NusanTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, 01/11/2018
byMcDonalDBiunG, 01/11/2018
Rumah sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara sejak
Sabtu (27/10/2018) mengalami kerussakan berat
akibat serangan udara tentara
Israel yang kembali terjadi di Jalur Gaza.
Jet tempur F16 Israel menjatuhkan Enam roket dekat lokasi Rumah Sakit Indonesia di Gazza Jumat
(26/10/2018) demikian kata Reza Aldilla Kurniawan relawan Medical Emergency
Rescue Committee (MER-C) di Gazza.
" Dentuman keras kelima roket tersebut
menyebabkan guncangan keras di area sekitar, bahkan mengakibatkan kerusakan di
beberapa bagian RS Indonesia. Ruangan yang mengalami kerusakan di antaranya
ruangan kantor administrasi, toilet, koridor, ICU, dan lainnya ", Ujar SiDin Reza tertulis di
MER-C. “ Guncangan besar sekali, debu-debu jatuh dari
atap. Saya langsung keluar dari wisma dan melihat kondisi Rumah Sakit Indonesia
mengalami kerusakan di beberapa bagian ”,
Ujar SiDin lagi.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang
diresmikan wakil Presiden Jusuf Kalla tahun 2016, merupakan rumah sakit asing terakhir di
wilayah tersebut. Akibat serangan yang
terjadi di dekat Rumah Sakit Indonesia ini, para pasien dipindahkan dan
ditempatkan di lorong-lorong yang lebih aman untuk menjaga keselamatan mereka.
Serangan udara (27/10) merupakan serangan balasan kepada
kelompok bersenjata Jihad Islam di Gaza, yang sebelumnya telah meluncurkan beberapa roket ke
Israel, Sebagai akibat serangan tentara Israel sebelumnya
yang mengakibatkan 4 warga Palestina meninggal saat aksi demonstrasi, pada
Jumat (26/10). Palestina telah
melakukan aksi protes di sepanjang Gaza sejak 30 Maret, menuntut diakhirinya
blokade Israel atas wilayah Palestina. Diduga selama Protes tersebut 213 warga Gazza
dibunuh pasukan Israel dan seorang tentara Israel mati diitangan penembak jitu
Palestina.
Presiden Jokowi yang mendapat
predikat 20 tokoh Muslim dunia 2018 yang
berpengaruh, mengecam keras tragedy tersebut dengan mengatakan, "
Ya kita tahu, rumah sakit itu rusak dan Indonesia mengecam, mengecam
keras serangan Israel di tanggal 27 Oktober kemarin ", selesai melepas Kirab Santri dan
Jalan Sehat Sahabat Santri di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (27/10/2018).
Meski Jalur Gaza terus dihantam
serangan rudal Isrel, Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia akan tetap bersama
Palestina. " Indonesia tetap dan akan selalu di belakang
bangsa Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya, enggak ada kata mundur
untuk itu! ", tegasnya.
Secara terpisah, juru bicara
Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra, menyebut salah satu serangan udara
Israel itu mengenai dan memicu kerusakan pada rumah sakit Indonesia di Gaza
bagian utara. Tidak diketahui pasti jumlah
korban akibat serangan udara ini. Namun sejumlah saksi mata menyebut beberapa
orang yang ada di rumah sakit Indonesia itu mengalami luka ringan akibat
terkena pecahan kaca dan reruntuhan bangunan.
Buntut insiden ini, Al-Qidra menyeru organisasi-organisasi internasional
melindungi institusi medis dan paramedis dari serangan udara Israel di Gaza.
Hasil gencatan senjata antara Hamas
dan Israel pukul 11:40 (16:40 WIB), yang
ditengahi Mesir, keadaan di RS Indonesia berangsur normal. "
Sebagian pasien yang sempat dievakuasi ke koridor koridor untuk
diamankan, sudah kembali ke tempat pembaringan awal, " kata Muhammad
Hussein relawan Indonesia. Muhammad
Hussein, yang baru mengecek keadaan di rumah sakit itu mengatakan, kerusakan
cukup parah, " Beberapa jendela pecah, beberapa ruangan atapnya hanucur dan roboh ",
tambahnya.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza sudah
beroperasi selama enam tahun dan
kehadirannya menjadi sangat krusial di tengah warga Gaza. Ide awal pembangunan Rumah Sakit Indonesia
di Gaza dipicu agresi Israel ke Gaza selama 22 hari pada 2008 yang
berakibat lebih 1.300 tewas dan lebih
5.650 luka-luka.
MER-C
yang melakukan kerja relawan medis di Palestina, mengambil inisiatif
membangun rumah sakit di utara Gaza,
inisiatif diambil karena saat agresi
rumah sakit utama Assyifa tidak bisa menampung korban serangan
Israel. Melihat reality banyaknya korban
serangan Israel 2008 dan rumah sakit Assyifa
yang sangat terbatas kemampuannya,
" Berpikir mungkin perlu
rumah sakit di sebelah utara. Akhirnya kita survei dan kita dapat (lokasi) di
Beit Lahiya, Gaza utara ", Ujar SiDin Joserizal Presidum MER-C dan
setahun setelahnya MER-C kembali membangun rumah sakit khusus Trauma pada
23/1/2009.
Rumah sakit tempat berobat,
Perusakan pasilitas umum sikap kurang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar