Minggu, 19 Mei 2024

KERINDUAN AKAN MASJID NABAWI PENGUSAHA POTONG AYAM, MASJID SUCIATI SALIMAN DI SLEMAN DIBANGUN

NusaNTaRa.Com    

byMuhammaDNunukaN,        S   a   b   t   u,    1   1      M     e     i      2   0   2   4     

Masjid Suciati Saliman di Sleman dibangun atas kerinduan pada Masjid Nabawi di Madinah

Masjid Suciati Sakiman diresmikan pada 13 Mei 2018 dengan sentuhan arsitektur mirip dengan Masjid Nabawi di Madinah tapi tetap mempertahankan sentuhan lokal khas Jawa – Yogyakarta,   Masjid ini dibangun  diatas lahan seluas 1.600 meter persegi  oleh almarhumah Ibu Suciati Saliman Riyanto Raharjo, seorang pengusaha potong ayam ternama di Sleman-Yogyakarta.    Atie Raharjo, putri pertama dari Ibu Suciati menuturkan, bahwa bangunan ini dibuat semirip mungkin dengan Masjid Nabawi di Madinah, namun dibalut dengan kearifan lokal, arsitekturnya ada nuansa jawa dan arabnya.

  Kenapa kubahnya itu limas, karena kami tidak jauh dari Gunung Merapi, struktur limas itu lebih friendly di kawasan Jogja. Ada lima menara, yang satu besar dan lainnya kecil, hal ini menggambarkan bahwa rukun islam.  Sementara arsitek di bawah ada sembilan pintu, yang melambangkan Walisongo, yang menyebarkan syiar Islam di Indonesia  ”,   Ujar SiGaluH Raharjo menjelaskan.

Ruang Rindu dan Kesedihan

Masjid Nabawi dijadikan model oleh almarhumah ibu Suciati memiliki alasan khusus.   Menurut cerita ibu Atie,  tahun 2013  bapak Saliman (suami Ibu Suciati) wafat, setelah berjuang melawan penyakit Parkinson selama 20 tahun,  ketika itu Ibu Suciati sedang menjalankan ibadah umroh, dan posisinya sedang berada di Masjid Nabawi.   Tidak sampai di situ, setahun kemudian, tahun 2014, Ibu Dopo, ibu dari almarhumah menghadap ilahi rabi,   ibu Suciati dirundung kesedihan yang tak terbendung selama dua tahun,     Sejak saat itu, ibuk selalu ingin umroh dan beliau ingin tinggal di sana, karena merasa nyaman   ”,  Cakap SiGaluH Atie Raharjo mengenang.

    Akhirnya, kami, anak cucunya membujuk supaya  bisa bermanfaat  lagi membuat  masjid yang mirip,  melepas  kangen dan  bermanfaat,  dan  bisa membuat legacy perusahaan lebih bermanfaat ke masyarakat luas, dan juga legacy buat anak cucunya, semua kegiatan berpusat pada kemaslahatan umat  ”,  Cakap tambah SiGaluH Atie Raharjo.

PT Saliman Riyanto Raharjo  termasuk salah satu pelopor rumah potong ayam modern di Indonesia milik dari Ibu Suciati dan Bapak Saliman yang terletak di seberang  jalan dari Masjid Suciati.  Selain membangun masjid, keluarga Suciati juga membuat lembaga pendidikan, seperti Madrasah Diniyyah Takmiliyah, Madrasah Mualaf  dan Pondok Pesantren,  semua kegiatan di lembaga pendidikan itu menjadikan masjid  Suciati sebagai media bertemu dan mendakwahkan Islam.     Harapan dari keluarga kami, kami bisa melanjutkan alim ulama, bisa mengakomodir penyebaran islam yang lebih elegan, dan kami juga menyediakan tempat untuk pertemuan bisnis, mewadahi ibu-ibu muslimah masa kini, selain jadi ibu rumah tangga juga bisa menopang keluarga  ”,   harapan  Atie Raharjo.

Masjid Suciati Saliman at Sleman Jogyakarta

Masjid ini dibangun  tidak saja harus diukur dari kemegahan,     Buat apa megah tapi fasilitasnya tidak bisa mengakomodir masyarakat.  Syiar Islam itu tidak bisa hanya online, tapi dengan bertemu, silaturahmi, lalu mendatangkan rejeki, masjid dibuat ziarah bisa mendatangkan ekonomi masyarakat sekitar  ”,   Ujar  Pembina dari Yayasan Suciati Saliman ini menambahkan.  Masjid yang dipotret melalui drone ini memiliki view apik dengan pemandangan Gunung Merapi. Apalagi jika di sore hari ketika menjelang matahari terbenam, terlihat pancaran cahaya yang dipadukan dengan gagahnya pemandangan gunung. Indah sekali.

Tertengo beberapa sudut di dalam ruangan masjid  di desain untuk kegiatan sosial dan keagamaan, seperti pernikahan, seminar, training, pengajian, dan bazar. Setiap bulannya selalu ada kegiatan yang menyentuh ke anak-anak muda hingga lansia.     Kami juga sering mendatangkan ustaz-ustaz nasional, yang lagi viral, senang berjumpa dengan idola, tetapi idola yang baik, di sini juga banyak kampus, kajian jodoh, ada ta’aruf, ada hall juga untuk memfasilitasi ibadah, kami memfasilitasi untuk kalangan siapapun, pernikahan modern, terjangkau, oleh siapapun  ”,   Ujar SiGaluH putri pertama Ibu Suciati.

Kegiatan di Masjid Suciati

Elfa Agus Maghfuroni  pengasuh Madin Masjid Suciati  menuturkan bahwa antusiasme masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya lumayan tinggi, hingga pengurus membuat rentang jarak supaya kegiatan bisa maksimal peserta didik.     Jarak yang diutamakan 50-100 meter di sekitar sini, namun pernah ada santri yang rumahnya 19 km, akhirnya kami buat peraturan maksimal santri terjauh 12 km. Daya tarik untuk sekolah di sini subyektif, disamping imej dari masjid, yang menjadi daya tarik. Namun kami tidak hanya mengandalkan bangunan masjid, mungkin soal kurikulum, mengacu pada Kemenag mengenai pendidikan diniyyah, dan juga ada pengembangan di lingkungan internal yang hampir 95 persen di tempat kami paperless, mulai administrasi staff, santri masuk, ujian, rapot, semua berbasis online, Selain itu, program-program yang lain, ada kegiatan hadroh, tahfidzul quran, dan khotmil quran, binnadzri dan bilghoib   ”,   Ujar SiDin ustaz Elfa Agus. 

Sementara Pondok Pesantren Suciati Saliman berdiri tahun 2022. Kegiatan di pesantren ini awalnya dikhususkan santri putri yang takhassus alquran dan penguatan kitab kuning. “Menghafalkan alquran dan mengkaji kitab kuning, lalu santri kita libatkan aktif di Masjid Suciati. Adapun pengelolaan pesantren di bawah naungan Yayasan Suciati Saliman Raharjo. Yayasan punya rumah besar, yang di dalamnya ada pesantren, madrasah diniyyah takmiliyyah, madrasah muallaf, lembaga ekonomi, BMT, dan DKM.”ujar Ahmad Fathurrohman Rustandi, pengasuh Ponpes Suciati.

Pada hari di mana kami liputan, malam harinya, kebetulan bertepatan dengan kegiatan rutinan malam Sabtu Legi, yakni pembacaan Maulid Simtudduror dan Asmaul Husna, yang diasuh oleh Habib Umar Zaky bin Abu Bakar Assegaf. Habib Zaky mengungkapkan bahwa kegiatan atau tradisi seperti pembacaan maulid tujuannya adalah untuk mengingat Allah dan sejarah Nabi Muhammad. “Kita bisa mengambil ibrah, sehingga diharapkan pulang dari acara itu supaya lebih dekat kepada Allah,” ujar ulama asal Solo ini.

Filosofi Urip iku Urup Ibu Suciati

Sebagaimana yang diutarakan oleh Atie, bahwa almarhumah Ibu Suciati ingin meninggalkan legacy yang bisa memberikan manfaat ke banyak orang dengan filosofi Jawa urip iku urup. “Urip itu hidup, urup itu menyala, yang bisa diartikan bermanfaat. Jadi memang kami punya usaha olahan ayam ini pada dasarnya untuk memenuhi, memberdayakan masyarakat sekitar, bisa buat usaha berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga kita bermanfaat buat orang banyak, bisa menghidupkan, minimal doanya mengalir, karena kami bukan dari keluarga kiai atau ustaz yang punya banyak santri, kami berusaha hidup kami bermanfaat,” terang Atie.

Atie juga mengenang sosok ibu dengan pesan-pesannya. Petama adalah Wajib Hangrukepi, artinya kita harus melindungi. Kedua, Melu Handarbeni, wajib merasa memiliki, semua legacy ibu, perusahaan, itu harus diturunkan ke anak cucunya. Supaya anak cucunya wajib merasa memiliki. Ketiga, Mulatsari Rohang Rosowangi, tahu potensi dan tahu kekurangan. Siapa kita tidak boleh keminter, tidak boleh bener sendiri. Kalau kita tidak mampu jangan sekali-kali melakukan, kalau tidak paham ilmunya, jangan melakukan agar tidak merugikan orang banyak. Masing-masing anak cucunya didorong sesuai passionnya.

Kegiatan keagamaan di Masjid Suciati Saliman di Sleman


Mesjid Suciati Saliman di Sleman beride dari Nabawi.

Mesjid dibangun atas kerinduannya pada Masjid Nabawi.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EKSPEDISI PULAU BERHALA BERSAMA MITRATEL, JOGO KEDAULATAN RAKYAT

NusaNTaRa.Com byTarmidIKapundjeN,         J  u  m  a  t,    1   6      A   g   u    s   t   u   s      2   0   2   4   Theodorus Ardi Hartok...