NusaNTaRa.Com
byMuhammaDNunukaN, S a b t u,
1 1 M e i 2
0 2 4
Masjid Suciati Saliman di Sleman dibangun atas kerinduan pada Masjid Nabawi di Madinah |
“ Kenapa kubahnya itu limas, karena kami tidak
jauh dari Gunung Merapi, struktur limas itu lebih friendly di kawasan Jogja.
Ada lima menara, yang satu besar dan lainnya kecil, hal ini menggambarkan bahwa
rukun islam. Sementara arsitek di bawah
ada sembilan pintu, yang melambangkan Walisongo, yang menyebarkan syiar Islam
di Indonesia ”, Ujar SiGaluH Raharjo menjelaskan.
Ruang Rindu
dan Kesedihan
Masjid
Nabawi dijadikan model oleh almarhumah ibu Suciati memiliki alasan khusus. Menurut cerita ibu Atie, tahun 2013
bapak Saliman (suami Ibu Suciati) wafat, setelah berjuang melawan
penyakit Parkinson selama 20 tahun,
ketika itu Ibu Suciati sedang menjalankan ibadah umroh, dan posisinya
sedang berada di Masjid Nabawi. Tidak
sampai di situ, setahun kemudian, tahun 2014, Ibu Dopo, ibu dari almarhumah
menghadap ilahi rabi, ibu Suciati
dirundung kesedihan yang tak terbendung selama dua tahun, “ Sejak saat itu, ibuk selalu ingin umroh dan
beliau ingin tinggal di sana, karena merasa nyaman ”,
Cakap SiGaluH Atie Raharjo mengenang.
“ Akhirnya, kami, anak cucunya membujuk supaya bisa bermanfaat lagi membuat masjid yang mirip, melepas kangen dan bermanfaat, dan bisa
membuat legacy perusahaan lebih bermanfaat ke masyarakat luas, dan juga legacy
buat anak cucunya, semua kegiatan berpusat pada kemaslahatan umat ”,
Cakap tambah SiGaluH Atie Raharjo.
PT Saliman
Riyanto Raharjo termasuk salah satu pelopor
rumah potong ayam modern di Indonesia milik dari Ibu Suciati dan Bapak Saliman
yang terletak di seberang jalan dari
Masjid Suciati. Selain membangun masjid,
keluarga Suciati juga membuat lembaga pendidikan, seperti Madrasah Diniyyah
Takmiliyah, Madrasah Mualaf dan Pondok
Pesantren, semua kegiatan di lembaga
pendidikan itu menjadikan masjid Suciati
sebagai media bertemu dan mendakwahkan Islam.
“ Harapan dari keluarga kami,
kami bisa melanjutkan alim ulama, bisa mengakomodir penyebaran islam yang lebih
elegan, dan kami juga menyediakan tempat untuk pertemuan bisnis, mewadahi
ibu-ibu muslimah masa kini, selain jadi ibu rumah tangga juga bisa menopang
keluarga ”, harapan Atie Raharjo.
Masjid Suciati Saliman at Sleman Jogyakarta |
Masjid ini
dibangun tidak saja harus diukur dari kemegahan, “ Buat apa megah tapi fasilitasnya tidak bisa
mengakomodir masyarakat. Syiar Islam itu
tidak bisa hanya online, tapi dengan bertemu, silaturahmi, lalu mendatangkan
rejeki, masjid dibuat ziarah bisa mendatangkan ekonomi masyarakat sekitar ”, Ujar
Pembina dari Yayasan Suciati Saliman ini
menambahkan. Masjid yang dipotret
melalui drone ini memiliki view apik dengan pemandangan Gunung Merapi. Apalagi
jika di sore hari ketika menjelang matahari terbenam, terlihat pancaran cahaya
yang dipadukan dengan gagahnya pemandangan gunung. Indah sekali.
Tertengo beberapa
sudut di dalam ruangan masjid di desain
untuk kegiatan sosial dan keagamaan, seperti pernikahan, seminar, training,
pengajian, dan bazar. Setiap bulannya selalu ada kegiatan yang menyentuh ke
anak-anak muda hingga lansia. “ Kami juga sering mendatangkan ustaz-ustaz
nasional, yang lagi viral, senang berjumpa dengan idola, tetapi idola yang
baik, di sini juga banyak kampus, kajian jodoh, ada ta’aruf, ada hall juga
untuk memfasilitasi ibadah, kami memfasilitasi untuk kalangan siapapun,
pernikahan modern, terjangkau, oleh siapapun
”, Ujar SiGaluH putri pertama
Ibu Suciati.
Kegiatan di
Masjid Suciati
Elfa Agus
Maghfuroni pengasuh Madin Masjid Suciati
menuturkan bahwa antusiasme masyarakat
untuk menyekolahkan putra-putrinya lumayan tinggi, hingga pengurus membuat
rentang jarak supaya kegiatan bisa maksimal peserta didik. “ Jarak
yang diutamakan 50-100 meter di sekitar sini, namun pernah ada santri yang rumahnya
19 km, akhirnya kami buat peraturan maksimal santri terjauh 12 km. Daya tarik
untuk sekolah di sini subyektif, disamping imej dari masjid, yang menjadi daya
tarik. Namun kami tidak hanya mengandalkan bangunan masjid, mungkin soal
kurikulum, mengacu pada Kemenag mengenai pendidikan diniyyah, dan juga ada
pengembangan di lingkungan internal yang hampir 95 persen di tempat kami
paperless, mulai administrasi staff, santri masuk, ujian, rapot, semua berbasis
online, Selain itu, program-program yang lain, ada kegiatan hadroh, tahfidzul
quran, dan khotmil quran, binnadzri dan bilghoib ”, Ujar
SiDin ustaz Elfa Agus.
Sementara
Pondok Pesantren Suciati Saliman berdiri tahun 2022. Kegiatan di pesantren ini
awalnya dikhususkan santri putri yang takhassus alquran dan penguatan kitab
kuning. “Menghafalkan alquran dan mengkaji kitab kuning, lalu santri kita
libatkan aktif di Masjid Suciati. Adapun pengelolaan pesantren di bawah naungan
Yayasan Suciati Saliman Raharjo. Yayasan punya rumah besar, yang di dalamnya
ada pesantren, madrasah diniyyah takmiliyyah, madrasah muallaf, lembaga
ekonomi, BMT, dan DKM.”ujar Ahmad Fathurrohman Rustandi, pengasuh Ponpes
Suciati.
Pada hari di
mana kami liputan, malam harinya, kebetulan bertepatan dengan kegiatan rutinan
malam Sabtu Legi, yakni pembacaan Maulid Simtudduror dan Asmaul Husna, yang
diasuh oleh Habib Umar Zaky bin Abu Bakar Assegaf. Habib Zaky mengungkapkan
bahwa kegiatan atau tradisi seperti pembacaan maulid tujuannya adalah untuk
mengingat Allah dan sejarah Nabi Muhammad. “Kita bisa mengambil ibrah, sehingga
diharapkan pulang dari acara itu supaya lebih dekat kepada Allah,” ujar ulama
asal Solo ini.
Filosofi
Urip iku Urup Ibu Suciati
Sebagaimana
yang diutarakan oleh Atie, bahwa almarhumah Ibu Suciati ingin meninggalkan
legacy yang bisa memberikan manfaat ke banyak orang dengan filosofi Jawa urip
iku urup. “Urip itu hidup, urup itu menyala, yang bisa diartikan bermanfaat.
Jadi memang kami punya usaha olahan ayam ini pada dasarnya untuk memenuhi,
memberdayakan masyarakat sekitar, bisa buat usaha berkelanjutan dan
berkesinambungan, sehingga kita bermanfaat buat orang banyak, bisa
menghidupkan, minimal doanya mengalir, karena kami bukan dari keluarga kiai
atau ustaz yang punya banyak santri, kami berusaha hidup kami bermanfaat,”
terang Atie.
Atie juga mengenang sosok ibu dengan pesan-pesannya. Petama adalah Wajib Hangrukepi, artinya kita harus melindungi. Kedua, Melu Handarbeni, wajib merasa memiliki, semua legacy ibu, perusahaan, itu harus diturunkan ke anak cucunya. Supaya anak cucunya wajib merasa memiliki. Ketiga, Mulatsari Rohang Rosowangi, tahu potensi dan tahu kekurangan. Siapa kita tidak boleh keminter, tidak boleh bener sendiri. Kalau kita tidak mampu jangan sekali-kali melakukan, kalau tidak paham ilmunya, jangan melakukan agar tidak merugikan orang banyak. Masing-masing anak cucunya didorong sesuai passionnya.
Kegiatan keagamaan di Masjid Suciati Saliman di Sleman |
Mesjid Suciati Saliman di Sleman beride dari Nabawi.
Mesjid dibangun atas kerinduannya pada Masjid Nabawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar