NusaNTaRa.Com
byJoneDPringgoNDandI, S e l a s a, 0 1 M a r e t 2 0 2 2
Tim
penyelamat hingga Senin (28/02/2022) di bantu masyarakat sekitar saat ini
masih terus mencari sejumlah warga yang hilang sejak gempa bumi
bermagnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat dan sekitarnya
pada Jumat (25/02/2022). Sejumlah korban diduga masih banyak
tertimbun tanah longsor akibat gempa yang datang tak terduga sebelumnya, mereka mencari korban yang hilang dengan memakai alat seadanya karena
lokasi pencarian masih sulit dijangkau alat berat.
Setidaknya
12 ribu warga Kajai, Kecamatan Talamau,
Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), mengungsi ke luar rumah akibat gempa
bumi dengan Magnitudo 6,2, para pengungsi ini tersebar di 15 titik, mulai dari
halaman rumah hingga lapangan terbuka.
Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto mengaku sudah menyiapkan kebutuhan
tenda darurat, makanan, hingga air bersih untuk para pengungsi, "
Hal tersebut merupakan kebutuhan darurat yang dibutuhkan pengungsi ",
Ujar SiDin Risnawanto di Halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Jumat
(25/02/2022).
Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat Sumatera Barat diguncang
10 kali gempa yang mengakibatkan kerusakan,
" Daerah Sumatera Barat ini
telah mengalami sejarah gempa bumi yang cukup panjang ",
Ujar SiDin Dwikorita Karnawati Kepala BMKG dalam konferensi pers daring,
Jumat (25/02/2022). Pertama, gempa pada
26 Agustus 1835, yang berlokasi di Padang yang berdampak kerusakan ringan dan
retakkan pada bangunan. Kemudian, gempa pada 5 Juli 1940 gempa di Siri Siri.
Selanjutnya
gempa 28 Juni 1926, yang berpusat di Padang Panjang. Gempa ini berdampak
terhadap lebih dari 354 korban jiwa. Gempa tersebut juga menimbulkan bencana di
sekitar danau Singkarak, Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Padang Panjang,
Kabupaten Solok, Sawahlunto, dan Alahan Panjang. Keempat, gempa pada 4 Februari 1971, yang
berlokasi di Sumatera Utara dengan Magnitudo (M) 6,3. Gempa ini menyebabkan
bangunan rusak di Pasaman. Kelima, gempa pada 8 Maret 1977, dengan lokasi di
Pasaman yang merusak 737 rumah di Sinurat.
Keenam,
gempa pada 7 Oktober 1995 dengan Magnitudo 7. Saat itu, 84 orang dinyatakan
tewas, 558 orang luka berat, dan 1.310 orang luka ringan. Kerusakan terjadi
pada 7137 rumah, sektor transportasi, irigasi, tempat ibadah pasar dan pertokoan. Ketujuh, gempa merusak terjadi pada 16
Februari 2004 di Tanah Datar, dengan kekuatan M 5,6, mengakibatkan enam orang
meninggal dan 70 rumah rusak. Kedelapan,
gempa pada 8 tanggal 22 Februari 2004. Pusat gempa berada di Pesisir Selatan.
Gempa dengan Magnitudo 6 ini mengakibatkan satu orang meninggal, satu luka-luka
berat, dan 151 bangunan dan rumah rusak.
Kesembilan,
gempa pada 30 September 2009 yang berpusat dekat Padang Pariaman. Gempa dengan
Magnitudo 7,6 itu menimbulkan 75 korban jiwa dan ribuan rumah rusak. Terakhir, gempa merusak terjadi di Kabupaten
Pasaman Barat, Sumatera Barat dengan kekuatan M 6,1. Gempa menyebabkan
setidaknya tujuh korban jiwa dan kerusakan rumah, serta fasilitas publik.
Kantor Bupati Pasaman Barat |
Risnawanto menyebut
lokasi terparah terdampak gempa yakni di daerah Kajai, Kecamatan Talamau dan rata-rata
warga yang mengungsi juga berasal dari daerah Kajai. Terkait kesiapan logistik, pihaknya sudah
menyalurkan bantuan makanan dan obat-obatan
demikian bantuan makan malam yang baru pemerintah sakurkan. Sementara, korban gempa di wilayahnya terdiri
dari 4 orang meninggal dunia, 19 orang luka berat, 7 orang luka sedang, 36
orang luka ringan, 5 orang luka lainnya. Mereka dirujuk ke RSUP M Djamil
Padang, " Total korban sementara 71
orang ", Ujar SiDin Risnawanto Laji.
Ratusan
pengungsi mulai memadati halaman kantor Bupati Pasaman Barat, Jumat (25/02/2022),
pukul 17.10 WIB, para pengungsi datang berbondong-bondong menggunakan motor, mobil
pick-up hingga mobil truk ternampak kehadiran
mereka lengkap dengan membawa
kebutuhannya masing-masing, mulai dari tikar, selimut, hingga popok bayi. Salah satu pengungsi, Ed (60) mengaku
merasakan getaran gempa karena bangunan rumahnya ikut bergetar dan ambruk, "
Pas pertama kali gempa, rumah cuman bergetar saja. Sedangkan gempa kali
kedua membuat bangunan rumah saya rubuh ", Ujar SiDin Ed menjelaskan.
Hingga berita ini ditulis, jumlah pengungsi semakin banyak memadati lapangan yang berasal dari daerah sumber gempa, Jorong Kajai dan sekitarnya dan Bupati Pasaman Barat Hamsuardi meminta warga tetap tenang. " Masyarakat diminta tetap tenang dan saling bantu membantu mengatasi bencana ini ", Ujar SiDin Hamsuardi dengan Plabomoranya (hebatnya) dan menambahkan daerah terparah yang mengalami kerusakan ialah Nagari Kajai, Kecamatan Talamau dan Nagari Kinali.
Bumi
bergetar suara meletus berat,
Gempa Bumi di
Pasaman Barat Kajai terberat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar