Jumat, 05 April 2024

ANTON MEDAN SANG LEGEND PREMEN DI SISA HIDUPNYA MENJADI ISLAM DAN PENDAKWAH

NusaNTaRa.Com

byPakeLEE,        S   a   b   t   u,    1   6      M   a   r   e   t     2   0   2   4 

Anton Medan atau Tan Hok Liong nama Islamnya H. Muhammad Ramdhan Efendi

Anton Medan mantan narapidana memiliki lika-liku perjalanan hidup penuh  warna  dengan beragam kisah.   Mantan narapidana dan preman tersebut memilih untuk menjadi pendakwah hingga tutup usia pada Senin, 15 Maret 2021,  "  Sebagai seorang preman, saya masuk-keluar dari penjara satu ke penjara lainnya  ",   Ujar SiDin pemilik nama Islam, H. Muhammad Ramdhan Efendi.   Anton Medan menambahkan bahwa dirinya semula penganut agama Buddha, beralih ke Kristen, dan akhirnya Islam. Ia mempelajari Islam dari banyak guru, mulai dari guru NU, Persis dan Muhammadiyah,   "  Akhirnya, hati saya pun menjadi tenang  ",  Cakap Besar SiDin Anton Medan.

Sosok Anton Medan sendiri bernama asli Tan Hok Liang,  kolahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara ini dikenal sebagai preman kelas kakap yang memulai  "petualangan"  kisah kelam di usia 12 tahun.   Ia sudah bolak-balik mendekam di balik dinginnya jeruji besi gtngsn berbagai  ulah yang  mengganggu dan merusak kehidupan wong lain.   Beragam catatan kriminalnya mulai dari menjambret, merampok, menjadi pengedar obat-obatan terlarang,  mendadi mucikari,  hingga pernah menjadi bandar judi kelas kakap.

Kisah kelam Anton Medan sudah dimulai saat dirinya masih berumur  dua belasan  tahun,   kala  ia merantau ke Tebing Tinggi.   Ia bahkan sudah menjadi tulang punggung keluarga dan harus putus sekolah,   kemudian menjadi anak jalanan yang bekerja sebagai calo di Terminal Tebing Tinggi bertugas membantu sopir bus untuk mencari penumpang.   Suatu hari Anton terlibat dengan salah satu supir karena tak mendapatkan upah kerja yang semestinya,   sehingga  Anton Medan memukul sopir itu dengan balok dan membuatnya harus berurusan dengan polisi untuk pertama kalinya.

Kejadian serupa kembali terjadi saat kembali pulang ke Kota Medan,  kala itu ia terlibat perkelahian dengan sopir bus dan dipukuli.   Anton yang saat itu membalas dengan sabetan parang hingga membuat satu supir tewas. Akibat kejadian itu, Anton harus mendekam di penjara selama empat tahun.    Usai menjalani hukumannya di penjara, Anton Medan kembali ke rumahnya. Namun  ia justru tidak diterima oleh orangtuanya karena malu memiliki anak yang pernah masuk penjara  dan  Anton  Medanpun akhirnya merantau ke Jakarta.

Mesjid Tan Kok Liong binaan Anton Medan

Ketika ia bertemu pamannya di Jukarta pamannyapun menolak keberadaannya,  hingga hidup seorang diri di Ibu Kota tentu tidak mudah bagi Anton Medan saat itu. Kerasnya keadaan membuatnya terpaksa mencoba melakukan aksi kejahatan.   Anton Medan mulai kehidupan di dunia kriminal  dari menjambret dan merampok. Kemudian sejak saat itu, kejahatan yang pernah dilakukannya tak terbendung lagi  dan  beralih menjadi pengedar obat-obatan terlarang. Ia pun pernah menjadi bandar judi kelas kakap hingga memiliki kasino.

Hingga tiba satu masa, ia menemukan ketenangan dalam Islam,  "  Saya mempelajari Islam dari balik tembok-tembok penjara  ",  Ujar SiDin Anton Medan dengan Soppengernya (Jumawanya).   Anton sempat ditolak Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Yayasan Karim Oei untuk memeluk Islam karena masa kelamnya.  Namun, ia tak gentar dan membuktikan keseriusannya.

Anton Medan terlahir beragama Buddha dan sempat pindah menjadi penganut Protestan dipenjara Cipinang sebelum akhirnya memilih memeluk Islam hingga saat ini.   Perjalanan mualaf Anton tidak mulus,  sempat ditolak oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Yayasan Karim Oei untuk memeluk Islam karena masa kelamnya.   Pada 1992 dengan keseriusannya,   ia akhirnya resmi mengucapkan syahadat yang dituntun oleh Almarhum KH Zainuddin MZ, 'Si Dai Sejuta Umat'   dan sejak itu namanyapun berganti mendadi  Muhammad Ramdhan Effendi.

Setelah itu, ia mendirikan Majelis Taklim Ata'ibin yang menampung para mantan narapidana dan pengangguran agar mereka bisa kembali ke jalanan benar, mendirikan pondok pesantren dan mendirikan rumah ibadah bernama Masjid Jami' Tan Hok Liang untuk memperbanyak pengabdiannya buat masyarakat.   Masjid tersebut berada di areal Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor,  Jawa Barat.  Di dalam pondok pesantren, Anton mendirikan sebuah masjid megah dan unik dengan khas Tionghoa yang dinamai Masjid Tan Kok Liong.

Anton Medan tutup usia di kediamannya, Kompleks Pesantren At-Taibin, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 15 Maret 2021. Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) itu wafat di usia 63 dalam kondisi menderita penyakit diabetes.   Ia dikebumikan dengan diiringi bacaan ayat suci Al-Quran di Kompleks Pesantren At-Taibin, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 16 Maret 2021. Anton dikebumikan di makam seluas 4x4 meter dengan atap tiga tingkat berwarna hijau tua. Makam yang telah ia siapkan itu tempatnya berdampingan dengan Masjid Tan Kok Liong.

Anton Medan, Preman kakap  sejak tahun 1992 Memilih Jadi
Pendakwah di Sisa Hidupnya


Anton Medan Legends Premans langganan penjara.

Sang Preman di akhir hidupnya jadi Islam dan pendakwa.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...