Selasa, 08 Maret 2022

MYANMAR SEMAKIN TAK MENENTU SETAHUN SETELAH JUNTA MILITER KUDETA, BAHKAN PASKA PEMBEBASAN ARTIS PAING TAKHON

NusaNTaRa.Com

byBambanGNunukaN,       R   a   b   u,    0   2        M  a  r  e  t        2  0  2  2     

Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing.

Tragodi  Selasa 01 Februari 2021 yang telah merubah sejarah Negara Myanmar di bawah Junta Militer,  ketika  Jenderal Min Aung Hlaing mengkudeta pemerintahan sipil Myanmar  serta membui ribuan tokoh dan pegiat demokrasi,  meski  hingga kini  Junta Militer gagal meredupkan perlawanan yang kini menjalar jadi perang terbuka.   Bahkan ribuan orang kehilangan nyawa  sejak saat itu, dari kalangan demonstran, gerilyawan pemberontak, pejabat pemerintah, serdadu dan warga sipil.  Namun, hingga kini tidak jelas berapa jumlah pasti korban yang tewas di tangan penguasa baru di Naypyidaw.

Menurut organisasi HAM, Asosiasi Bantuan bagi Tahanan Politik (AAPP),  sebanyak 1.463  "pahlawan” tercatat meninggal dunia dalam berbagai insiden terkait langsung dengan kudeta,  sementara  dari lembaga pemantau konflik, The Armed Conflict Location & Event Data Project (ACLED), menyebut angka kematian secara umum mencapai lebih dari 11.000 orang.   Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam laporan akhir Januarinya,  mencatat sebanyak 1,6 juta penduduk kehilangan mata pencaharian sejak kudeta setahun silam. Sementara PBB mengabarkan, 350.000 penduduk Myanmar ini berstatus pengungsi domestik.

Aktor Myanmar, Paing Takhon (24). ditangkap aparat Myanmar dari rumah ibunya
di North Dagon, Yangon, Myanmar, Kamis (8/4/2021)


David Scott Mathieson pakar Myanmar, menyimpulkan situasi aktual  ketentraman Myanmar sekarang merupakan yang paling parah sejak era kemerdekaan pasca Perang Dunia II,   "  Pada dasarnya, militer sekarang mendeklaraskan perang terhadap penduduk sendiri  ”,  Ujar SiDin David S Mathieson  dalam harian  The Irrawaddy.   Situasi muram juga dihadapi wartawan pemburu berita di sana,  yang dilaporkan   banyak  menghilang, mendekam di penjara atau melarikan diri ke luar negeri akibat ulat tekanan kalangan Junta Militer dalam menentramkan Junta Militer mereka.

Meskipun  Paing Takhon  25 tahun, seorang actor,  penyanyi  dam model terkenal Myanmar yang dipenjara karena mendukung protes pro-demokrasi telah diampuni dan dibebaskan, menurut tim hukumnya pada Rabu (02/03/2022).  Belum  mengurangi ketegangan di Myanmar,  Paing Takhon telah aktif dalam protes massal yang mengguncang Myanmar setelah kudeta pada tahun 2021 lalu,  memimpin aksi unjuk rasa dan advokasi melalui pengikut media sosialnya yang besar.

Paing Takhon ditangkap dalam serangan fajar di rumah ibunya di Yangon pada bulan April 2021 dan pada Desember 2021 dihukum dipenjara selama tiga tahun dengan kerja paksa karena menyebarkan perbedaan pendapat terhadap militer,   “  Pada Rabu, dia diampuni dan dibebaskan dan telah tiba di rumah  ”,  Ujar  pengacaranya kepada AFP.  Dalam sebuah pernyataan, junta Myanmar mengonfirmasi pembebasa aktor Paing Takhon, bersama dengan aktor Lu Min, Pyi Ti Oo dan Eaindra Kyaw Zin. Junta menyebut alasan pembebasan para tokoh publik ini adalah agar mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dengan seni.

Jika sebelumnya militer Myanmar yang didominasi dukungan  dari  etnis Bamar berperang dengan suku-suku minoritas di perbatasan, kini perlawanan justru menjamur di jantung basin Sungai Irrawaddy, pusat populasi etnis Bamar.   Perlawanan paling sengit antara lain muncul dari Negara Bagian Sagaing di Myanmar tengah  dengan  jatuhnya korban jiwa dalam aksi-aksi protes menentang kudeta, kelompok pro-demokrasi di Sagaing angkat senjata melawan Junta Militer.

Militer sejauh ini belum berhasil mengendalikan sepenuhnya situasi keamanan disana,  meski menggelorakan kekerasan bahkan  Anthony Davis  Pakar militer AS, menilai taktik tersebut hanya mendorong warga Myanmar untuk memperkuat perlawanan.   Menurut temuannya, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) yang dibentuk pemerintah sipil bayangan sudah terbentuk di 50 tempat di penjuru negeri  dan dengan bantuan kelompok pemberontak etnis, mereka antara lain melancarkan serangan terhadap militer, polisi atau fasilitas pertahanan.

Di samping milisi PDF dan gerakan sipil, pasukan pemberontak etnis membentuk kekuatan ketiga melawan junta militer. Mereka menawarkan perlindungan dan pelatihan bagi simpatisan pro-demokrasi, tetapi bersikeras mengontrol wilayah sendiri, demikian menurut laporan International Crisis Group (ICG) baru-baru ini.   Laporan itu mencatat sikap ambigu sebagian kelompok pemberontak etnis terhadap kelompok oposisi Myanmar,  keraguan terutama bersumber pada masa depan konflik yang tidak jelas dan keraguan akan keamanan yang hingga kini semakin memanas.

Anggota Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) di kamp pelatihan kelo. pemberontak Karen

Pemberontakan  mewujutkan kedamaian, 

Setahun pasca Junta Milier  Myanmar  tetap dalam kekacauan,






NusaNTaRa.Com  Adverstesment                                                          Melayani pemasangan Iklan                                                                                       Sila Dail Talian  0812 5856 599 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...