NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakaranG, 11/04/2020
Bupati Gayo Lues Muhammad Amru dan kebun sere wangi
|
Di
tengah Epidemi corona yang mewabah di berbagai negara, sebagian besar warga Kabupaten Gayo Lues
(Galus) Aceh saat ini memilih naik gunung untuk beraktivitas disana. Kegiatan ini tentunya sebagai kepedulian warga terhadap program
romorentah untuk melaksanakan Social dan
Phsyco Distance berupa pembantasan dan jaga jarak hubungan sesama warga dan
mengurangi kegiatan umum.
Berdasarkan
informasi yang dihimpun kontributor NusanTaRa.Com di sana, sejumlah petani dan warga di beberapa
kecamatan di kabupaten itu mengaku warga memilih untuk menghindari keramaian
dan perkumpulan dengan cara mengasingkan diri naik gunung untuk beraktivitas
dengan melakukan penyulingan minyak sere wangi. Masyarakat lebih merasa aman dengan kegiatan tersebut
dari terjangkiti Corona COVID-19 sembari dapat terus mengghidupi usaha dan
ekonomi koluarga.
Salah
satu pilihan masyarakat dalam upaya untuk pencegahan penyebaran wabah Covid-19, warga sebagian
besar milih menyibukkan diri
menghidupkan usaha keluarga dengan melakukan penyulingan minyak sere
wangi tersebut. Terlebih hingga kini harga
komoditas andalan masyarakat Galus itu masih
stabil dan punya pasaran yang baik.
Sementara di Aceh Besar, sebanyak delapan warga yang
baru pulang dari Ibu Kota Jakarta, 30 maret 2020, memilih isolasi mandiri untuk
mencegah penyebaran epidemi Covid-19 ke kebun di kawasan Jalin, Kota Jantho
Aceh Besar, Aceh. Muhajir Kabag Humas dan Protokol Setdakab Aceh
Besar, membenarkan adanya masyarakat
yang mengisolasi diri secara mandiri atas keinginan mereka sendiri di kebun.
"
Bukan diisolasi, mereka atas keinginan sendiri mengisolasi mandiri ke kebun
selama 14 hari. Mereka sepakat tinggal
di kebun ", Ujar SiDin Muhajir,
Sabtu, 4 April 2020. Mereka semua
berdelapan berasal dari Jakarta warga desa Aceh Besar, mengisolasikan diri bersama-sama pada satu
kebun yang kebetulan milik salah satu orang tua mereka yang berada di Jalin
" Karena mereka sudah lama bersama, dan dari
pada isolasi sendiri-sendiri, akhirnya mereka sepakat untuk menginap di kebun
selama 14 hari ", Ujarnya
Laji. Statusnya mereka saat ini masuk kategori Orang Dalam
Pemantauan (ODP) terkait Covid-19, dalam
karantina, delapan warga itu merasa nyaman, karena memang tempatnya cukup layak
dan tidak terlalu terpencil. Lokasi
tempat karantina mereka itu tidak jauh dari pemukiman , selama
enam hari di sana mereka juga
dijaga oleh keluarga masing-masing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
" Di tengah situasi pandemi corona, sebagian
besar warga di Galus memilih untuk melakukan penyulingan minyak di kebun untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga ", Ujar
SiDin Jamaludin, warga Kecamatan Kutapanjang yang dibenarkan rekannya, Jumat
(10/4/2020). Hal inipun diakui petani sere dan warga lainnya di kecamatan
Blangjerango dan Dabun Gelang yang mengisi kegiatannya dengan bermalam di
perkebunan serenya dipinggir hutan untuk beberapa hari .
Bagi
mereka kegiatan ini menjadi pilihan yang terbaik disamping dapat menjaga
kesehatan akan Epidemi tersebut yang sangat mematikan, serta pemasaran dan harga
jualnyapun masih memberi harapan baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga
sehari-hari ditengah situasi yang hampir
krisis ekonomi. " Saat ini harga minyak sere wangi (Atsiri) di
Galus masih berkisar sekitar Rp 160.000 hingga Rp 165.000 per kilogram ", Ujar SiDin Jamaludin.
Berkebun
Serai ke Gunung desa.
Warga
Gayo Aceh ke tepi hutan mencegah Corona.
hebat sekali ......
BalasHapusTethindar dari penyebaran virus dan menghirup udara segar
BalasHapusUdaranya bersih, tenang jauh dari kesibukan manusia
BalasHapus