NusanTaRa.Com
byLaDollaHBantA, 24/09/2018
byLaDollaHBantA, 24/09/2018
Sugito warga sorong yang sedang
merumput untuk ternaknya sambil memetik kangkung untuk keperluannya di sekitar
perusahaan PT. Mitra Lestari Abadi (MLA), tanpa disadarinya telah berada di dekat
kolam dan iapun tewas karena di terkam oleh buaya yang ditangkar disitu. Berita kematian Sugito di penangkaran
tersebut tersebar luas di masyarakat dan tak terduga sekitar 24 jam setelah kejadian naas itu 300 buaya
yang ditangkar disitu mati di bantai membabi buta oleh 400 warga masyarakat.
Penangkaran buaya komersil itu
dikelola perusahaan PT Mitra Lestari
Abadi sebagian masih milik Negara di mana di dalamnya terdapat
ratusan buaya tangkaran yang akan di produksi,
Sugito tewas diterkam buaya dari
situ. " Menurut pengakuan salah satu pegawai CV MLA,
korban masuk tanpa izin. Di sekitar dan di dalam kolam tumbuh rumput dan
kangkung. Kemungkinan korban mau ambil rumput dan kangkung tanpa memikirkan
akibatnya ", Ujar Sidin
Wiratno, Dirjen Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistem KLHK, Minggu (15/7/2018).
Kepala Balai Besar Konservasi dan
Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat Basar Manullang dalam laporannya ke
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan cerita bermula
saat Sugito mencari sayur dan kangkung di sekitar penangkaran buaya pada Jumat
(13/7) pagi kemudian diterkam buaya dari penangkaran tersebut. Sabtu
(14/7), Sugito dimakamkan, tak lama setelah pemakaman berakhir sebanyak
kurang lebih 400 orang warga sekitar mendatangi penangkaran yang dikelola CV
MLA dan langsung melakukan tindakan
perusakan kantor.
Sebelumnya, Pasca tewasnya sugito Jumat malam warga sekitar menjadi marah, mereka mendatangi penangkaran untuk meminta
agar penangkaran itu ditutup, menanyakan
izin usaha yang dimiliki leh CV MLA dan
dalam pertemuan itu CV MLA
berkomitmen akan menunjukkan izin usaha dan menyanggupi memberikan uang
santunan. " Kelompok massa langsung melakukan tindakan
perusakan kantor, mess dan membantai semua persediaan buaya yang ada di dalam
kolam pemeliharaan. Dalam kerumunan massa yg anarkis tersebut, ada Wakil Bupati
Sorong (Pak Sunaryo) dan aparat Polsek namun tidak mampu berbuat banyak untuk
menenangkan massa ", Ujar SiDin
Basar Manullang Kepala BBKSDA Papua
Barat.
Setelah olah kejadian atas kematian
dan penjarahan buaya tersebut, "
Pada saat olah TKP, terdapat 300 ekor buaya mati dibunuh massa, yaitu
sepasang indukan dan 292 ekor berukuran 8 sampai dengan 12. Pada saat
pembantaian buaya, sebagian besar masyarakat melakukan penjarahan anakan buaya
berukuran di bawah 8 ", Ujar SiDin Basar.
BBKSDA maupun KLHK menyesalkan
kejadian ini dan menyerahkan pengusutan
kasus ini ke polisi. Wiratno mengatakan 300buaya yang mati dibantai itu
merupakan milik pemerintah atau negara.
" Semua milik pemerintah.
Indukan bisa diambil dari penangkaran lain ataupun bisa mengambil dari alam
ketika masih muda. Semua satwa liar itu adalah milik kita ", Ujar SiDin Wiratno. Kematiaan tersebut menjadi sorotan media dunia seperti Jepang terkait isu Lingkunan.
Sementara itu polisi masih melakukan
pengumpulan bahan keterangan bekerja sama dengan pemilik PT MLA. "
Polisi melaksanakan pengumpulan bahan keterangan dan koordinasi terhadap
saudara Albert Siahaan selaku pemilik PT Mitra Lestari Abadi dan masyarakat ", Ujar SiDin Kabid Humas Polda Papua
Barat Hary Supriyono.
Menemukan Buaya itu sulit,
Tapi warga kalap menghabisi Buaya Darat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar