Rabu, 18 Desember 2019

PERTAMINA INDONESIA PERTAMA MENGOLAH GREEN GASOLINE & LPG DARI SAWIT.

NusanTaRa.Com
byJoneDPringgoNDandI,  14/12/2019


PT Pertamina (Persero) Plaju terus berinovasi mendorong pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan sekaligus mendorong pengurangan impor minyak mentah sebagaimana inovasi yang diterapkan di Kilang Refinery Unit III Plaju.   Sejak awal Desember lalu, kilang yang berada di propinsi Sumatera Selatan tersebut telah mampu mengolah CPO  (Crude Palm Oil) atau minyak sawit mentah menjadi Green Gasoline (bahan bakar bensin ramah lingkungan) dan Green LPG dengan teknologi co-processing. 

Pengembangan ini dilakukan oleh Pertamina dengan Institut Teknologi Bandung (ITB),   “  Indonesia yang pertama mengembangkan sawit untuk bensin melalui co-processing. Minyak sawit dicampurkan ke kilang dengan proses cracking, menggunakan katalis Merah Putih, yang juga merupakan produksi anak bangsa, dan akan menghasilkan bensin dan LPG di akhir proses  ”,  Ujar SiDin Dadan Kusdiana Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta, Sabtu (13/4/2019). 


Indonesia merupakan negara pertama yang mengembangkan co-processing dari sawit untuk menghasilkan bensin. Sejumlah negara lain seperti Amerika Serikat, Italia, dan Uni Emirat Arab memang juga mengembangkan pemanfaatan sawit untuk bensin. Namun pengembangan dilakukan dengan cara membuat pabrik baru untuk mengubah sawit menjadi bensin,  “  Yang mereka kembangkan bukan co-processing, tapi standalone, dari sawit menghasilkan bensin. Untuk co-processing ini kita yang pertama  ”, Ujar SiDin Dadan Kusdiana.

Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif meninjau langsung implementasi proses pengolahan CPO di Kilang RU III Plaju.    Budi memaparkan implementasi pengolahan CPO secara co-processing di kilang yaitu  menggabungkan sumber bahan bakar alami dengan sumber bahan bakar fosil untuk diproses di dalam kilang sehingga menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.   Inovasi anak bangsa ini telah diuji coba dan memberikan hasil yang membanggakan baik dari kualitas produk, hasil yang ramah lingkungan serta berpotensi mengurangi impor minyak mentah.

“  Tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN sangat tinggi, karena CPO yang diambil bersumber dari dalam negeri, transaksi yang dilakukan dengan rupiah sehingga mengurangi devisit anggaran negara, serta hasil bahan bakar ramah lingkungan  ”, Ujar SiDin  Budi.


Proses pengolahan CPO dilakukan di fasilitas Residue Fluid Catalytic Cracking Unit (RFCCU) yang berada di kilang Pertamina Plaju, berkapasitas 20 MBSD (Million Barel Steam Per Day).   Adapun CPO yang digunakan adalah jenis crude palm oil yang telah diolah dan dibersihkan getah serta baunya atau dikenal dengan nama RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil). RBDPO tersebut kemudian dicampur dengan sumber bahan bakar fosil di kilang dan diolah dengan proses kimia sehingga menghasilkan bahan bakar bensin ramah lingkungan.

Hasil implementasi co-processing tersebut telah menghasilkan Green Gasoline Octane 90 sebanyak 405 MB/Bulan atau setara  64.500 Kilo Liter/Bulan dan produksi Green LPG sebanyak 11.000 ton per bulan.  “  Upaya ini sangat mendukung pemerintah dalam mengurangi penggunaan devisa, dimana Pertamina bisa menghemat import crude sebesar 7,36 Ribu Barel per hari atau dalam setahun mampu menghemat hingga USD 160 Juta  ”,   Ujar SiDin Budi.


Pengembangan produk ini kedepan akan diikuti berbgai langkah produk dengan  kilang lainnya seperti di Kilang Cilacap, Balongan dan Dumai serta akan diperluas untuk bentuk  jenis bahan bakar lainnya yang di produksi, baik green gasoil (bahan bakar solar) maupun green avtur yang tentuunya akan memberikan solusi produksi dan pendapatan yang lebih memberangsangkan negara.
 

                     
Pohon Sawit sepanjang Bukit,
Indonesia memproduksi Green Gasoline &  LPG dari Sawit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...