Selasa, 02 April 2024

RUSIA MENGKLAIM 10 WNI DADI TENTARA BAYARAN UKRAINIA, INDONESIA AKAN MENYELIDIKINYA

"  NusaNTaRa.Com  " 

byRaisALembuduT,        M   n  g  g  u,    1   7     M   a   r   e   t     2   0   2   4     

Tentara Ukraina sedang mengikuti pelatihan tempur, pada  01 Februari 2023.

Pemerintah Indonesia  pada Jumat (15/03/2024)  mengatakan sedang menyelidiki klaim Moskow yang menyatakan bahwa 10 warga negara Indonesia (WNI) telah menjadi tentara bayaran dan berperang bersama Ukraina melawan Rusia, sejak pasukan Vladimir Putin  menginvasi  bekas  republik Soviet tersebut pada  Februari 2022.    Kementerian   Pertahanan Rusia  melalui kedutaanya  di   Jakarta pada Kamis mengatakan bahwa sejak 2022 tercatat sekitar 13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina.    Sementara  itu,   telah  dikonfirmasi   bahwa  sekitar   5.962   tentara  bayaran  asing    tewas.

  Kementerian Pertahanan Rusia terus mencatat dan mendata semua tentara bayaran asing yang tiba di Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran  ”,   Ujar penyampaian Kedutaan Rusia di Jakarta dalam pers rilis melalui akun Telegram, Jumat (15/03/2024).   Dalam tabel yang disertakan pada lampiran keterangan tersebut, Indonesia masuk dalam penyumbang tenaga tentara bayaran untuk Ukraina, di samping dari Australia dan Oceania,     Terdapat 10 WNI dan empat di antaranya sudah tewas  ”,  demikian keterangan dalam tabel.

Terkait pernyataan tersebut,  Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan akan mendalami hal ini,    Informasi tersebut perlu didalami lebih lanjut. Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki  ”,  Ujar SiDin Lalu Muhammad Iqbal Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Jumat Maret.   Dalam rilis tersebut disebut Polandia menjadi penyumbang tentara bayaran Ukraina paling banyak yaitu sekitar 2.960, disusul Amerika Serikat sebanyak 1.113 orang, Georgia 1.042, Kanada 1.005 dan Prancis 356 orang, kata laporan itu.     491 orang tentara bayaran AS tewas dalam pertempuran.   Selain itu Prancis, meskipun menyangkal kehadiran tentara bayaran di Ukraina, juga telah kehilangan 147 warganya  ”.

Sebelumnya Presiden Joko  “Jokowi”  Widodo pada Juni 2022 mengunjungi Ukraina dan Rusia sebagai bagian dari apa yang diklaimnya sebagai misi perdamaian untuk mengakhiri permusuhan antara kedua negara bertetangga yang merupakan salah satu negara penghasil pangan terbesar di dunia.   Dia mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kyiv pada 29 Juni 2022 dan melawat ke Moskow keesokan harinya untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden JokoWi
 yang mendeklarasikan misi perdamaian ke Rusia dan Ukraina, untuk
mengakhiri permusuhan kedua negara, di Kremlin, Moskow, 30/06/2022.
Saat itu, Indonesia memegang presidensi G20  dan  pada akhir tahun itu Indonesia menjadi tuan rumah KTT dari 20 negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.   Jokowi sempat mengatakan kunjungannya juga bertujuan untuk menghindari krisis pangan. Sejak invasi tersebut, Rusia telah memblokir seluruh pelabuhan Laut Hitam Ukraina dan memutus akses ke hampir seluruh wilayah ekspor negara tersebut, terutama biji-bijian, sehingga memicu kekhawatiran akan krisis pangan global.

Terkait isu keterlibatan sejumlah WNI sebagai tentara bayaran Ukraina,  Duta Besar Ukraina untuk Indonesia  Vasyl Hamianin membantahnya  menyebut pernyataan  itu tanpa bukti dan hanya tuduhan kosong sebagai bagian dari propaganda Rusia,     Apakah ada bukti dan faktanya ?  Jika tidak, maka semua juga tahu bahwa Rusia adalah pembohong dan provokator professional  ”,   Ujar SiDin Vasyl H dengan Plabomoranya (Hebatnya) pada NusaNTaRa.Com.     Rusia hanya berbicara untuk mengutarakan kebohongan. Lihat saja di Google mengenai tentara bayaran asing yang bertempur di pihak Rusia, ada India, Nepal, Kuba dan dari negara lainnya. Dan informasi ini sudah banyak di media dan semua terbukti  ”,  Lanjut SiDin.

Perang yang berkecamuk sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 itu hingga saat ini tidak memperlihatkan tanda-tanda akan berhenti, bahkan di tengah Rusia yang sedang menyelenggarakan pemilu pada 15-17 Maret ini.   Denise Brown, Koordinator Kemanusiaan PBB (OCHA) untuk Ukraina, mengungkapkan kegeramannya atas serangan Rusia yang menyasar warga sipil dalam sebuah postingan di X.   " 'Hilangnya nyawa dan cedera yang diderita warga sipil dan mereka yang tanpa pamrih mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan mereka adalah hal yang benar-benar tidak dapat diterima.’ Koordinator Kemanusiaan untuk #Ukraina mengutuk serangan brutal hari ini di #Odesa yang menewaskan atau melukai sejumlah warga sipil dan petugas pertolongan pertama  ”,  Ujar SiDin Brown.

Komisi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) melaporkan lebih dari 10.000 kematian warga sipil dan hampir 20.000 orang terluka sejak invasi besar-besaran Rusia dua tahun lalu, namun mengatakan angka sebenarnya mungkin lebih tinggi.   Sementara itu, Presiden Vladimir Putin menyatakan pada Rabu bahwa pihaknya siap melakukan perang nuklir dengan negara Barat jika AS mengirim pasukan ke Ukraina,     Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap  ”,  Cakap Ganal SiDin Vladimir Putin dengan Soppengernya (Jumawanya). 

Menurut Radityo Dharmaputra pakar  Eropah Timur UNAIR , Rusia kerap menyebarkan kabar bohong serta propaganda sebagai upaya mempengaruhi negara-negara lain.   Ia merujuk pernyataan Moskow yang sempat menyatakan perihal keberadaan senjata biologis dan Nazi di Ukraina.    Disinformasi, propaganda, dan teori konspirasi lain sudah jamak digunakan elite politik Rusia, baik ke masyarakat sendiri maupun negara lain. Saya ragu (terkait isu tentara bayaran asal Indonesia) karena yang menyampaikannya Rusia  ”,   Ujar SiDin  Radityo Dharmaputra Laji.

Keraguannya itu juga didasari oleh keterbatasan dana Ukraina untuk membayar orang asing dan Radityo membandingkan dengan kemampuan finansial Rusia yang bisa membayar orang untuk berperang, seperti tentara bayaran Rusia, Wagner.     Legiun internasional Ukraina memang ada, tapi kita harus mengingat juga bahwa mereka tidak punya dana. Berbeda dengan Rusia yang ekonominya saat ini digerakkan untuk perang  ”,  Cakap SiDin Radityo D.

Prajurit Ukraina membawa peti mati berisi jenazah seorang prajurit sukarelawan Lituania
dari Legiun Asing Ukraina yang tewas saat melawan pasukan Rusia di wilayah Donetsk,
setelah upacara di Katedral St.


 

Rusia mencakapkan 10 WNI dadi tentara bayaran Ukrainia.
Duta Besarna untuk Indonesia, itu tak ada bukti Nyata.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...