NusanTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, 01/01/2020
Pulau Alor yang berada di NTT mungkin menjadi salah satu pulau yang cukup unik di Indonesia, meski awalnya pulau ini terlebih dahulu banyak di huni warga Islam dengan datangnya pedagang Arab kesana sekitar abad ke-15 oleh seorang ulama pedagang dari Palembang Syahbudin bin Salman Al Faris atau disebut Sultan Menanga. Realitanya sekarang penduduk Pulau Alor mayoritas beragama Kristen (Protestan dan Katolik) meski penyebaran mereka setelah Islam, meski demikian di daerah yang ditemukan Al-Quran tertua di Asia Tenggara ini warganya dapat hidup damai.
Anda cobalah untuk datang ke Alor. Inilah satu dari sekitar 560-an pulau-pulau yang membentuk propinsi Nusa Tenggara Timur, yang menjadi pulau terbesar dari gugusan Kepulauan Alor yang membentang di sebelah utara pulau Timor. Batas alam Alor di sebelah utara adalah dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Selat Ombay, sebelah timur dengan Selat Wetar dan perairan Republik Demokratik Timor Leste dan sebelah barat dengan Selat Alor (Kabupaten Lembata).
Anda cobalah untuk datang ke Alor. Inilah satu dari sekitar 560-an pulau-pulau yang membentuk propinsi Nusa Tenggara Timur, yang menjadi pulau terbesar dari gugusan Kepulauan Alor yang membentang di sebelah utara pulau Timor. Batas alam Alor di sebelah utara adalah dengan Laut Flores, sebelah selatan dengan Selat Ombay, sebelah timur dengan Selat Wetar dan perairan Republik Demokratik Timor Leste dan sebelah barat dengan Selat Alor (Kabupaten Lembata).
Pulau Alor menjadi salah satu wajah nyata kerukunan umat beragama di Indonesia. Pulau yang luasnya tak lebih dari luas Kota Palangkaraya ini dihuni oleh mayoritas pemeluk agama Protestan dan Katolik. Meski begitu, terdapat kampus STKIP Muhammadiyah di Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor yang menjadi salah satu dari sedikit perguruan tinggi di Kabupaten Alor. Kampus ini tentu saja menjadi tempat belajar bagi mahasiswa lintas agama, dan sebagian besar adalah mahasiswa non-muslim.
Bukan itu saja. Di Pulau Alor, juga terdapat manuskrip Al-Quran tertua di Asia Tenggara (beberapa bahkan menyebutkan sebagai yang tertua di Asia) yang diperkirakan berusia hampir 1000 tahun. Terbuat dari bahan kulit kayu tipis dan tinta serta pewarna alami, Al-Quran ini masih 98% utuh kelengkapan ayat dan suratnya. Tahun 1982, sempat terjadi kebakaran di perkampungan Muslim ini termasuk rumah tempat disimpannya Al-Quran tua tersebut. Untungnya Al-Quran itu selamat dan tidak rusak padahal disimpan dalam kotak kayu yang mudah terbakar.
Kitab Al-quran itu dibawa ke Alor sekitar tahun 1523 dan selama ini disimpan di dalam kotak kaca, untuk menjaga keutuhannya dan terhindar dari sentuhan para pengunjung yang datang melihat salah satu benda sejarah di Alor. Kitab suci tersebut terbuat dari kulit kayu masih tampak utuh dan dapat dibaca, hanya beberapa bagian yang mulai koyak termakan usia, Nurdin Gogo, yang merupakan keturunan ke-14 dari Iang Gogo, mengatakan larangan untuk menyentuh Alquran dilakukan untuk menjaga kitab suci itu agar tetap utuh.
Menurut sejarah, Al-Quran kuno ini dibawa ke Pulau Alor pada 1523 M oleh Iang Gogo dari Kesultanan Ternate (pada masa Sultan Baabullah) yang terletak 1000-an km di utara, yang merantau bersama keempat saudaranya dengan misi penyebaran Agama Islam hingga ke Alor. Pada saat dibawa ke Alor, Al-Quran tersebut dikatakan sudah berumur tua. Kini Quran tersebut disimpan di Desa LeraBaing, Alor, di sebuah rumah milik keturunan ke-14 dari Iang Gogo, yakni Nurdin Gogo, yang terletak di sebelah masjid yang dibangun pertama kali di pulau Alor, yakni Masjid Baabussholah yang tak jauh dari pesisir pantai. Masjid ini dibangun sekitar tahun 1633 Masehi dan telah beberapa kali mengalami renovasi, sehingga tak terlihat lagi sebagai masjid tua yang bersejarah.
Quran tertua dan masjid Baabusholah adalah saksi sejarah masuknya agama Islam di Pulau Alor melalui perdagangan, dan pengaruhnya menyebabkan mayoritas penduduk di pesisir pulau tersebut beragama Islam. Sementara agama Protestan dan Katolik mulai masuk ke pulau ini pada awal 1900-an dan penyebarannya lebih banyak di kawasan pedalaman. Olehnya itu populasi penduduk yang beragama Kristen lebih banyak di daerah pedalaman, meskipun antara penduduk pesisir dan pedalaman masih terikat oleh hubungan darah dan adat. Namun sekali lagi, tak pernah ada gesekan antar umat beragama di sini, dan inilah keindahan sesungguhnya.
Quran tertua dan masjid Baabusholah adalah saksi sejarah masuknya agama Islam di Pulau Alor melalui perdagangan, dan pengaruhnya menyebabkan mayoritas penduduk di pesisir pulau tersebut beragama Islam. Sementara agama Protestan dan Katolik mulai masuk ke pulau ini pada awal 1900-an dan penyebarannya lebih banyak di kawasan pedalaman. Olehnya itu populasi penduduk yang beragama Kristen lebih banyak di daerah pedalaman, meskipun antara penduduk pesisir dan pedalaman masih terikat oleh hubungan darah dan adat. Namun sekali lagi, tak pernah ada gesekan antar umat beragama di sini, dan inilah keindahan sesungguhnya.
Secara fisik Alquran yang tersimpan dalam Kotak kayu tersebut terbuat dari kulit kayu ini masih utuh, berisi 30 juz atau 114 surat yang ditulis menggunakan tinta berwarna hitam dan merah, " Ada beberapa yang datang untuk melihat, yang meneliti sudah ada tapi saya belum mengetahui seperti apa hasilnya ", Ujar SiDin Nurdin Gogo. Dia mengatakan sejumlah kalangan menyebut Alquran ini berasal dari Timur Tengah, dan ditulis pada zaman Nabi Muhamad SAW, tetapi dia tidak mengetahui kebenarannya, " Itu mereka yang mengatakan itu, tetapi saya hanya menceritakan apa yang saya tahu dari cerita kakek moyang saya jika Alquran ini berasal dari Ternate ", Ujar SiDin Nurdin Gogo laji.
Baca Al-Quran di dalam Mesjit,
Al-Qur'an tertua di Asia Tenggara terdapat di P Alor NTT.
Al-Qur'an tertua di Asia Tenggara terdapat di P Alor NTT.
NusanTaRa.Com melayani pemasangan Iklan
sila hubungi Nomor talian 08125856599
atas nama JoeLorenT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar