NusaNTaRa.Com
byLaDollahBantA, S e n i n, 0 8 J a n u a r i 2 0 2 4
Dermaga nelayan di MASAKAMBING Madura |
Menangkap ikan dengan menyelam gunakan kompresor masih banyak dilakukan nelayan tradisional di berbagai daerah di Nusantara seperti salah seorang nelayan Baharuddin di Pulau Masakambing, Sumenep, Madura, Jawa Timur, banyak yang menangkap teripang dengan menyelam bebas gunakan kompresor tanpa standar keamanan. Kondisi penyelaman ini tentunya tidak aman seperti akan berakibat kerusakan dan Tuli, Kebutuhan hidup, kondisi kelengkapan yang mahal serta pengalaman para penyelamanan yang merasa biasa-biasa saja mak mereka melakukan dengan cara sederhana saja.
Sangat berani para nelayan penyelam teripang hanya dengan
menyelam bebas tanpa kelengkapana secukupnya
hanya dengan dengan bantuan kompresor sederhana mereka menyelam ke
kedalaman laut untuk menangkap Teripang,
mereka nelayan di Pulau Masakambing,
Sumenep, Madura, Jawa Timur.
sebagai akibatnya tak kurang para penyelam tripang disini mengalami lumpuh dan tuli dan
biasanya bila masih pemula para penyelam mengalami pendarahan darah dari mulut, hidung dan telinga
serta mengalami muntah dan
telinga berdarah setelah selesai penyelaman.
Baharuddin mantan
penyelam kompresor berbagi cerita. Pemuda
berusia 22 tahun ini baru beberapa bulan
lalu memutuskan berhenti mengambil teripang dengan menyelam menggunakan
kompressor terkait masalah keamanan dan kesehatan karena mereka
menyelam hanya pakai kompresor dari ban dalam, bukan khusus menyelam. Dalam satu tim penyelaman, ada enam sampai
tujuh orang, ada yang bertugas menjaga
mesin perahu, ada yang menjaga selang
kompresor sambil menjaga waktu (timer), ada
yang menjaga mesin kompresor, selebihnya menyelam, “ Kalau
di sini bahasanya, kalau gak muntah darah, kalau gak keluar darah dari hidung
sama kuping belum lulus ”, Ujar
SiDin Baharuddin dengan Logat Madurenya,
Kamis, (12/10/2023).
Nelayan Teripang di MasakambinG |
Ketika masih aktif, dia
biasa menyelam sampai kedalaman 30 meter di bawah permukaan laut dan
sekali penyelaman ia bisa menghasilkan 60-70 teripang. Hasil tangkapan tak menentu tergantung kondisi
alam tempat penyelaman serta sekali berangkat setiap orang penyelam bisa
sampai tiga kali
menyelam, “ Kalau untuk hasilnya dalam 15 hari itu kurang
lebih Rp2 juta gitu. Itu udah paling banyak itu, maksimalnya
”, Ujar SiDin Baharuddin dengan
Soppengernya (Jumawanya). Mereka berada di tengah laut selama setengah
bulan. Mereka menyelam ketika bulan kecil.
Sebelum dijual teripang dikeringkan sekitar tiga minggu dan
masa ini sekaligus mendadi waktu
istirahat bagi para penyelam. Waktu
penyelaman mereka kadang menyelam siang hari,
kadang malam dan kalau mau menyelam malam, mereka berangkat
sore dan pulang pagi dan perjalanan ke lokasi penyelaman bisa ditempuh
dalam dua jam. Harga Teripang sangat
yergantung pada jenis dan ukurannya, “ Kalau yang siang beda lagi, teripang itu yang
berkelas. Satu kilo [gram] bisa sampai Rp1,5 juta ”,
Ujarnya juga dengan Logat Madurenya yang Ahmader
(Manisnya)
Waktu menyelam bervariasi, di kalangan tua zaman dahulu
dalam satu kali selam bisa sampai satu jam
namun akhir-akhir ini, durasi lebih pendek terlebih katanya, bagi mereka yang masih baru belajar, waktu
menyelam sampai 15 menit 40 menit
bagi mereka yang berpengalaman. “ Tapi
kebanyakan sekarang penyelam teripang itu anak-anak muda. Yang pengalaman yang tua-tua, jaga mesin di atas, cari
lokasi ”, Ujar SiDin Baharuddin Laji. Dalam satu grup penyelaman, sekali turun, dua orang bersamaan, selang kompresor bercabang dua di pertengahan.
Mereka berjalan di dasar laut sambil memegang senter khusus. Satu sama lain, mereka tidak berjalan terlalu
jauh.
Teripang (Holoturia sp) |
Bila sudah sampai waktu yang ditentukan, selang ditarik
orang yang menjaga dari atas
perahu, karena bila terlalu lama, mereka
akan kram ketika sampai permukaan. Baharuddin
cakap ketika masih dalam laut terasa nyaman, biasa
saja, ccbaru terasa ketika sudah sampai atas.
Dalam setiap periode satu bulan, mereka biasa mendapat bagian Rp1,2 juta – Rp 2 juta per orang.
Michael Antony Ugiono, marine instruktur for the
International Uitemate Training Course, mengatakan, penyelaman dengan kompresor
ban tidak ada yang aman. Menyelam, katanya,
perlu kompresor selam yang memiliki
sarana alat-alat khusus penyelaman. Filter dalam kompresor ban tidak pakai
filter khusus penyelam, ia hanya gabus
atau spons. Banyak senyawa beracun yang berbahaya bagi
tubuh, sifat udara dalam kompresor ban itu panas yang berbahaya bagi paru-paru.
Sedang di kompresor penyelaman, katanya, ada drainase hingga udara tak terlalu
kering.
Penyelam harus dibekali pengetahuan tentang prosedur
penyelaman dengan baik, dibekali soal dekompresi. Dekompresi, katanya, terjadi
karena ada perubahan tekanan air laut yang tejadi terlalu cepat, kalau penyelam tak naik secara bertahap ke
atas, katanya, akan terkena dekompresi. Jadi,bisa terjadi antara lain lumpuh dan
tuli, “ Kalau
penghirupan saja salah, bukan menggunakan scuba, ya gak ada yang aman ”,
dan “ Kendati scuba itu mahal, Rp12-15 juta tetapi
tak bisa dibandingkan dengan nyawa manusia
“, Ujar SiDin Michael Antony
Ugiono dengan Plabomoranya (Hebatnya).
Penyelam teripang di Pulau MasaKambinG |
Panen Teripang dengan menyelam kedalam laut.
Alat penyelaman Teripang di
MasaKambing bak menantang maut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar