NusaNTaRa.Com
byAsnISamandaK, S e n i n, 0 4 O k t o b e r 2 0 2 1
Pasangan beda negara selalu punya banyak cerita.
Mita, wanita asal Banyuwangi kini hidup bahagia bersama suami bulenya di negeri
seberang lautan yang jauh di Eropah
yaitu Swedia, meski hidupnya telah
mapan ia masih tetap memilih bekerja sebagai buruh pabrik biar hidup lebih
berasa. Mita dinikahi oleh bule Swedia
bernama Eddie pada 17 April 2017, empat
tahun menetap di Swedia, Mita sempat
menghabiskan waktu sebagai Bunda rumah tangga, bahkan
ia sering bolak-balik pulang ke
Indonesia apabila sedang jenuh.
Tak terasa lama-kelamaan by Mita mulai menetap secara mantap di
Swedia, sehingga iapun mulai mengurus berbagai surat dan dokumen pribadi seperti
KTP bahkan akhirnya ia dapat bekerja petugas kebersihan toilet kantor
suaminya pada Selasa dan Kamis (4 jam) demi menambah pendapatan, "
Padahal aku sudah bisa sekolah dan kerja karena sudah dapat visa. Tetapi hatinya belum pas gitu. Tepatnya di 2019, aku mulai mengurus KTP dan
sekolah, lalu 2020 aku mulai kerja ", Ujar SiGaluH Mita di kanal YouTube Family
indonesia, Sweden. " Pertama kali kerja itu aku jadi cleaning
service, tukang gosok WC guys di tempat kerjanya suamiku ",
Ujar SiGaluH Mita dengan Soppenger (Jumawanya).
Meski hanya bekerja 8 jam dalam sepekan, gajinya
lumayan besar yakni 6.000 krona Swedia, namun kehamilanya membuatnya memutuskan
mundur dari pekerjaan tersebut,
sayangnya, kehamilannya mengalami keguguran, kemudian ia disarankan lebih banyak istirahat
di rumah setelah cukup, dia pun kembali bekerja saat ada
panggilan kerja. Dia pun mendapat
tawaran bekerja di pabrik tempat kerja suaminya sebai Tim Leader [i]yang
menjabat sebagai ketua tim. Dia mulai bekerja sebagai buruh pabrik dengan gaji
yang sangat fantastis, " Gajinya 28.000 krona tiap bulan. Bayangkan itu kayak sekitar Rp46 juta ",
Ujar SiGaluH Mita dia.
Gaji besar tak membuat Mita dapat bernapas lega karena ia dikenakan beban pajak yang cukup
besar di Swedia menurt Mita pajak di Swedianya bisa mencapai Rp10 juta, "
Tapi jangan salah, ada pajak di sini kita bayar mahal banget. Pajaknya sekitar 6 ribu kron atau sekitar Rp10
juta. Jadi total gajiku 22 kron atau sekitar Rp36
juta ", Ujar SiGaluH
Mita. Tak hanya pajak yang besar,
Mita juga dihadapkan dengan biaya hidup yang serba mahal di Swedia, Sebagai orang Indonesia Mita tidak bisa meninggalkan nasi dan sambal
sebagai makanan sehari-hari.
Akan tetapi, harga beras dan cabai di Swedia cukup
mahal, namun sebaliknya harga roti dan keju sangatlah murah di sana, tapi Mita mengaku tidak cocok dengan makanan
itu, " Kalau aku makan keju sama roti, cepat kaya
aku guys. Tapi kurus nanti aku yang ada
masuk rumah sakit, aduh enggak bisa aku. Nanti emak aku marah-marah di sini
dikira tidak bahagia ", Ujar
Mita. Bekerja sebagai buruh
pabrik, Mita ternyata merasa nyaman dengan pekerjaannya itu meski dihadapkan
dengan kesulitan tinggi atas beban kerja tersebut.
Mita yang kini tengah kembali mengandung bekerja
memegang mesin-mesin pabrik sehingga ia
harus memperhatikan operasional mesin, pekerjaan
itu dirasanya cukup sulit sebab, semua mesin memiliki petunjuk pakai dalam
Bahasa Swedia. Meski begitu, hal
tersebut tidak menjadi masalah bagi Mita karena sering dibantu oleh suaminya ketika
bekerja selain itu Mita masih mampu
menggunakan Bahasa Inggris dengan lancer,
" Sebenarnya kita harus bisa
Bahasa Swedia, tapi karena suamiku sudah kerja lama di sana apalagi dia team
leader. Jadi aku bisa dibantu di sana,
aku juga lumayan bisa Bahasa Inggris ", Ujar Mita
dan " Bahasa Swedia itu lebih susah dari Bahasa
Inggris. Tapi aku sudah lama di sini jadi lumayan bisa lidahnya mengucapkan
Bahasa Swedia ".
Mita rutin bekerja sebagai buruh pabrik setiap Senin
sampai Jumat. Dalam sehari, Mita bisa bekerja di pabrik selama 8 jam dari pukul
6 hingga 3 sore, " Di sini 8 jam itu istirahatnya tiga kali.
Masuk jam 6 sampai jam 3 kurang. Kerja itu jam 9 istirahat makan 30 menit.
Nanti lunch jam 12, lalu jam 2 istirahat lagi 15 menit ",
Ujar SiGaluH Laji. Selain gaji
besar dan bisa bekerja bersama suaminya, Mita juga bersyukur dengan para rekan
kerja yang memiliki solidaritas tinggi,
mereka sangat care terhadap rekan kerja dalam berbagai situasi.
Seperti yang pernah di alami Mita ketika ulang tahun banyak rekan kerja yang memberi perhatian, " Misalnya ulang tahun ke-30, teman-teman mengumpulkan uang buat beli hadiah ada minuman, voucher menginap di hotel, pokoknya banyak. Enaknya lagi kerja di sini dijamin guys, kalau sakit tetap dapat bayaran ", Ujar SiGaluH Mita dengan Soppengernya. Bahasa Swedia, diakuinya lebih sulit daripada bahasa Inggris, namun ujarnya “ Tapi aku sudah lama di sini jadi lumayan bisa lidahnya mengucapkan Bahasa Swedia ".
Hidup jauh di sana kita harus bekerja,
Bersuami mapan, wanita Banyuwangi di Swedia bergaji
Rp 46 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar