NusaNTaRa.Com
byLaDollaHBantA, R a b u, 2 0 A p r i l 2 0 2 4
Pulau Bungin di Prov. Sumbawa Barat pulau terpadat di Dunia
Bukan lukisan ini adalah pulau beneran. Namanya Pulau Bungin di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa sebagian besar warga di pulau ini merupakan Suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Penduduk Pulau Bungin mayoritas bekerja sebagai nelayan, mereka memiliki ikatan yang erat dengan pulau yang mereka tinggali ini sehingga sangat jarang orang yang pergi merantau. Akibatnya, pertumbuhan penduduk di sini sangat pesat dimana satu rumah disini bisa dihuni oleh 2 sampai 3 kepala keluarga.
Indonesia terkenal sebagai negara maritim yang memiliki
kurang lebih 17.000 Ribu Pulau. Salah satunya Pulau Bungin ini, Pulau ini dinamakan Pulau Bungin karena kata
Bungin berasal dari kata “Bubungin” yaitu dalam Bahasa Bajo diartikan sebagai
tumpukan pasir putih di tengah samudara. Asal muasal penduduk Pulau Bungin berasal dari
Sulawesi Selatan, karena itu, suku yang mendiami Pulau Bungin
mayoritas adalah Suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan dan bahasa
sehari-hari masyarakat menggunakan Bahasa Bajo.
Memiliki luas sekitar 8.5 hektar dan dihuni oleh hampir
5000 jiwa manusia yang menjadikan pulau
ini sebagai yang terpadat di dunia Keren, ya
?. Awal mulanya, Pulau Bungin
hanya seluas 4x10 meter namun lama kelamaan menjadi luas karena tradisi
masyarakat Bungin pada waktu itu untuk menimbun laut dengan batu-batu dan tanah
untuk tempat tinggal. Mari kita saksikan
keunikan P Bungin di nawah ini, selain mendapatkan predikat sebagai pulau
terpadat di dunia, #Bungin juga memiliki sejumlah keunikan lain, diantaranya:
1. Memiliki jalan yang membelah lautan. Tidak seperti jembatan penghubung antara
daratan utama dengan sebuah pulau yang biasanya terbentuk dari tiang beton
dengan permukaannya di cor, jalanan di Pulau Bungin dibangun dengan cara membendung
dua sisi lautan, sehingga siapapun yang melintasi jalan tersebut bisa merasakan
sensasi berjalan di tengah lautan yang terbelah bak di kisah #nabiMusa, AS.
Perkampungan di Pulau Bungin |
3. Satu atap 4 kepala keluarga. Tingkat kepadatan yang tinggi dan minimnya
lahan membuat penduduk Pulau Bungin banyak yang terpaksa berbagi rumah dengan
anggota keluarganya yang telah menikah. Sehingga di dalam satu rumah, kerap
ditemukan 3 hingga 4 kepala keluarga.
4. Kambing makan kertas. Karena tidak memiliki daratan utama dan pulaunya
terbentuk dari tumpukan karang mati maka hampir mustahil untuk bisa menemukan
rerumputan atau tanaman lainnya di pulau ini. Sebagai alternatif, binatang
ternak milik warga terpaksa membiasakan diri memakan kertas.
5. Ritual pengenalan laut yang mengagumkan. Untuk menjaga identitas mereka sebagai
penguasa lautan, masyarakat Bungin yang sebagian besar berasal dari Suku Bajo
mempersiapkan anak anak mereka untuk menjadi pelaut tangguh bahkan sejak bayi
melalui #RitualToyah. Dalam tradisi
Toyah, bayi yang baru lahir secara bergilir akan dipangku oleh tujuh orang
wanita yang duduk di atas ayunan dengan tujuan untuk memperkenalkan sensasi
gelombang laut kepada si bayi. Menyiapkan
para pelaut tangguh adalah sebuah cara untuk mempertahankan dan melestarikan
identitas utama mereka sebagai penguasa lautan.
Fakta yang sangat menarik lainnya dari Pulau Bungin
yaitu “Kambing makan Kertas”. Bukan hanya memakan kertas saja tetapi
kambing-kambing di Pulau Bungin juga memakan uang ataupun sampah. Keadaan tersebut lantaran Pulau Bungin tidak
memiliki daratan yang dapat ditumbuhi rumput ataupun dedaunan. Pulau
Bungin juga terkonal dengan kuliner khas dari olahan laut yang diolah secara
dibakar maupun olahan ikan lainnya. Bahkan
di pulau ini terdapat resto terapung yang menyajikan kuliner ikan khas sumbawa
dan wisatawan yang berkunjung bisa memilih jenis ikan yang ingin dimakan.
Banyaknya keunikan yang dimiliki Pulau ini menjadikan
pulau ini sebagai salah satu destinasi wisata di Sumbawa yang banyak
dikunjungi. Wisataan yang datang ke
Pulau ini bukan hanya dari wisataan lokal saja tetapi hingga ke wisataan manca
negara. Transportasi menuju Pulau Bungin
bisa memakan waktu sekitar enam sampai delapan jam perjalanan menggunakan
kendaraan dan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur ke
Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa.
Pulau Bungin Sumbawa di Tengah Lautan. |
Ikatan
kekeluargaan warga kuat dan mesra.
P
Bungin rapat warganya dadi Pulau
terpadat di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar