Jumat, 22 Oktober 2021

KISAH KETIBAANKU DI BANDARA LOS ANGELES DI KALA PANDEMI COVID-19

NusaNTaRa.Com

byTomILebanG,      R  a  b  u,     2  0     O  k  t  o  b  e  r      2  0  2  1

Saya tiba di Los Angeles saat Amerika masih dibekap pandemi.  Per hari ini, Worldometers mencatat hampir 46 juta penduduk Amerika telah terjangkit virus Covid-19.   Beberapa jam lalu, bekas Menteri Luar Negeri AS Colin Powell meninggal dunia karena Covid-19.   Keluarganya menyampaikan bahwa sebelum terpapar Covid,  sang jenderal legendaris sudah menerima vaksinasi yang lengkap.   Menlu kulit hitam pertama dalam sejarah Amerika ini menjadi salah satu dari lebih 745 ribu warga Amerika yang meninggal karena Covid.

Di negara ini, kasus aktif Covid masih 9,6 juta. Bandingkanlah dengan Indonesia yang sekarang turun hingga tinggal belasan ribu.   Kendati menjadi korban pandemi paling besar di dunia,  Amerika -- setidaknya yang saya saksikan saat masuk Los Angeles,  California -- tidak jadi tersungkur dan ketakutan. Petugas di bandara internasional Tom Bradley, LA tadi tak cerewet soal dokumen bebas Covid dan lain-lain.  Mereka bahkan tak menanyakannya sama sekali yang selama ini sangat digembor-gemborkan pemberitaan dunia terkait pengamanan Covid-19.

Lalu apa yang ditanya ?  Sudah pernah ke Amerika, punya teman atau kerabat yang tinggal di Amerika, ngapain ke sini dan berapa lama ?   Visa Anda dari tahun 2019 tapi kenapa baru datang ?  Terakhir,  bawa duit tunai berapa? Saya menjawab pertanyaan terakhir ini dengan menambahkan satu angka nol di belakang,  demi kesan berduit dan tak datang sebagai pencari kerja .

Hanya itu pemeriksaan yang saya lalu tidak sebagai mana yang saya pikirkan sebelum saya berangkat tadinya  !.   Lalu stempel diterakan.   Hingga  semua  prosesnya yang saya  lalui  tak sampai lima menit waktu yang dibutuhkan,  Amazing banget cukup singkat.   Segala dokumen terkait Covid19 yang saya cetak dan persiapkan semenjak dari Jakarta diabaikan.

Begitulah.   Amerika memang korban pandemi paling besar,  tapi juga yang terdepan mencari penakluknya.   Di sini berkembang riset paling pesat tentang virus dan penangkalnya.   Vaksin Covid aneka merek diproduksi di negeri ini,  dari   Pfizer,  Moderna, sampai   Johnson & Johnson yang semuanya sudah pula sampai ke Indonesia.

Bahkan pekan-pekan ini,   dunia tengah menanti obat Covid pertama,  pil antivirus molnupiravir yang dibuat oleh perusahaan farmasi Merck & Co bersama Ridgeback Biotherapeutics. Uji klinis besar telah dilakukan untuk obat ini. Indonesia  dan sejumlah negara lain, telah sigap memesannya jauh-jauh hari sebelum mulai diedarkan ke luar Amerika, bulan Desember  2021 nanti.

Dari riset dan kerja keras para ilmuwannya, Amerika malah jadi yang paling besar menangguk untung dari pandemi.  Perputaran uang terkait Covid ini tak terkirakan nilainya  :   penjualan vaksin,  vitamin, obat,  suplemen,  alat kesehatan  dan seterusnya.

Negara ini dibekap Covid, tapi tetap digdaya lagi jumawa.    Jadi, selamat datanglah  di Los Angeles yang sedang sejuk-sejuknya di 20 derajat Celsius.   Pukul dua siang di sini, jam empat subuh di Jakarta.   Ada banyak tempat di kota ini dalam daftar jalan-jalan bagi orang-orang baru  :   Santa Monica, Hollywood, Beverly Hills, dll.   Tapi cukup segitu saja ceritaku. Saya baru sekali ini ke Los Angeles. Saya tak ingin sok tahu tentang kota ini.  Dr.Laman FB Tomy Lebang, 20/10/2021.

Jalan-jalan ke negeri  paman sam nan gemerlapan.

Amerika terparah dampak Covid-19 tapi bandaranya tetap enjoy bun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...