kapal tongkang buatan pendiri “ doctorSHARE, dr.
Lie Dharmawan “, yang dulunya dipakai untuk hotel apung. Terdapat
61 ruangan di RSA Nusa Waluya II, meliputi ruang tunggu, ruang USG, ruang
bersalin, ruang obgyn, ruang operasi, poli gigi, poli mata, poli anak,
laboratorium, apotek, ruang rawat inap, ruang radiologi, dan lain-lainnya.
Ruang
tunggu. Proses pelayanan medis di RSA
Nusa Waluya II dimulai dengan pendaftaran pasien di ruang registrasi, lalu
menunggu panggilan dokter atau perawat di ruang tunggu yang cukup luas dan
nyaman dan tidak brasa seperti di kapal. Ruang periksa kandungan. Pasien yang dilayani di RSA Nusa Waluya II
adalah ibu hamil, untuk mendapat pemeriksaan kandungan dan bisa juga melakukan persalinan. Selama 10 tahun, doctorSHARE telah melakukan
2.227 USG pemeriksaan kandungan.
Poli
Gigi. RSA Nusa Waluya II juga memberikan
pelayanan poli gigi dengan data selama
satu dekade beroperasi, doctorSHARE telah melakukan 2.464 perawatan gigi.
Ruang Obgyn. Merupakan ruangan untuk bayi yang baru saja
dilahirkan. Proses persalinan di RSA ini bisa didapatkan pasien secara gratis. Dan Ruang Operasi
Sampai
23 November 2019, RSA Nusa Waluya II telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538
operasi minor, dan 58.859 pelayanan rawat jalan. Ada cerita unik di ruang
operasi ini. Walau kapal bertipe tongkang sangat stabil ketika berlabuh, tapi
di suatu ketika pernah goyang karena diterpa ombak. Saat itu operasi sedang dilakukan, tapi
hebatnya sama sekali tidak mengganggu jalannya operasi. Dokter-dokter di RSA
sudah terlatih melakukannya, dengan menjaga keseimbangan lewat caranya
masing-masing.
RSA
Nusa Waluya II adalah RSA ketiga yang dimiliki doctorSHARE. Sebelumnya, ada RSA
dr. Lie Dharmawan yang terbuat dari kapal phinisi, dan RSA Nusa Waluya I yang
berkolaborasi dengan Yayasan Ekadharma.
Sebelum tiba di Jakarta, RS Nusa Waluya II melayani masyarakat terdampak
bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi, di Palu, Sigi, dan Donggala.
Namun
untuk pelayanan pasien Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II sama sekali tidak memungut biaya. "
Kami menggunakan semua donasi dari donatur yang telah bekerja sama
dengan doctorShare dan juga crowdfunding dari masyarakat Indonesia. Itu yang
kami pakai untuk operasional
", Ujar SiGaluh Stephanie.
Derice
Sumantri, direktur Utama PT Royal
Progress Derice, mengatakan pihaknya
ikut terlibat dalam memberikan pelatihan bagi tenaga medis RSA Nusa Waluya
II di Rumah Sakit Royal Progress, Sunter
Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara,
" Jadi kami terlibat dalam
hal seperti penempatan struktur ruangannya harus di mana, ruang tunggu, ruang
isolasi. Termasuk dokter harus mengikuti akreditasi standar keselamatan
pasien ", Ujar SiGaluh Derice
Sumantrie.
Selama
berlabuh di Pantoloan Kota Palu pada 16 November 2018 hingga 15 Februari 2019 total
jiwa yang telah dibantu RSA Nusa Waluya II dalam pelayanan terhadap masyarakat
terdampak bencana tersebut sebanyak 9.938 orang dengan memberikan 3.972 jenis
pelayanan medis. RSA Nusa Waluya II
selanjutnya akan diberangkatkan ke Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat,
pada Maret 2020. Di sana, RSA yang harus ditarik kapal lain untuk mengarungi
lautan ini akan beroperasi selama 6 bulan.
Salah
satu pemandu di RSA Nusa Waluya II mengatakan, untuk menarik kapal sebesar ini
biayanya sangat besar. Untuk ke Palu sekitar Rp 700 juta, dan untuk ke Maluku
sebesar Rp 1 miliar. Biaya tersebut mayoritas didapat dari donasi, dan bantuan
dari para donatur tetap.
Dunia
Indah berhias senyum manis,
RSA
Nusa Waluya II dengan pelayanan medis gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar