NusaNTaRa.Com
byBambanGBiunG, S e l a s a, 1 3 F e b r u a r i 2 0 2 4
Fakta Menarik Desa Lamno di Aceh wargane bermata Biru
Aceh merupakan salah satu daerah Indonesia yang memiliki
pesona tersendiri, selain keindahan alam
dan keragaman budayanya, wilayah ujung barat Indonesia ini ternyata memiliki
desa yang unik. Desa unik ini dijuluki
Kampung Bule. Lokasinya di Desa Lamno,
Kecamatan Jaya, Aceh. Di desa ini, Anda masih dapat menjumpai
generasi mata biru sehinggga desa ini dijuluki Kampung Bule, sebab
mayoritas penduduk di Desa Lamno yang berada di pesisir Barat Aceh dan berjarak
86 kilometer dari kota Banda Aceh ini memiliki mata biru yang menarik dengan
kulit putih dan berperawakan tinggi.
Meski begitu, warga di Desa Lamno merupakan Warga
Negara Indonesia. Mereka memiliki penampilan layaknya orang Eropa. Penduduk
bermata biru ini memiliki mata pencaharian mayoritas sebagai petani dan menetap
di beberapa desa yang berada di Kecamatan Jaya dan Kecamatan Baru, Kabupaten
Aceh Jaya, dan terbanyak berada di Desa Lamno yang berada di pesisir barat
Aceh. Menurut catatan sejarah, asal
usul keberadaan masyarakat berparas "bule" tersebut terjadi saat
bangsa Eropa menjajah Aceh, terutama di pantai barat Aceh, tepatnya Lamno.
Seperti bangsa Eropa penjajah lainnya (Belanda dan
Inggris) maka Portugis juga memainkan
taktiknya dengan mencoba merebut hati orang Aceh. Pembauran kedua etnis ini pun terjadi dimana
oram Aceh ada yang dinikahi oleh
orang Portugis, lalu mempunyai keturunan. Setelah Portugis berhasil dikalahkan Aceh
hingga kembali ke asalnya, yakni Eropa, keturunan Portugis itu ada yang
tertinggal di Aceh hasil pernikahan bangsa bule kala itu.
Kendati ada orang Aceh yang dinikahi oleh bangsa Barat
itu atas nama cinta, istri dan keturunannya tetap ditinggalkan di Aceh. Peninggalan
inilah yang membuat Lamno atau disebut juga dengan Nanggroe Daya terkenal
dengan si mata biru atau dara Portugis. Tak ayal, sebagian orang berpendapat, jika
ingin melihat bangsa Barat turunan, datang saja ke Lamno. Selain itu,
pemandangan alam di desa ini juga dikenal indah.
Bahasa sehari-hari yang digunakannya pun telah
mengalami percampuran, mereka tetap menggunakan bahasa ibu dengan dialek khas
campuran bahasa Portugis. Suasana
Kampung Bule ini juga sangat asri. Hal ini terlihat dari hamparan pemandangan
alam yang indah, bentangan sawah dan suasana perkampungan yang masih asri
dengan udara yang masih terasa segar. Jika
anda ingin mengenang trajedi Si MATA BIRU pada saat Pasca TUSANAMI anda
bisa mengunjungi Musium Tsunami yang memuat banyak sejarah tragedy atau mengunjungi beberapa tempat yang
dijadikan objek wisata tragedy tsunami tersebut.
Namun, pada saat terjadi tsunami di Aceh, tempat
tinggal masyarakat Kampung Lamno si mata biru sangat dekat dengan pantai yang
menyebabkan sebagian besar anggota komunitas ini meninggal dunia. Akan tetapi sebutan si mata biru di kawasan
Lamno akan tetap terkenang sepanjang masa meski pada tragedi Tsunami Aceh 26
Desember 2004 banyak warga Lamno menjadi korban tersapu ombak laut yang
tiba-tiba menggerus masuk perkampungan ini dan memperok porandalam pemukiman.
Pada awal tahun 2017 saat mengunjungi Kota Banda Aceh, memang masih terlihat dibeberapa titik porak poranda terlebih di kawasan Lamno yang berjarak tak sebegitu jauh dari pantai yang berhadapan Langsung dengan Samudera Indonesia di sebelah Barat dan Selatan Aceh. Tapi ditengah aktipitas saat itu masih terlihat warga yang berkeliaran masih BERMATA BIRU layaknya bangsa barat yang merupakan leluhur mereka juga ketika bangsa Portugis datang dan menghuni bumi Serambi Aceh dahulu kala.
Warga Bermata Biru banyak diyemukan di LAMNO Aceh
Bule
Nusantara kelahiran Lamno Aceh.
Bangsa
Aria Bule bermata biru sebagai penandah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar