NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 25/02/2020
Sekretaris
Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni dengan blak-blakan menyatakan ingin menghadang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju di pemilihan presiden 2024 karena menurut hasil survei versi Indo Barometer, selain
Prabowo Subianto, Anies Baswedan adalah salah satu calon presiden terkuat untuk
Pilpres 2024. Alasan PSI ingin
menghadang Anies karena tidak ingin sosok yang membawa isu primordial dan
retorika keagamaan yang bisa membelah masyarakat, menjadi pemimpin Indonesia di
masa yang akan datang.
Direktur
Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qadari mengatakan, tingkat keterkenalan biasanya selalu berbanding lurus dengan tingkat keterpilihan,
sementara survei popularitas Indo Barometer, Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan merupakan kepala daerah dengan tingkat pengenalan publik
tertinggi. “ Sejak Pilkada langsung, panggung paling seksi
untuk maju sebagai capres adalah kepala daerah,
Jadi, kalau melihat tingkat populisnya maka Anies, ini tentunya
sangat berpeluang untuk 2024
", Ujar SiDin Qodari.
Hasil
sigi lembaga survei Indo Barometer menunjukan Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan sebagai kepala daerah paling dikenal di masyarakat seluruh Indonesia
dengan tingkat pengenalan atas Anies Baswedan mencapai 91,7 persen, di bawah Anies, ada Ridwan Kamil dengan 65,8
persen dan Khofifah Indar Parawansa 55,8
persen, Tri Rismaharini 49,4 persen, Ganjar Pranowo 47,8 persen, dan Nurdin
Abdullah 10,7 persen. Survei Indo
Barometer ini dilakukan pada 9-15 Januari 2020 dengan menggunakan metode
multistage random sampling yang melibatkan sampel sebanyak 1.200 responden dari
seluruh Indonesia.
Pengumpulan
data dilakukan dengan metode face to face interview menggunakan kuisioner yang
dilakukan oleh surveyor terlatih. Adapun margin of error survei ini sebesar ±
2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Tingkat
popularitas publik terhadap Anies Baswedan bahkan menyaingi tingkat popularitas
Prabowo Subianto yang sudah tiga kali ikut konteslasi pemilihan presiden. Indo Barometer bahkan sompat melakukan
simulasi menyandingkan Prabowo dengan beberapa calon presiden yang potensial di
2024, hasilnya lawan terberat Prabowo adalah Anies Baswedan. Angkanya adalah 41,4 persen vs 23,3 persen
atau selisih 18,1 persen, " Jadi, Prabowo dan Anies ini memiliki segmen
yang sama. Tapi kalau mereka head to head, pemenangnya masih Prabowo ",
Ujar SiDin Qodari.
" Anies kini menjadi simbol populisme. Saya ingin mengajak kepada teman-teman partai
maupun masyarakat yang masih pro terhadap
nasionalisme, saya kira harus ada barisan nasional yang secara serius
menghadang figur yang fokus pada isu populisme ini ",
Ujar SiDin Raja Juli di Hotel
Atlet Century, Senayan pada Ahad, 23 Februari 2020. Bagi Atoni retorika sah-sah saja, tapi tanpa kinerja,
semuanya menjadi nihil, " Apakah
kata-kata dapat membebaskan Jakarta dari banjir ? Pak Anies sebagai seorang Gubernur yang
inkompeten, hanya menggunakan retorika tapi tanpa kerja ",
Ujar SiDin Antoni.
Menurut
Antoni, sosok-sosok nasionalis yang terbukti kinerjanya, yang harus didorong
maju di Pilpres 2024, " Lihatlah apa yang dilakukan oleh Pak Anies
sebagai seorang Gubernur yang inkompeten, hanya mengemukakan retorika tapi
tanpa kerja. ” Menurut dia, hanya dengan kesadaran adanya
barisan nasional yang dapat mengantisipasi itu.
Sejak Pilkada langsung, panggung
paling seksi untuk maju sebagai capres adalah kepala daerah. Jadi, kalau
melihat tingkat keterkenalannya, Anies ini tentu sangat berpeluang untuk
2024 ", Ujar SiDin Qodari.
Tokoh-tokoh
nasionalis, kata Antoni, perlu didorong muncul, " Misalnya, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo,
Ibu Risma, Nurdin Abdullah dan
tokoh-tokoh lain yang bisa menjadi pengganti Pak Jokowi ",
Ujar SiDin Antoni. " Saya kira dari kubu Pak Jokowi harus
bisa mendorong tokoh-tokoh ini sekaligus untuk melakukan delegitimasi terhadap
Pak Anies yang memang kerap menggunakan isu-isu populisme ini ", Ujar SiDin Antoni.
Anies
Baswedan tokoh popular Gubernur DKI,
Anies
B ke Pilpres 2024 akan dihadang Partai PSI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar