NusanTaRa.Com
byRaisALembuduT, 03 Agustus 2020
Revitalisasi Kawasan Seribu Rumah Gadang (SRG) yang merupakan Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatra Barat tengah digarap Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Perbaikan rumah gadang yang merupakan rumah adat khas Minang tersebut merupakan tindak lanjut pencanangan oleh Presiden Joko Widodo saat Puncak Peringatan Hari Pers Nasional di Kota Padang pada Februari tahun 2018 lalu.
Rumah gadang memiliki arsitektur khas tradisionil yang melebar dengan beratap bertingkat (atap gonjong), yang menjadi rumah tinggal keluarga bagi suku Minangkabau. Rangkiang terdapat di halaman rumah gadang sebagai gudang padi hasil panen, adapun balairung adalah tempat berkumpul sekelompok kepala keluarga melakukan musyawarah. Ketiga bangunan ini dicirikan dengan atap gonjong dan struktur panggung, arsitektur bangunan ini sesuai dengan iklim daerah tropis dan kondisi bencana topografi yang ada disana.
Bapak
Basuki Hadimuljono Menteri PUPR pada NusanTaRa.Com mengatakan, penataan kawasan pusaka SRG
intinya adalah pemugaran rumah gadang dengan melibatkan tukang-tukang tuo yang
memiliki keahlian dalam membangun serta membuat ornamen bangunan, seperti
ukir-ukiran serta mempertahankan budaya hidup.
Keahlian ini perlu terus dipelihara, sehingga kegiatan pemugaran ini
dapat menjadi pengalaman berharga bagi masyarakat setempat dalam memelihara
tradisi dan keahlian yang unik ini.
Sementara Kawasan SRG (Seribu Rumah Gadang) dengan luas 26,3 hektare memiliki aset budaya luar biasa, terdiri dari ratusan benda cagar budaya yakni Rumah Gadang, Masjid, Surau dan Makam posisinya berkelompok dimana sebagian di antaranya sudah berumur ratusan tahun. Total rencana 33 Rumah Gadang yang akan dipugar, sejak 2019 hingga saat ini, 28 Rumah Gadang tengah dikerjakan. Pekerjaan revitalisasi ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020 dengan anggaran APBN TA 2019-2020 sebesar Rp69,7 miliar.
Kementerian PUPR sendiri melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Barat, Ditjen Cipta Karya sudah memprogramkan revitalisasi kawasan tersebut. Dalam masterplan Kawasan SRG akan dilakukan pemugaran 33 rumah gadang, penataan lansekap kawasan, dan pembangunan Menara Songket sebagai landmark dan pembanngunan fasilitas-fasilitas untuk wisatawan.
Sementara Kawasan SRG (Seribu Rumah Gadang) dengan luas 26,3 hektare memiliki aset budaya luar biasa, terdiri dari ratusan benda cagar budaya yakni Rumah Gadang, Masjid, Surau dan Makam posisinya berkelompok dimana sebagian di antaranya sudah berumur ratusan tahun. Total rencana 33 Rumah Gadang yang akan dipugar, sejak 2019 hingga saat ini, 28 Rumah Gadang tengah dikerjakan. Pekerjaan revitalisasi ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2020 dengan anggaran APBN TA 2019-2020 sebesar Rp69,7 miliar.
Kementerian PUPR sendiri melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Barat, Ditjen Cipta Karya sudah memprogramkan revitalisasi kawasan tersebut. Dalam masterplan Kawasan SRG akan dilakukan pemugaran 33 rumah gadang, penataan lansekap kawasan, dan pembangunan Menara Songket sebagai landmark dan pembanngunan fasilitas-fasilitas untuk wisatawan.
Revitalisasi
Kawasan SRG ini dimulai dari proses Identifikasi dan Inventarisasi Kerusakan
Rumah Gadang hingga proses Perencanaan Rumah Gadang melibatkan tim dari Pusat
Dokumentasi Arsitektur (PDA), Johny Wongso, dan Tim dari Universitas Bung Hatta
yang merupakan Arsitek Rumah Gadang, sedangkan untuk Perencanaan Penataan
Kawasan melibatkan Yori Antar, IAI, dengan kontraktor pelaksana PT. Wisana
Matra Karya dan konsultan perencana PT. Jakarta Konsultindo.
Revitalisasi tersebut dengan sendirinya akan dapat meningkatkan kualitas destinasi, prasarana dan sarana wisata dengan mempertahankan etnik khas daerah dan mendukung pelestarian budaya. Kondisi ini akan menjadikan lebih nyaman dan jadi tambahan daya tarik bagi para wisatawan yang akhirnya akan berdampak positif bagi perekonomian lokal, khususnya di Kabupaten Solok Selatan.
Selain atraksi budaya, Solok Selatan juga memiliki keindahan alam dengan adanya Gunung Kerinci sebagai Gunung api aktif tertinggi di Asia Tenggara yang dapat didaki dari Solok Selatan. Dari Kawasan Saribu Rumah Gadang, layer-layer lansekap gunung menjadi latar belakang yang mengagumkan. Lokasi Kawasan Saribu Rumah Gadang berjarak 147 km dari pusat Kota Padang dengan waktu tempuh sekitar 3,5-4 jam menggunakan kendaraan roda empat.
Rumah
Gadang rumah bertanduk di Minang,
Pelestarian Cagar Budaya dengan Revitalisasi Rumah Gadang.
Pelestarian Cagar Budaya dengan Revitalisasi Rumah Gadang.
Lestari Budaya Lestari Bangsa ......................
BalasHapus