Jumat, 03 April 2020

EMPAT ORANG PAPUA NUGINI SELAMAT SETELAH MENGAPUNG 32 HARI DI SAMUDERA PASIFIK.

NusanTaRa.Com
byLaDollaHBantA,  16/02/2020

Empat korban hanyut ditemukan di Samudra Pasifik pada hari Kamis (23/01/2020), setelah  terapung - apung di lautan lebih dari sebulan (32 hari) dan bertahan hidup dengan makan kelapa serta  minum air hujan.   Selama terapung tersebut mereka telah melalui pengalaman yang menakutkan, diwarnai kematian kawan-kawan dan seorang bayi dihadapan mereka tampa bisa berbuat apapun dan deraan kelaparan.

Keempat orang ini terdiri dari dua pria dewasa, seorang wanita dan putrinya yang berusia 12 tahun  yang berasal dari Provinsi Bougainville di Papua Nugini.   Telusuran NusanTaRa.Com menemukan bahwa  kelompok itu awalnya melibatkan dua belas orang, termasuk seorang bayi. Mereka berlayar dari Kepulauan Bougainville pada 22 Desember untuk merayakan Hari Natal di Pulau Carteret, berjarak sekitar 100 kilometer.

Di tengah perjalanan  kapal mereka terbalik,  beberapa orang meninggal karena tenggelam tak tahu berenang,  mereka yang selamat berhasil mengembalikan perahu ke posisinya dan mengeluarkan air dari dalamnya  namun mesin boat rusak.   Dominic Stally, salah satu yang selamat, mengatakan momen tersedih dalam peristiwa itu adalah menyaksikan satu per satu kawan mereka meninggal dunia,  beberapa meninggal tenggelam, sisanya meninggal ketika berusaha bertahan hidup di kapal.

Dominic Stally  mengatakan perahu kecil yang mereka tumpangi tenggelam sebagian ada yang selamat di atas kapal  tetapi beberapa masih hilang saat  mengambang di lautan dengan ombak besar.  "  Kami tidak bisa melakukan apa pun dengan mayat mereka.  Kami hanya melarungnya di laut  ", Ujar SiGaluh  Stally,  sembari melanjutkan  "  Satu pasangan tewas dan meninggalkan bayinya dan saya adalah orang yang menggendong bayi itu, kemudian bayi itu meninggal juga  "  dan  "  Saya minta maaf, tapi tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan keluarga itu  ", Ujar SiGaluh Stally.

“  Ada pasangan yang tenggelam dan meninggalkan bayi mereka. Sayalah yang menggendong bayi itu, sebelum akhirnya dia meninggal juga  ”, Ujar SiGaluh Laji.   Stally mengatakan sejumlah kapal penangkap ikan lewat di dekat mereka.  Sayangnya tidak ada yang menyadari keberadaan mereka hingga rombongan ini diselamatkan pada 23 Januari di Kaledonia Baru.  Rombongan ini ditemukan setelah mengambang dengan jarak sekitar 2.000 km dari daratan.


Mereka kemudian dibawa Kepulauan Solomon Honiara hari Sabtu dan dirawat akibat dehidrasi. Kemudian semua ditempatkan di bawah pengawasan Komisaris Tinggi PNG John Balavu.  Mereka bertahan hidup dengan makan kelapa yang terbawa arus lautan dan minum air hujan,   "  Rasa haus adalah yang paling sulit diatasi, tapi kami beruntung karena ada hujan, bayangkan jika tidak ada hujan  ", Ujar SiGaluh  Stally.

Setelah ke empat orang tersebut diangkut  sebuah kapal nelayan pada 23 Januari di perairan Caledonia Baru yang lokasinya hampir 2.000 kilometer dari tempat mereka memulai perjalanan, kemudian membawa mereka  ke Kepulauan Solomon.   Mereka dirawat di Rumah Sakit Nasional Honiara yang berlokasi di ibu kota Kepulauan Solomon untuk memulihkan kesehatan dan kesadaran mereka.

Menurut keterangan perawat yang mengurus mereka, Stally dan ketiga lainnya merasakan dehidrasi parah dan mengalami trauma.  Stally mengaku masih merasa sangat sulit untuk membicarakan dan mengingat  apa yang mereka alami. Ia menyebutnya sebagai  "  perjalanan bernasib buruk ".

Meski sudah lakukan referendum, Bougainville masih merupakan bagian dari Papua Nugini. 




Ditengah lautan dunia terlihat bak Lautan, 
32 hari di Samudera Warga Papua Nugini aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...