Selasa, 21 Mei 2024

PERUBAHAN ALAM, PENYU HIJAU JANTAN DIKHAWATIRKAN PUNAH DAN PENYU HILANG PADA TAHUN 2100

NusaNTaRa.Com   

byIrkaBPiranhA,        J  u  m  a  t,    2   6      A   p   r   i  l      2   0   2   4

Perlu Siaga, Penyu Hijau Jantan Terancam Hilang pada Tahun 2100

Marine Ecology Progress Series mempublikasikan  sebuah hasil  studi  untuk memperingatkan dampak perubahan   iklim pada  populasi   penyu   dalam hariannya ,  bahwa  diprediksi  99,86 persen anakan penyu tempayan akan berjenis kelamin betina pada 2100.    Penelitian ini dilakukan di Cape Varde yang merupakan  salah  satu  penyu   terpenting  di  dunia dimana  15 persen   sarang  penyu berada  di area ini  dan sejauh ini 52 persen dari seluruh populasi penyu yang menetas dipastikan berkelamin betina.

Sebagai informasi, jenis kelamin penyu sangat ditentukan oleh suhu,  semakin hangat kemungkinan menetaskan betina lebih besar  dam  sebaliknya, semakin dingin iklim makin berpeluang menetaskan sang pejantan.     Penyu hijau menghadapi masalah di masa depan karena hilangnya habitat dan meningkatnya suhu  ”,  Ujar SiDin Dr Rita Patricio, dari Pusat Ekologi dan Konservasi di Kampus Penryn, Universitas Exeter, Cornwall.

Sebagai negara yang memiliki enam dari tujuh spesies penyu di dunia kondisi ini tentunya membuat Indonesia perlu hati-hati, karena pertanda ini bisa membuat Indonesia kehilangan kekayaan itu. Karena semua spesies itu dalam keadaan terancam atau hampir punah.   Muhammad Jayuli, sekretaris Yayasan Penyu Indonesia (YPI) mengisyaratkan populasi penyu di perairan Indonesia terus menyusut. Walau untuk mengetahui secara pasti seberapa besar populasi penyu di Indonesia terbilang sulit.

Telur Penyu

  Beberapa data menunjukkan, dalam 100 tahun terakhir, populasinya menurun hingga 90 persen. Kini tinggal ribuan betina dewasa yang tergolong produktif  ”,  Ujar SiDin Muhammad Jayuli dengan Plabomoranya (Hebatnya) yang dimuat VOA Indonesia.   Menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) Indonesia memiliki spesies penyu yang terancam yaitu penyu hijau, penyu tempayan, penyu pipih.  Sementara yang sangat terancam punah dengan kondisi tersebut  adalah penyu sisik.

Di Indonesia, penyu-penyu itu bersarang terutama di Pantai Sangalaki  Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, Pantai Paloh di Kalimantan Barat, Pantai Pangumbahan di Jawa Barat, Pantai Blambangan di Jawa Timur, dan Pantai Jeen Womom, Papua Barat.  Terancamnya penyu di Indonesia bukan hanya faktor alam, tetapi juga pengaruh dari manusia,  yang disebabkan perdagangan ilegal dan kerusakan habitat karena pembangunan proyek pariwisata yang tidak ramah lingkungan menjadi faktor terkuat.

Survei pasar YPI pada periode antara tahun 2019 dan 2020 mendapati nilai perdagangan ilegal penyu sisik bisa mencapai sekitar Rp5 miliar,  sementara itu, beberapa pantai misalnya di Pantai Paloh banyak ditemukan penyu yang mati karena mengonsumsi sampah plastik.   Karena itulah, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Agus Budi Santosa melakukan berbagai upaya untuk menjaga populasi penyu, salah satunya dengan kampanye Keren Tanpa Sisik sejak akhir 2019.

Kampanye ini adalah melepas tukik atau anak penyu ke laut secara beramai-ramai. Program ini melibatkan berbagai lapisan masyarakat untuk menggugah kesadaran  akan bahaya yang dihadapi penyu.     Persentase tukik lahir hingga sampai dia bisa bertelur itu hanya satu hingga dua persen saja.  Angkanya sangat kecil. Bahkan ada beberapa literatur yang menunjukkan bahwa dari 1.000 ekor, maksimal hanya lima ekor yang bisa bertelur. Karena itu, semakin banyak kita melepaskannya, semakin baik bagi kelestarian spesies tersebut  “,  Ujar SiDin Agus Budi Santoso dengan Soppengernya (Jumawanya)..

Tukik yang menuju laut lepas

 

Dikhawatirkan Penyu akan punah tahun 2100.

Perubahan iklim , menurunya Tukik laki-laki yang tajam.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EKSPEDISI PULAU BERHALA BERSAMA MITRATEL, JOGO KEDAULATAN RAKYAT

NusaNTaRa.Com byTarmidIKapundjeN,         J  u  m  a  t,    1   6      A   g   u    s   t   u   s      2   0   2   4   Theodorus Ardi Hartok...